2

861 Words
Bagaimana reaksi kalian jika tiba-tiba ada seorang pria asing yang meminangmu tanpa dasar cinta? Syok? Itulah yang Vanessa rasakan. Awalnya Vanessa menolak karena tidak ingin menikah tanpa berlandaskan cinta, tetapi ia juga merasa kasihan karena pria itu terus saja memohon agar ia menjadi istrinya. Ia mencoba memosisikan dirinya menjadi pria itu dan ia berpikir pasti akan melakukan hal yang sama demi sang Ibu bahagia. Jadi, ia memutuskan untuk menerima lamarannya. Saat ini, Vanessa sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Beberapa jam yang lalu, Reza sempat menghubunginya dan memberi tahu jika kondisi Arini kembali menurun. Begitu tiba di rumah sakit, ia langsung masuk dan mencari ruangan yang telah diberitahukan Reza padanya. Tak lupa Vanessa mengucap salam saat tiba di sana. Ia merasa sedikit risi karena mendapat banyak tatapan intimidasi dari keluarga Reza. Untung saja pria yang melamarnya kemarin dan Tiara bersama suaminya segera tiba dan berdiri di sampingnya. "Bagaimana keadaan Mama, Dok?" tanya Reza dengan keringat yang mengalir dari pelipisnya karena berlari saat ke sana. "Puji Tuhan, sekarang keadaan Nyonya Arini sudah lebih baik," jawab Dokter Andra. "Alhamdullilah." Dokter Andra beserta beberapa suster pamit undur diri membuat keadaan menjadi canggung untuk Vanessa. Ia merasa tak nyaman berada di antara keluarga besar Reza. "Za, siapa wanita di sampingmu?" Mendengar pertanyaan itu, degup jantung Vanessa memompa lebih cepat dari sebelumnya. Ia merasa gugup saat akan diperkenalkan pada keluarga besar Reza. "Oiya, ini Vanessa, Kak, calon istriku," jawab Reza yang membuat seluruh keluarganya kaget bukan main. Melihat berbagai ekspresi yang diciptakan dari masing-masing orang semakin membuat Vanessa tak percaya diri. Ia menghela napas berkali-kali untuk menghilangkan rasa kegugugupannya. Sesaat setelah acara memperkenalkan Vanessa pada keluarga selesai, mereka semua menunggu Arini untuk siuman. Mereka menantikan kesadaran dari seorang wanita paruh baya yang paling penting di keluarga mereka. Selang beberapa jam kemudian, Arini sadar dan Reza langsung memanggil Dokter Andra guna memeriksa kondisi Arini yang baru saja tersadar. Mendengar pernyataan yang Dokter Andra katakan, membuat sebagian dari mereka merasa terpukul. Tak hanya keluarga besar Abraham, Vanessa pun turut merasakan kepedihan yang mereka rasakan tatkala mendengar penuturan dari Dokter. "Jadi, apa solusi yang harus kami lakukan, Dok?" "Jalan satu-satunya adalah beliau menjalani operasi pengangkatan sel kanker di Cina." "Kenapa tidak di Indonesia saja?" "Kami tidak ingin membuat Nyonya Arini berada dalam masalah baru karena peralatan di Indonesia sangatlah kurang. Jadi, kami harap beliau sudah terbang ke Cina dalam dua minggu ini," jawab Dokter Andra atas semua pertanyaan yang diberikan oleh keluarga Abraham secara bergantian. Arini menangkap sosok wanita cantik yang berdiri di samping Reina. Ia mengembangkan senyum lalu memanggil wanita itu untuk mendekat ke arahnya.  "Kamu siapa?" "Aku Vanessa." "Vanessa?" "Dia calon istriku, Ma," jawab Reza melihat kebingungan yang tercipta dari wajah Arini saat melihat sosok Vanessa. "Kamu yang akan menjadi menantuku?" "Iya," jawab Vanessa dengan gugup. "Alhamdulillah, bilang sama orang tuamu kalau besok keluarga kami akan datang melamarmu secara resmi." "Tidak bisa, Ma. Kita akan datang ke rumahnya kalau Mama sudah sembuh," kata Imran. Dengan sangat terpaksa, Arini menuruti keinginan suaminya daripada ia harus mendapatkan dosa yang begitu banyak karena tak patuh pada perintah suami. Arini tersenyum penuh kemenangan karena tak lama lagi semua permintaannya akan terlaksana. Paling lambat dalam dua minggu ini, ia pastikan akan tampil sehat di hadapan semua para tamu undangan di pernikahan Reza. Mereka memutuskan agar orang tua Vanessa akan datang ke rumah sakit untuk melangsungkan acara lamaran di sana. Sehingga Arini tak perlu repot meninggalkan rumah sakit di saat keadaannya belum terlalu stabil. ~~~ Setelah melalui serangkaian adat, akhirnya hari ini tiba. Hari di mana pernikahan Vanessa dan juga Reza akan berlangsung. Semua proses dilakukan dengan cepat karena Arini menginginkan pernikahan telah rampung sebelum ia berangkat ke negeri tirai bambu, Cina, untuk menjalankan operasi pengangkatan sel kanker yang menggerogoti tubuhnya. Untung saja Vanessa memiliki gaun pengantin yang ia rancang jauh-jauh hari khusus untuk dirinya sendiri. Dan sekarang ia mengenakan gaun putih itu dengan pas dipadukan dengan make up yang terlihat natural pada wajahnya. Akad nikah akan diadakan sebentar lagi pada kediaman Zavino, rumah orang tua dari Vanessa dan resepsi akan digelar di sebuah ballroom hotel milik keluarga Abraham. Vanessa tampak begitu cantik dengan balutan gaun putih yang terlihat sangat pas di tubuhnya. Seyza terus saja menggoda Vanessa hingga membuat pipi sang Adik bersemu. Untung saja ia memakai blush on sehingga membuat wajahnya yang seperti udang rebus tidak terlihat. Di saat Vanessa sibuk berdebat kecil dengan Seyza, Sisca memberi tahu jika mereka harus segera keluar untuk menemui sang pengantin pria. Ya Tuhan, aku sangat gugup. Tolong hambamu. Vanessa keluar dari sebuah kamar yang dipesan khusus untuknya menuju ballroom dibantu oleh Seyza. Ia menjadi semakin gugup karena merasakan jika Reza sedari tadi menatapnya tanpa berkedip. Beberapa saat kemudian, Reza mengucapkan janji suci di hadapan Allah dan para saksi. Dengan instruksi dari penghulu, Vanessa mencium punggung tangan Reza dan setelah itu Reza mengecup kening Vanessa dengan waktu yang lama. Kemudian mereka saling memasangkan cincin pernikahan, lalu mereka berdua menandatangani buku nikah. Selepas acara akad nikah, para tamu undangan dipersilakan untuk menyantap hidangan yang telah disediakan. Vanessa dan Reza mendapat banyak ucapan selamat dari para keluarga besar mereka. Terutama Reza, ia mendapat beberapa wejangan yang berasal dari keluarga Vanessa dan ia akan mengingat itu sampai nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD