7. Sahabat baru

1240 Words
Sinta kembali menoleh kepada Anton yang ada di belakangnya. “Lo benaran teman adik gue bukan orang yang pernah bully adik gue?” tanya Sinta lagi pada Anton. “Suerrr Mbak, saya itu temannya Santi di desa.” “Oh, oke ....” Sinta mendekat ke arah senior-senior Anton. Anton ingin mencegah kakak dari Santi itu karena takut akan ada hal buruk yang terjadi pada Sinta yang Anton tahu seniornya itu terkenal kejam. Namun, kenyataannya dia hanya bisa melongo dan bergidik ngeri melihat apa yang terjadi. Suara pukulan dan tulang-tulang patah terdengar jelas di telinga Anton. Lelaki itu seperti sedang menonton film action. Ini adalah bentuk kekejaman yang hakiki dan baru pertama kali ia lihat, anehnya itu dilakukan oleh seorang perempuan, bahkan penyiksaan yang ia dapatkan dari seniornya mungkin tidak sebanding dengan penyiksaan yang diberikan kakaknya Santi kepada empat orang senior itu. Kenapa ber-4 bukankah mereka tadi ber-5? Tentu yang satu lagi sudah kabur saat Sinta mulai mendekat secara ia sudah dengar gosip tentang Sinta dan tidak mau ditindas oleh gadis itu. Anton tampak meringis dan memegang tangannya karena melihat Sinta memelintir tangan para senior ataupun Sinta yang menonjok mulut seniornya bisa-bisa gigi mereka patah. Anton jadi ngilu sendiri dibuatnya. Kaila yang berada di dalam mobil juga bergidik ngeri walau bukan kali pertama dia melihat Sinta melakukan kekerasan karena Sinta juga pernah memukul senior di jurusan mereka. Kaila bingung apakah ia harus melerai atau tidak? Kaila keluar dari mobil lalu menghampiri Anton . “Apa tidak sebaiknya kita lerai?” tanya Kaila kepada Anton yang masih melongo melihat kekejaman Sinta. Karena mendengar sebuah suara, Anton pun menoleh ke sumber suara. ~Kurasa ku tlah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama ~ Lagu pandangan pertama mewakili perasaan Anton saat ini. "Duh, mbaknya kok cantik banget ya," batin Anton. Lelaki itu masih terus terpesona menatap wajah Kaila. “Ehmmm.” Deheman Kaila menyadarkan Anton dari lamunannya. “Apa, Mbak?” tanya Anton yang kurang fokus. “Panggil Kaila aja jangan mbak. Itu apa nggak sebaiknya kita lerai Sinta?” “Oh nama kakaknya Santi itu Mbak Sinta ya. Iya ya sebaiknya kita le—eh sudah terkapar semua.” Anton melihat para seniornya sudah berjatuhan. Sinta menginjak perut salah satu dari senior itu yang ia yakini adalah ketua dari mereka semua. Sinta sebenarnya hanya ingin melakukan beberapa kali pukulan. Namun, karena mereka melawan dan mengumpati Sinta, gadis itu menjadi emosi dan memilih menghajar keempatnya sampai babak belur dan patah tulang. “Lo awas ya! Gue akan lapor ke bokap gue, lo pasti bakalan membusuk di penjara. Uhuk ....” “Emang bokap lo siapa? Presiden?” “Bokap gue Rudi Dirgantara pengusaha tekstil top 5 se-Indonesia dan gue putra bungsunya Vano Dirgantara.” “Gue Sinta Camelia, ayah gue Faisal Hamzah Hermawan pengusaha properti top 10 Asia. Kalau mau lapor silakan, tapi gue akan cari bukti lo suka ngebully mahasiswa baru. Gue juga bakal minta ayah gue cari tau kejelekan-kejelekan bokap lo. Biar lo menikmati jeruji besi terus bokap lo bangkrut dan nggak akan ada yang ngebebasin lo. Gimana?” "Sial! Dia ternyata lebih kaya dari gue," batin Vano. Lelaki itu pun menyerah, dibantu oleh temannya yang tidak terkena serangan mereka memutuskan pergi dari sana. *** “Makasih ya, Mbak Sinta,” ucap Anton sambil membungkuk 90 derajat, berlebihan memang. “Santi sama lo itu sama aja manggil gue mbak. Yuk Kai, kita pulang. Eh, siapa nama lo tadi? “Anton, Mbak.” “Anton lo mau ikut nggak?” “Ke mana, Mbak ? “Ya pulang. Mau nebeng, nggak? “Iya deh Mbak mumpung gratis.” Akhirnya Sinta, Kaila, dan Anton pulang bersama. Kejadian itu tidak luput dari perhatian seseorang. Perempuan itu menatap sendu Sinta, Kaila, dan Anton. “Ternyata Sinta sudah punya teman-teman baru, apa sih yang aku harapkan, Sinta saja benci banget sama aku, nggak mungkin dia mau bersahabat lagi sama cewek kotor kayak aku,” gumam Marsha. Perempuan itu adalah Marsha yang menyesal atas apa yang ia lakukan terhadap sahabatnya, dia juga menyesal tidak pernah mendengarkan perkataan Sinta. Sekarang dia hamil entah siapa ayah sang bayi di dalam kandungannya karena ia diperkosa bergilir oleh Rio dan teman-temannya. Orang tuanya pun sangat marah kepadanya. Entah kenapa tadi ia ingin ke kampus ini untuk menemui Sinta. Namun, sesampainya di sini dia takut menghampiri sahabatnya itu. Sinta sepertinya sudah mempunyai teman baru, tidak sepatutnya dia mengganggu Sinta lagi. *** Anton mengirimkan pesan kepada Santi. Anton : Santi, aku ketemu kakak kamu, dia bantu aku, dia hebat banget, San. Santi : Kamu ketemu Mbak Sinta? Iya sih Mbak aku memang segala bisa. Memang kamu dibantu apa? Anton : Dia menghajar senior-senior yang bully aku sampai terkapar. Santi yang sedang membereskan kamarnya hanya bisa menepuk jidat. “Mbak Sinta baru juga diingatkan buat nggak mukul orang, eh, malah bikin orang sampai terkapar,” gumam Santi. Santi juga meminta Anton agar tidak memberitahu sang bunda tentang pertemuannya dengan Sinta. *** Hari demi hari persahabatan Sinta, Kaila, dan Anton semakin terlihat. Tidak ada lagi orang yang mau membully Kaila atau memanfaatkan Kaila, gadis itu juga dari hari ke hari sudah bisa menjadi diri sendiri dan tampak lebih ceria. Hal ini juga terjadi pada Anton, tidak ada lagi orang yang menindas Anton selaku mahasiswa dari desa penerima beasiswa. Tentu saja itu semua karena mereka takut kepada gadis yang di juluki wanita iblis yaitu Sinta. Sementara itu Sinta dan Santi akan bertemu saat weekend tiba. Santi akan kursus memasak di hari Sabtu lalu dia menginap di apartemen Sinta, Minggu sore dia akan pulang ke rumah. Kadang Santi juga mengajak Dhita ke kota, Dhita hanya bekerja membantu bundanya menerima jahitan di desa, dia dan bundanya memang pandai menjahit. Dhita awalnya sangat kaget melihat Santi sebenarnya punya kembaran yang bernama Sinta, apalagi sifat Santi dan Sinta sangat berbeda walaupun kembar identik yang sama hanyalah kekuatan mereka. Anton pun yang berteman sejak SMA dengan Santi baru tau kalau Santi juga punya kekuatan tidak kalah hebat seperti Sinta. Santi menutupi aktivitas yang dia lakukan bersama kakaknya kepada sang bunda. Jika akhir pekan Santi hanya mengatakan kalau ia akan pergi kursus memasak lalu menginap di tempat temannya yang tinggal di kota karena merasa sangat lelah jika harus bolak balik. Bunda Ayudia pun percaya karena kemampuan memasak Santi semakin lama semakin meningkat. Sinta, Santi, Kaila, Dhita, dan Anton sekarang sudah membuat grup chat yang diberi nama ‘Super Power’ nama ini diusulkan oleh Anton dan disetujui oleh Kaila dan Dhita, sedangkan dua kembar sebenarnya tidak setuju, tapi mau bagaimana lagi mereka kalah suara. [Group Super power] Kaila : Gaes, weekend kita mau ke mana? Dhita : Gimana kalau ke tempat wisata petik stroberi? Aku dari dulu pengen banget ke sana, tapi belum kesampaian. Kaila : Setuju! Aku juga udah lama banget nggak ke sana. Gimana kalau kita ke kebun stroberi yang ada di Lembang? Kita berangkat hari Sabtu sore nginap semalam, paginya baru kita metik stroberi. Anton : Aku sih kalau yayang Kaila setuju, aku juga pasti setuju. Dhita : Hueeek @Anton Santi : Kalau aku setuju kalau Mbak Sinta setuju. Kaila : Ke mana Sinta? @Sinta Anton : Mbak Sinta, ketua geng super power ... where are you? @Sinta Sinta : Apaan sih siapa juga yang mau jadi ketua. @Anton Gue sih terserah Santi, kalau dia ikut, gue ikut. Kaila : Ya udah Sinta & Santi harus ikut, berarti kita fix ke kebun stroberi. Dhita : Yeay!!! Makasih semua. Begitulah kira-kira percakapan dari grup chat super power yang sedang menentukan destinasi liburan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD