Edo dan Diska sudah sampai di butik tersebar di Indonesia, Nessa boutique namanya milik dari seorang wanita bernama Vanesaa Fransisca Zevano. Mereka langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam butik, untuk fitting baju pengantin.
"Ada yang bisa saya bantu Mbak, Mas?" tanya seorang karyawan pada Diska dan Edo.
"Saya ingin bertemu Mbak Nessa pemilik butik ini," jawab Edo tegas.
"Apakah kalian sudah memiliki janji untuk bertemu Bu Nessa?"
"Sudah, bilang saja Edo dan Diska yang datang ingin fitting baju pengantin."
Karyawan itu menurut, dia langsung ke ruangan Nessa untuk mengatakan apa yang tadi Edo katakan. Tak perlu waktu lama, Nessa keluar dari ruangannya.
"Maaf, jika kalian sudah menunggu lama," ujar Nessa menyesal.
"Nggak nunggu lama kok Mbak, saya dan calon suami saya juga baru datang," jawab Diska sambil tersenyum tulus.
"Langsung aja Mbak fitting bajunya," ujar Edo nggak mau basi-basi.”
Oh oke, ayo kalian ikut ke ruangan khusus tamu VIP untuk fitting baju."
Mereka langsung mengikuti Nessa dari belakang, Nessa mengambilkan baju yang akan di coba oleh Edo dan Diska. Kemudian mereka masuk ke ruang ganti, untuk berganti baju.
Edo sudah keluar dari ruang ganti, Nessa di buat terpesona dengan ketampanan Edo. Hanya terpesona, karena cintanya sudah menjadi hak milik Reza suaminya. Edo memang tampan, tapi bagi Nessa Reza jauh lebih tampan.
Setelah Edo keluar, Diska juga keluar dari ruang ganti. Diska terlihat sangat cantik, Edo sangat pangling, Diska juga tidak kalah kagum dan terpesona dengan ketampanan calon suaminya, Diska masih belum menyangka seminggu lagi dia akan menjadi Nyonya Edo.
"Gimana Mas, Mbak suka nggak sama gaun rancangan saya?" tanya Nessa, Nessa sangat berharap Edo dan Diska menyukai gaun hasil designnya.
"Suka Mbak, gaunnya cantik sehingga membuat calon istri saya jadi terlihat sangat cantik," puji Edo. Mendengar pujian yang Edo lontarkan, pipi Diska langsung merah merona.
"Gaunnya memang cantik dan cocok buat Mbak Diska, tapi Mbak Diska memang sudah cantik dari sananya walau memakai gaun biasa sekalipun," jelas Nessa.
"Mbak bisa aja, tapi Mbak Nessa jauh lebih cantik dari saya loh," ujar Diska.
"Tuxedo abu-abu dan gaun pink itu akan di kenakan saat resepsi, saat ijab kabul Mbak Diska akan memakai gaun warna putih. Apa mau di coba juga gaun warna putihnya?"
"Boleh Mbak." Diska langsung masuk kembali ke ruang ganti, untuk mengganti gaunnya dengan gaun warna putih untuk dia pakai saat ijab qabul. Di banding warna pink tadi, saat mengenakan gaun warna putih Diska lebih kelihatan cantik dan mempesona seperti bidadari yang turun dari kayangan.
***
Setelah fitting baju, Edo yang sudah sangat lapar. Mengajak Diska mampir ke sebuah restoran terdekat dengan butik, restoran pilihan Edo adalah Restoran Abraham. Mereka lamgsung masuk ke resto Abraham, Edo minta ruangan VVVIP agar tidak di ganggu pelanggan lain saat sedang makan. Pelayan menghampiri mereka, dan menanyakan apa pesanan Edo dan Diska.
"Mbak sama Masnya mau pesan apa?" tanya pelayan sopan.
"Kamu mau pesan apa Diska?" tanya Edo sangat lembut
"Aku terserah Mas aja deh, lagian aku bingung mau pesan apa," jawab Diska jujur.
"Saya pesan makanan paling mahal dan enak semuanya yang ada di resto ini," ujar Edo tegas.
"Baik, Mas."
"Minumannya?"
"Sama aja, saya mau pesan minuman paling mahal dan enak."
"Baik kalau begitu, Mbak dan Masnya tunggu sebentar. Kalau sudah selesai di masak, pasti akan langsung saya antarkan."
Pelayan keluar, untuk menyiapkan pesanan Edo.
"Kamu yakin mau pesan makanan dan minuman termahal di sini Mas Edo? Apa nggak terlalu berlebihan? Kita pesan aja makanan dan minuman biasa."
"Nggak kok, kan tadi kamu bilang terserah aku. Mas seringnya pesan makanan dan minuman terenak sejak dulu, karena harga menjamin rasa. Aku juga kan nggak tau kesukaan kamu, jadi pesan saja seperti itu."
"Iya deh, tapi menurutku tadi berlebihan banget. Lain kali jangan kayak gitu lagi ya, janji sama aku Mas."
"Iya, Diska Mas janji."
Datanglah beberapa pelayan, membawa makanan pesanan Edo. Dan makanannya sangat banyak, bukan hanya satu. Setelah mengantarkan pesanan Edo, pelayan itu langsung pergi dari hadapan Edo dan Diska.
"Kamu yakin Mas mau ngabisin makanan sebanyak ini?"
"Yakinlah, lagian kan bukan cuma Mas yang akan menghabiskan makanan sebanyak ini tapi kita berdua," jawab Edo dengan santai, Diska kesal Edo yang memesan banyak kenapa dia juga harus ikut menghabiskannya.
"Loh kok aku juga ikutan ngabisin?"
"Iyalah, Mas kan pesannya buat makan kita berdua. Harus kita habiskan loh, dari pada kita malah mubazir kan nggak baik."
Benar kata Edo, mereka nggak boleh membuang makanan karena mubazir. Banyak orang yang tidak bisa makan, malah mereka membuang makanan kan nggak boleh. Mau tak mua, Edo dan Diska terpaksa menghabiskan semua makanan yang Edo pesankan.
***
Setelah makanan di resto, dan jalan-jalan ke moll untuk membeli cincin pernikahan di sebuah toko mas langganan keluarga Edo.Yang bisa di pastikan cincin pernikahan mereka harganya selangit, walau bentuknya terkesan simple. Ya harganya memang selangit, mana mungkin seorang Edo memakai cincin pernikahan biasa.
Mereka langsung pulang ke rumah Diska, Edo yang menjemput Diska. Pastinya Edo juga, yang mengantarkan Edo pulang.