2. Minta Ijin Ta'aruf

820 Words
Edo mengantar Diska pulang, di perjalanan mereka hanya diam. Mereka berdua masih sangat malu-malu, tidak tau apa yang ingin mereka bicarakan. Diska dari tadi ingin menatap Edo secara terang-terangan, tapi tidak boleh karena itu akan jadi Zina mata. Jadi Diska dari tadi hanya menatap Edo sekilas, Edo terlihat sangat tampan saat sedang fokus menyetir mobil. "Dis!" panggil Edo lembut yang masih fokus menyetir. "Iya, Mas." Edo menyuruh Diska memanggilnya dengan sebutan Mas, dari pada di panggil Pak emang Edo sudah tua banget apa? Edo kan masih sangat tampan, walau sudah kepala tiga. "Rumah kamu di mana?" Edo sangat bingung mau mengantar Diska pulang, tapi dia tidak tau di mana alamar rumah Diska. Diska juga nggak bolang, jadi dia nanya saja dari pada muter-muter nggak jelas. "Ah iya, maaf aku lupa ngasih tau alamatku sama Mas." Diska menepuk keningnya, dia salah karena lupa memberitahu Edo. Diska sangat gugup satu mobil dengan Edo, Diska sendiri tidak pernah membayangkan itu terjadi. Diska dengan gugup, memberitahu di mana alamat rumahnya. Edo dengan senang hati, langsung mengantarkan Diska sampai rumah dengan selamat. Mereka sudah sampai di rumah Diska, rumah Diska lumayan bagus walau masih kalah sama rumah keluarga Almeera atau Masion milik Arkaan. "Mau mampir Mas?" tanya Diska ketika sudah turun dari mobil Edo. "Nggak usah deh, udah malem juga. Nggak enak kalau malah ngerepotin keluarga kamu," tolak Edo halus. Edo sangat lelah denfab emuanya, mangkanya dia lebih enak langsung pulang dan tidur. "Diska ajak teman kamu mampir, Papa mau kenal siapa temen kamu yang nganter kamu pulang," suruh Andre Papa Diska. Andre melihat putrinya di antar pulang sama cowok, mau nggak mau cowok itu harus berkenalan dengannya. Dia ingin memamastikan, apakah cowok yang sedang dekat putrinya adalah cowok baik. Mereka seperti dekat, kalau tidak mana mungkin pakai di antar pulang segala. "Mampir aja Mas, Papa yang nyuruh loh masa nggak mau," bujuk Diska. Akhirnya mau tidak mau, Edo menurut dia masuk ke rumah Diska. Diska dan Edo mengucapkan salam, terus menyalami Andre. "Siapa nama kamu? Apa hubungan kamu dengan anak saya?" tanya Andre tanpa basa-basi. "Saya Renaldo Fendo Edwich, kami tidak punya hubungan apa-apa Om," jawab Edo cepat. Edo tidak sepenuhnya salah dia kan memang tidak punya hubungan apapun dengan Diska saat ini. Diska sedih setelah mendengar jawaban dari Edo, dengan jawaban itu Diska jadi tau kalau Edo tidak mau menerima perhojodohannya. "Kalau tidak punya hubungan apa-apa kok kamu mau mengantarkan Diska putri saya pulang ke rumah?" "Awalnya saya memang tidak memiliki hubungan apapun dengan Diska, tapi setelah Almeera sepupu saya menjodohkan saya dan Diska. Saya rasa saya tertarik pada Diska, dan sekarang ingin bertaaruf dengan Diska. Saya meminta izin pada Om, apa boleh saya berta'aruf dengan putri Om? Saya ingin lebih mengenal dekat dia, sebelum saya memutuskan mengkhitbah putri Om untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anak kami nanti," ujar Edo tegas. Mendengar Edo menyebut Almeera, Andre jadi tau siapa Edo. Andre tau Almeera adapah istri bos Diska, dan keluarga bos dan istri bos Diska adalah orang yang terkenal di Indonesia pasti kekayaan tidak perlu di tanyakan lagi. Melihat mobilnya saja Andre langsung tau, Edo pasti bukan orang biasa. Andre bukan mantre, tapi dia hanya ingin putrinya mendapatkan pria untuk menjadi pendampingnya setara secara pendidikan dan pekerjaan atau kalau bisa dapat yang lebih Andre bisa lebih bersyukur. Andre hanya ingin kebahagian putrinya, walau kebahagian tidak bisa di ukur dengan materi. Misalnya saja Diska mendapat pria yang tidak punya pekerjaan dan pendidikan rendah, pasti pria itu akan menyuruh Diska untuk kerja mencari nafkah padahal itu bukan tugas Diska. "Owh berarti karena Almeera sepupu kamu, kamu mau bertaaruf dengan Diska." "Tidak, Almeera hanya menunjukkan jalannya dengan mengenalkan dan mempertemukan saya sama Diska. Sedangkan keputusan untuk betaaruf dengan Diska, itu murni keputusan saya sendiri."  Diska sangat bahagia, karena Edo pria impiannya mau bertaaruf dengannya.   Dia tak bisa mengambarkan kebahagiannya. Yang lebih membuat Diska senang, Edo meminta izin Papanya untuk bertaaruf dengannya sungguh Edo lelaki yang sangat gentle. "Nak Renaldo yakin?" Sebagai orang tua Andre juga ingin memastikan Edo itu benar-benar ingin bertaaruf dengan Diska, atau cuma main-main. Karena Ander takut  Edo terpaksa taaruf dengan Diska dan Diska tidak akan bahagia. "Panggil saya Edo saja Om, saya lebih suka di panggil itu semua orang yang mengenal saya juga memanggil saya dengan panggilan itu. Insya Allah saya yakin Om." "Oke, kalau kamu yakin. Saya mengizinkan kamu bertaaruf dengan putri saya. Tapi saya meminta kamu berjanji tidak menyakiti putri saya Diska." "Saya tidak mau mengumbar janji Om, tapi saya akan berusa sekeras mungkin untuk tidak menyakiti Diska putri Om." "Saya percaya sama kamu, semoga kamu memang berjodoh dengan Diska." "Aamiin Om, maaf Om sudah malam apa boleh saya pamit pulang. Tidak enak jika seorang pria sudah malam, masih berada di rumah gadis." Edo memang harus segera pamit pulang, karena sudah sangat malam dan dia juga sangat lelah. "Boleh, mari kita antarkan Edo sampai depan Diska," ujar Andre. Andre dan Diska mengantar Edo sampai depan, sebelum pulang Edo menyalami Andre.              
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD