“Terima kasih,” balas Elsa tulus. “Duh, bucin terus tiap hari,” omel Wulan. Setibanya mereka di meeting room yang dimaksud, Elsa dan Wulan tampak gugup. Beruntungnya ada Adam yang menemani mereka. Ketiga orang itu berhenti di depan ruang pertemuan. Adam celingak-celinguk melihat sekeliling, begitu memastikan tidak ada orang di koridor, ia turun mencium bibir Elsa. Wulan yang berada di tengah mereka hanya bisa ngelus d**a. Menyaksikan Adam yang lembut melumat bibir Elsa. Wulan pikir, cukup sampai di situ, begitu Adam berniat mengganti angle, Wulan serta merta mendorong Adam menjauh. “Demi Tuhan, yang sabar, Adam... Tahan dirimu!” Adam cuman nyengir. Puas saat melihat wajah Elsa yang semerah tomat. Gadis perawan itu menunduk malu sambil menjilati bibir. “Sudah siap?” tanya Adam. Els

