Tak Elsa duga, tiga orang siswa datang mendekat, melingkari Elsa dan Febri seperti pagar. Elsa melirik siswa-siswa itu, sepertinya siswa angkatan mereka. “Sorry, El. Tapi Febri janjiin kita main bareng kalau kita mau magerin dia,” bilang salah seorang tersebut. “Kalo lo mau main sama kita, kita juga bisa-” “Diam,” desis Febri. Elsa sungguh tak tahu untuk apa Febri membuka blazer, sudah begitu lanjut membuka lengan kemeja lagi. Elsa khawatir melihat Irra dan Arum yang sedang berkelahi dengan Alma dan Tina. Eh? Tina? “Lihat apa, B-tch?!” maki Febri. “Tidak usah mengkhawatirkan orang lain, khawatirkan saja dirimu.” Ketiga siswa tadi berbalik, membuat space dengan tangan mereka, memberi ruang untuk Elsa dan Febri berkelahi. Febri yang mulai, menarik keras rambut Elsa. Sakit sekali. Par

