bc

Eleonor and The Heirs

book_age18+
122
FOLLOW
5.1K
READ
forbidden
HE
loser
ancient
like
intro-logo
Blurb

Eleonor adalah putri Jendral besar William dari keluarga Bangsawan Duke Bavaria. Dia tergila-gila pada Pangeran Felipe sejak dia berusia sepuluh tahun. Namun semua orang diibukota menganggapnya bodoh dan tidak tahu malu. Dia sering mempermalukan diri sendiri di acara perjamuan kekaisaran sehingga membuat hampir semua pria bangsawan menatapnya dengan jijik. Di sekolah dia juga terkenal paling bodoh serta paling malas sehingga dia terlalu malu untuk ke sekolah karena rumor jelek tersebut.

Dia juga berulangkali di jebak dan dipermalukan oleh kedua sepupunya. Namun dia dengan bodoh masih menganggap mereka saudara yang baik. Dia juga sering kali diabaikan oleh kedua bibinya dan nenek tirinya sementara ayah dan ibunya berjuang di perbatasan. Dia tidak dididik dengan aturan putri bangsawan sehingga tumbuh menjadi gadis yang kasar dan tidak sopan.

Suatu hari dia dijebak oleh sepupunya dan jatuh ke kolam pada musim gugur yang dingin. Dia koma selama sepuluh hari. Namun pada saat dia bangun dia kemudian menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya. Di dalam keadaan koma itu, dia bermimpi panjang tentang masa depannya seperti film yang diputar.

Dia mencintai pangeran Felipe yang ternyata memanfaatkan koneksi militer ayahnya untuk merebut tahta. Setelah Felipe berhasil menjadi Kaisar dia segera mengambil Selir dan mengirim Eleonor sebagai Sandera di negara asing.

Dia mencintai pria itu sepenuh hati dan berjuang untuknya tidak kenal Lelah namun pada akhirnya Selir itu tetap menang. Dia dihukum mati karena dianggap memberontak. Karena kesalahan itu dia menyeret ayah dan ibunya kedalam kolam kematian.

Namun ketika dia bangun, dia sangat bersyukur bahwa itu hanyalah mimpi. Dia bersyukur masih punya kesempatan untuk mengubah takdir itu. Namun ternyata takdirnya sebagai permaisuri tidak berubah, apalagi setelah dia bertemu dengan Ernest, pria misterius yang sangat tampan

chap-preview
Free preview
Prolog
"Yang mulia, dia datang lagi." Bisik pelayan disamping Felipe. Seorang gadis berwajah bulat penuh bintik perlahan muncul dipintu dengan ekspresi malu-malu. Ditangannya ada sebuah kotak makan kayu yang indah. Gadis itu tetap dipintu karena tak ada yang menyuruhnya masuk. Dia menatap pelayan disamping Felipe penuh harap, berharap pelayan itu akan menyambutnya dan membiarkannya masuk menemui pangeran Felipe. "Dia sepertinya tidak menyerah. Apa yang dibawanya kali ini?" Tanya Brian yang duduk disamping Felipe. Pria tampan dengan wajah lembut itu mendengus sedikit, menyembunyikan perasaan jijik di sudut matanya. "Yang Mulia, aku membawakan kue buah kesukaan mu. Aku membuatnya sendiri." Eleonor perlahan melangkah masuk, tak peduli lagi dengan etika. Namun belum jauh dia melangkah masuk seseorang mendorong dan menjegal kakinya hingga dia jatuh terjerebab di hadapan Pangeran Felipe. Semua orang tercengang. "Yang Mulia, saudaraku bertindak bodoh lagi. Aku minta maaf atas namanya." Angela muncul dengan wajah tertunduk penuh rasa bersalah. Tanpa menunggu jawaban dia menarik Eleonor keluar ruangan itu. "Angela, tunggu. Aku hanya ingin memberikan kue buatanku ini pada Yang Mulia. Aku tidak berniat mengganggunya." Mata Eleonor tiba-tiba berkaca-kaca. Felipe melihat itu sambil menyesap anggurnya tanpa tanggapan apapun. Seolah dia sedang menonton pertunjukan bodoh. "Eleonor, berhenti bersikap norak. Kamu bahkan sengaja belajar membuat kue-kue ini di dapur. Aku tau rasanya buruk. Jangan membuat yang mulia marah." Bantah Angela. "Angela, aku sudah mengoreksi rasanya. Ini lebih baik." Eleonor masih bersikeras. Dia berdiri dan membersihkan pakaiannya yang berwarna kuning cerah. Ketika dia bergerak, seluruh gelang dan kalung emas di tubuhnya menimbulkan bunyi gemerincing seperti lonceng kecil. Dia mengenakan banyak perhiasan sebelum kemari dan bibi Theresia membantunya berhias. Pemerah pipinya tampak berwarna lebih merah dari tomat. Sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Secara keseluruhan dandanannya tampak seperti badut. Eleonor selalu seperti ini jika keluar kastil. "Ayo kembali. Lihat! Yang mulia tidak mengatakan apapun bahkan membiarkanmu masuk. Hmmpf..." Angela segera menutup hidungnya. "Parfum apa yang kamu pakai? Mengapa wanginya seperti wangi wanita dari rumah bordil?" Angela bergerak menjauh. Mendengar itu, wajah Eleonor semakin memerah. Air matanya mengalir deras membuat pemerah pipi dan bedaknya luncur. Riasannya sangat berantakan. Dia tampak seperti boneka poplin yang berlumuran darah. "Amalia bilang..." Eleonor menangis tersedu-sedu ketika Amalia muncul dipintu dan memotong ucapannya. "Kamu yang memilih sendiri aroma ini, mengapa aku yang harus disalahkan? Pangeran, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati. Eleonor perlu belajar etika lagi. Dia selalu membolos ketika kami bertemu guru etiket. Itu sebabnya dia jadi gadis liar." Amalia tidak menahan perkataannya sedikitpun. Eleonor menunduk sambil terus menangis. Dia merasa setiap bertemu pangeran Felipe, harinya sungguh sial. Namun hari ini benar-benar menyedihkan. Tidak mungkin pangeran Felip akan menyukainya setelah kejadian ini. "Eleonor, berhenti menangis. Ayo pulang." Angela mendekat dan membantunya berdiri. "Jangan mempermalukan dirimu lagi seperti ini. Tak ada pria di ibukota yang menyukai gadis bodoh dan norak seperti ini." Cibir Amalia dengan ekspresi jengkel. Eleonor perlahan bangkit. Dia melirik kotak kayu yang terlempar disudut dan segera maju untuk mengambilnya. Eleonor meletakkan kotak bekal itu beserta selembar saputangan di atas meja dihadapan pangeran Felipe. "Yang mulia. Aku sudah berusaha keras. Semoga anda menyukainya. Mohon diterima." Semua orang terkejut. Dia masih berusaha keras! Dasar tidak tahu malu! Eleonor segera berbalik sebelum semua orang bereaksi. Dia melangkah keluar dengan wajah berantakan. Semua pengunjung di restoran mewah ibukota itu melihat penampilannya membuat seluruh ibukota punya gosip baru yang menarik untuk di bicarakan. Seorang pria bermantel ungu di sudut kamar pribadi lainnya menatap tajam ke sekelompok gadis yang lewat itu. Alisnya yang tampan setajam pedang sedikit berkerut. "Aku belum pernah bertemu dengan gadis sebodoh itu." Gumam pria muda lain di sebelahnya. Mata mereka melekat pada gadis bergsun kuning emas dengan wajah berantakan. Beberapa gadis lain mengikutinya di belakang. "Apa yang dia lakukan?" Tanya pria muda berpakaian ungu gelap itu. Temannya mencibir. "Tidak kah kamu lihat mereka keluar dari ruangan pribadi Pangeran Felipe?" Mendengar ucapan temannya, alis pemuda tampan itu semakin berkerut namun dia tidak menanggapi. Matanya yang coklat menatap tajam kearah Eleonor yang hampir mencapai pintu. Semua pengunjung mulai gaduh dan bergosip. Namun Eleonor sepertinya tidak peduli. "Kamu selalu melakukan hal-hal bodoh di depan yang mulia Pangeran Felipe. Aku sudah mengingatkamu berkali-kali. Kami bisa menvoba cara lain." Angela yang berjalan di belakang berusaha menghibur namun sebenarnya lebih tepat mengatakan dia sedang menambahkan bahan bakar ke api. Suaranya tidak besar, namun orang-orang bisa mendengar dengan jelas. Itu seolah mengkonfirmasi apa yang terjadi di ruangan pribadi itu. Gelombang gosip lainnya mulai pecah. Para pengunjung yang sebagian besar adalah pria dan gadis bangsawan serta kaya diibukota mulai berbisik'bisik lagi. Sementara Eleonor tidak menanggapi. Dia terus berjalan menuju kereta dengan wajah tertunduk. Tiba-tiba sudut mulut pria berpakaian ungu itu melengkung membentuk senyuman menawan. "Kamu tertarik pada Angela atau Amalia?" Tanya temannya. Pria tampan itu masih tersenyum. "Gadis yang berpakaian Emas itu." Lanjutnya pelan. Mendengar itu temannya tersentak kaget. "Apa? Jangan bilang kamu tertarik padanya?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
56.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook