Scientist Ly 1 - Eat Me!

1219 Words
Seoul, Korea Selatan, 12 Mei 2093 Lilly mengerjabkan kedua kelopak matanya pelan, wanita itu memperhatikan wajahnya dari pantulan cermin lalu pindah ke kedua bola matanya. Lilly tersenyum tipis, melihat pekerjaannya berhasil sukses tanpa cela. Ia sudah melakukan implant bola mata, mengganti bola mata aslinya dengan bola mata yang ia buat sendiri dengan menambahkan beberapa sistem yang membuat bola mata implant itu menjadi sangat berfungsi. Lilly memasukkan perangkat keras yang dapat membuat bola matanya mengamil gambar ataupun rekaman. Selain itu, iris pada bola matanya pun dapat berubah-ubah sesuai dengan emosinya. Lilly mengakui kalau ciptaannya ini sangat bagus, selain membuat untuk dirinya sendiri  ia membuat sepuluh bola mata lain yang siap dijual. Tempat Lilly menjual sangat mudah, ia hanya perlu masuk ke tempat perdagangan dunia bawah dan informasi tentang barang itu akan tersebar sangat cepat. Lilly menamai penemuannya kali ini dengan mata bionik, yang dayanya dapat diisi dengan cahaya dengan sensor canggih yang dapat mengubah cahaya apapun menjadi sumber daya. “Lightly, kita sudah mempunyai pelanggan untuk mata bionik itu!” Terdengar suara dari jauh, itu Lean salah satu robot berbentuk manusia yang ia ciptakan. Lean selama ini membantunya dalam hal melakukan riset maupun eksperimen. Tidak hanya Lean, ia masih memiliki robot lain. Lilly tersenyum senang, Lightly? Itu adalah nama panggilan barunya, ia sudah tidak memakai nama Lilly lagi sejak kejadian tiga tahun yang lalu. Lightly mengelus dagunya perlahan, “Jual dengan harga 10 juta dollar!” “Baik,” …. Bali, Indonesia 13 Mei 2093  Di hingar-bingar sebuah club malam, terlihat dua orang di pojok ruangan yang sedanng duduk bersama. Mereka tertawa dan bercanda bersama ditemani gelas-gelas berisi minuman alkohol. Seorang wanita tampak sangat cantik dengan rambut legam bergelombang, sementara tepat dihadapannya terlihat seorang pria yang sangat tampan dengan kemeja kusut dengan dasi yang sudah di longgarkan dari tempatnya. “Siapa namamu, cantik?” Pria itu membelai lembut wanita di depannya. Wanita itu tersenyum kecil, “Kau bisa memanggilku, Chara.” “Chara? Namamu sangat cantik, seperti dirimu.” Pria itu mendekat, bernapas pelan tepat di ceruk leher wanita itu, membuatnya merinding geli. Mencium lehernya lalu mengigit kecil di sana. Wanita bernama Chara itu mendesah pelan, mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Mereka semakin dekat, dengan satu kedipan mata, bibir mereka telah menempel satu sama lain, sementara jari Chara sudah berada di kepala pria itu, menarik lebih dekat membuat rambutnya kusut. Sementara salah satu tangan pria itu sudah menyelusup ke dalam rok Chara, meraba dan mencari tempat paling hangat di balik rok pendek itu. Ia segera menurunkan kain tipis yang menghalani, meninggalkan begitu saja jatuh di betis Chara. Tanpa mereka ketahui, seorang pelayan mengganti minuman yang berada di atas meja mereka. Pelayan itu menatap wanita yang beranama Chara itu dengan tatapan penuh makna, mengangkat bahu tak acuh lalu kembali ke belakang club. “Let’s get room! Aku sudah tidak tahan.” Pria itu teraksa menghentikan aksi panas mereka. Chara tersenyum malu-malu, bibirnya masih hangat akibat ciuman panas mereka. Begitu pula dengan bagian bawahnya yang sudah sangat basah, mendambakan sesuatu yang sedang membesar di balik celana pria itu. Pria itu menghabiskan minumannya dalam sekali teguk, ia menggiring Chara menuju salah satu kamar VIP di dalam club itu. Pria itu membanting Chara di atas tempat tidur lalu membuka dasi lalu membuka satu persatu kancing kemejanya, celana panjang hingga hanya menyisakan celana pendek. Chara melihat itu hanya bias menggigit bibirnya, tubuh yang terpahat sempurna berada tepat di depannya. Bagaimana jika nanti tubuh itu menindihnya? Pikiran itu membuatnya semakin tergoda. Pria itu berjalan ke arahnya, ikut duduk di atas tempat tidur lalu mendorong tubuh Chara hingga tubuh pria itu menindihnya dengan sempurna. Chara mendesah ketika merasakan milik pria itu berada tepat di atasnya membuat bagian bawah tubuhnya semakin basah. Pria itu mencium singkat bibir Chara sebelum merobek baju yang dikenakan Chara, menyisakan pakaian dalam senada berwarna merahl, ia sudah tidak sabar dapat merasakan memasuki wanita itu.  Pria itu turun menuju bagian bawah tubuh Chara, meraba lembut kaki wanita itu lalu mengecupnya hingga berhenti di paha bagian dalam milik Chara. Refleks Chara melengkungkan punggungnya ketika pria itu mencium klitorisnya, setelah Chara merasakan pria itu memasukkan jarinya membuatnya mendesah hebat. Pria itu memuaskan Chara dengan cepat, hingga beberapa saat kemudian Chara dilanda gelombang penuh nikmat membuat kepalanya pening. “You are ready now, time for me eat you!” Bisik pria itu pelan di telinga Chara sebelum membenamkan kepalanya di leher wanita itu. Ruangan itu semakin panas, ditambah suara desahan silih berganti keluar dari keduanya. Chara menikmati kegiatan panas mereka, hingga pria itu ambruk setelah ronde pertama. Chara menyingkirkan tubuh pria itu dari atas tubuhnya, membiarkannya terlentang tepat di sampingnya dengan tidak memakai pakaian selembar pun. Pria itu jatuh tertidur, akibat obat dosis tinggi yang ia berikan. “Masuklah, Lean!” Seketika tampak seorang pria membuka pintu mengenakan baju pelayan. Ia pria yang sama yang menukar gelas pria itu tadi. “Silahkan, Ly. Aku akan membersihkan tempat ini.” Lean memberikan baju ganti. Lightly yang baru saja menyamar menjadi wanita bernama Chara itu mengambil baju yang diberikan Lean lalu berdiri menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Lean, maidbotnya akan membersihkan semua kekacauan yang ia lakukan beberapa saat yang lalu. beberapa menit kemudian, Lightly keluar dengan rambut basah, dengan baju baru. “Apa dia perlu ku bunuh?” Lean bertanya, maidbotnya telah membersihkan seluruh jejak Lightly, seolah-olah tidak pernah melakukan apapun dikamar itu. Lightly menggeleng, mendekat ke arah tempat tidur memandang pria itu tanpa rasa tertarik. Permainan panas mereka sudah berakhir, walaupun sudah membuatnya cukup puas, pria itu tidak ada artinya lagi. “Dia seorang petinggi di kepolisian,” Lightly seketika tersenyum licik, “Pastikan kau mengambil tanda pengenalnya. Apa kau juga merekamnya?” Lean mengiyakan, maidbot itu pergi mengambil kamera kecil dari langit-langit serta pojok kamar. Lightly puas dengan pekerjaan Lean, tidak sia-sia ia membuat robot untuk membantunya. “Aku akan menggunakan orang ini suatu saat nanti!” Lightly sekilas memandang pria itu, beberapa garis kemerahan tampak akibat cakarannya akibat bersenang-senang tadi. “Ayo!” …. Gowa, Sulawesi Selatan Lightly telah sampai di vila yang bau saja dibelinya, wanita itu baru saja tiba menggunakan hyperloop, ia tiba bersama dua maidbotnya, Lean dan Naya. Sepasang maidbot yang membantunya untuk melakukan aktivitas. Wanita itu masuk ke dalam kamarnya, berdiri di depan cermin lalu mengamati wajahnya. Ia menghela napas panjang, wajahnya sudah banyak berubah sejak tiga tahun yang lalu. Orang-orang mungkin tidak akan mengenalinya walaupun ia menampakkan diri di depan mereka. Lightly menggelengkan kepalanya, mengusir pemikiran itu, ia keluar dari kamar lalu pergi ke labolatorium yang sudah disiapkan Lean. Butuh waktu lama untuk bisa pindah ke vila ini, vila yang berada di kaki gunung Lompobattang. Ada banyak vila lain yang berjarak lima puluh meter. Gunung itu sangat hijau dan alami, setelah di rawat sedemikian rupa hingga membuatnya untuk memilih pindah ke tempat ini. Selain itu, fasilitas yang disediakan juga sangat bagus. Di mulai dari transportas hyperloop yang dapat ia gunakan kapanpun, serta hanya orang-orang tertentu yang dapat berkunjung ke kawasan vila ini. Sebelum pindah, Lightly telah memasang pelindung yang akan melindungi aktivitasnya ketika melakukan eksperimen. Pelindung itu bernama force field, force Fields adalah sebuah gelombang elekromagnetik yang telah Lightly buat kembali dengan menggabungkan beberapa komonen baru dan di program dengan tujuan  membuat orang yang melalui area vilanya dengan jarak 10 meter akan langsung terdeteksi. Lightly juga memperbaharui force field sehingga jika akda seseorang yan membuatnya terancam, Ly akan langsung mengaktifkan mode menghilang yang membuat orang itu merasa masuk di tempat penuh ilusi dan tidak akan pernah menemukan vila miliknya, karena akan sangat beresiko bagi Lightly jika ada seseorang yang tahu ia berada di Indonesia dan juga sedang melakukan eksperimen, yang tentu saja ilegal. Di negara asalnya ini, tempat semua masalah hidupnya berawal. Lightly perlahan-lahan akan membuat dendamnya selama ini terbalaskan. ….
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD