bc

Maju Duda Mundur Jejaka

book_age18+
1.7K
FOLLOW
14.8K
READ
love-triangle
family
fated
arranged marriage
CEO
drama
sweet
secrets
chubby
affair
like
intro-logo
Blurb

Perempuan gemuk sering dipandang sebelah mata, dibully sepertinya sudah jadi makanan mereka sehari-hari.

Tapi bagaimana jadinya, jika si gendut cantik ini diperebutkan pria-pria tampan?

Reisya Clemira Prameswari Raharjo, kehidupannya begitu rumit. Kini ia sebatang kara dan tinggal di rumah peninggalan kedua orangtuanya bersama sahabat yang kini telah menjadi seorang janda dan memiliki satu orang anak. Setidaknya, itu tak membuatnya merasa kesepian.

Lalu ia bertemu dengan Yuga Sebastian Manendra, pemilik taman bermain edelweis . Sang duda yang memiliki dua orang anak. Si pucat yang terlihat dingin dan ketus, tapi sebenarnya begitu hangat dan penyayang.

Dan saat ia tengah begitu jatuh cinta, Rei harus menghadapi masalah lain. Ia dijodohkan dengan Kuntara Kinandra Arsen yang selama ini ia kenal sebagai sahabat dari adik tirinya, Vinendra Adhitama Raharjo .

Lalu siapa yang akan menjadi pilihannya?

Yuga sang CEO berstatus duda?

Kuki yang juga seorang pewaris perusahaan?

chap-preview
Free preview
1. Kolong Wewe
Taman bermain Edelweis menjadi salah satu destinasi yang paling diminati belakangan. Taman bermain yang baru dibuka di tengah kota itu dibangun dengan kesan floral klasik dengan nuansa warna pastel dan dibuat dengan nuansa barat klasik. Permainan-permainan baru yang ada di sana membuat Edelweis menjadi pilihan utama dibandingkan taman bermain sejenis. Saat ini seorang gadis bertubuh gempal tengah sibuk merias diri. Ia bekerja di rumah hantu di taman hiburan itu. Bersama rekannya yang lain dan juga sang adik yang kini mengenakan pakaian drakula. Gadis itu bernama Reisya Clemira Prameswari Raharjo, di sampingnya adik tirinya Vinendra Adhitama Raharjo yang biasa dipanggil Vhi. Rei kini mengenakan pakaian putih dengan rok compang-camping. Gadis itu sebenarnya sedikit kesal karena hari ini ia harus mengenakan pakaian wewe gombel dan itu kostum yang paling tak ia sukai. Vhi tetap terlihat tampan, ia bahkan membuat rambutnya tertata klimis. Rei kemudian memakai kostum utama, ia menggantungkan d**a boneka. Gadis itu menatap pada cermin, berdecak kesal disaat Vhi malah terkekeh karena sang kakak menaik turunkan benda besar berbentuk seperti dua guling panjang itu di depan tubuhnya. Melihat kelakuan sang adik tiri membuat Rei kesal kemudian memilih duduk kembali. "Ketawa aja terus," kesal Rei. "Ya habis lo goyang-goyang gitu." Vhi mengatakan. Meskipun usia Rei lebih tua dua tahun dibandingkan Vhi, pria itu tak terbiasa memanggil sang kakak dengan panggilan kakak, Mbak atau sebagainya. "Buruan pulang sana sih Vhi," ucap Rei mengingatkan. Sudah hampir seminggu ini Vhi melarikan di dari rumah sang nenek dan memilih untuk tinggal bersama Rei. Pria pemilik senyum kotak itu melirik kesal pada sang kakak. "Lo ikut kan kalau gue balik?" Rei melirik kemudian tersenyum. "tentu saya ...," jawabnya menggantung. Vhi tersenyum senang, ia memerhatikan kembali cermin di hadapannya. Senang ketika mendengar apa yang dikatakan sang kakak tiri. Rei kini merias wajahnya dengan darah palsu yang membuat riasannya semakin seram. Ia kemudian melirik ke arah Vhi. "Tentu saja tidak," Rei melanjutkan ucapannya buat Vhi beringsut kecewa. Rei kembali merapikan riasannya, ia kemudian menatap ke arah vhi yang menatap dengan tatapan memohon. "Inget, aku bukan keluarga kamu," ucap Re. "Kamu masih bagian keluarga Raharjo," kata Vhi mencoba ingatkan. "Ya, meski begitu nenek dan orang tua kita beda. " Lagi Rei mengingatkan pada Vhi yang sejujurnya tak peduli tentang itu. "Ayo dong Rei, please." Vhi merengek. Rei terdiam, ia meminta sang adik untuk diam, Vhi mendekatkan wajahnya. Keduanya mendengar suara anak kecil. "Anak nangis ya?" tanya Rei. Bukan hanya Rei, tapi beberapa orang yang berada di ruangan juga terdiam coba dengarkan suara yang berada di sana. Rei kemudian berdiri coba mencari asal suara yang sepertinya berasal dari belakang, sementara Vhi malah mendengar suara dari luar dan memilih berjalan ke luar. Saat itu-- "Rei, tolong gue!!!" Rei menoleh kemudian berlari mengejar saudaranya itu. Sementara yang lain terpaku dengan kejadian di hadapan mereka. Rei menarik tangan Vhi membuat rangkulan dan tarikan dua pria yang jelas adalah utusan sang nenek lepas. Membuat keduanya kini berlarian di luar taman bermain. Tak sedikit orang yang terkejut Apalagi rei menggunakan kostum dan make up yang menyeramkan. Rei sadar diri tubuh gempalnya tak mungkin bisa berlari dengan cepat. Ia kemudian berlari ke bagian toko-toko bersembunyi di antara rak -rak boneka. Keduanya saling terengah-engah karena berlari sejak tadi. Saat itu seorang anak laki-laki berusia lima tahunan berdiri di hadapan Rei dan Vhi ia menatap kedua hantu yang lepas itu hingga hampir menangis. Vhi meletakkan telunjuknya di bibir meminta agar si kecil tak berteriak atau menangis. Sayangnya .... "Huaaaaa, setan!!!" "Aish!" Vhi menarik tangan Rei yang sepertinya tak bisa lagi melangkah. Rei memaksakan diri, kemudian berdiri keduanya berlari lagi ke luar taman hiburan. Langkah Rei terhenti ia meminta Vhi berlari sendiri. Sayangnya Vhi kembali dan ia tertangkap. Rei mengejar berusaha menahan sang adik. "Lepas! ah elah!" Vhi memberontak. "Nyonya Ayu minta Aden pulang," kata salah satu pengawal tegas. Lalu salah satu mendorong rei hingga menjauh dan nyaris terjatuh. "Heh!! Itu kakak gue!! Lepas! gue bakal balik. Lepas!" Vhi mengibaskan tangannya membuat sang pengawal melepaskan pegangan mereka pada Vhi. "Lo enggak apa-apa Rei?" Rei mengangguk, "Enggak apa-apa. Lo balik dulu. Eyang pasti kangen." Vhi anggukan kepala, "Titip salam buat Iva sama Jeno. Gue pasti balik." Rei mengacungkan ibu jarinya. "Sana, ati-ati." Vhi berjalan masuk ke dalam mobil. Ia terpaksa mengikuti apa yang di katakan para pengawal dan memilih kembali ke rumah, ia tak ingin mencari gara-gara untuk sementara waktu. Sebenarnya Vhi senang tinggal bersama Rei selain karena ia bisa merasa lebih bebas dan bisa mengembangkan minatnya menjadi seorang Youtubers, pria itu juga bisa dekat dengan Iva yang rumahnya bersebelahan dnegan Rei. *** Sementara di sisi lain ada seorang pria berkulit putih yang kini tengah sibuk mengelilingi Taman Bermain Edelweis, ia adalah Yuga Sebastian Manendra. Ia mencari putra bungsunya yang sejak tadi menghilang. Memang sudah menjadi kebiasaan si bungsu berkelana. Hanya saja kali ini para pengawal lepas perhatian dan kehilangan jejak. Yuga mengotak atik ponsel miliknya mencoba melihat keberadaan putra bungsunya melalui GPS yang ia aktifkan pada jam tangan yang sengaja dikenakan Chelo. Tentu saja ia juga sudah mempersiapkan itu sebagai salah satu antisipasi jika kejadian seperti ini terjadi. Yuga telah menemukan lokasi Chelo, ia kembali pada mobil golf yang di ia pakai untuk mencari buah hatinya itu. "Arena pertokoan," titahnya membuat mobil segera melaju ke lokasi yang dikatakan sang atasan barusan. Iringan mobil golf itu melaju mengikuti arahan sang atasan. Yuga pria berusia tiga puluh dua tahun, pemilik Taman Bermain Edelweis. Lima tahun yang lalu sang istri meninggal karena melahirkan anak kedua mereka. Dua tahun belakangan ia membangun taman bermain yang menjadi salah satu keinginan mendiang istrinya. Mobil itu terhenti saat Yuga mengangkat tangannya. Pria itu melihat sepeda yang gunakan Chelo terhenti di salah sattu toko. Pria itu segera berjalan turun lalu berjalan menghampiri toko. Ia berjalan masuk lalu berkeliling ke tiap-tiap rak yang berada di sana. Ia tak menemukan buah hatinya itu. Ia kembali menatap layar ponselnya, mengikuti arahan dari GPS jam milik Chelo. Lokasinya tak jauh, semakin mendekati titik pusat. Yuga menunduk menemukan Chelo yang bersembunyi di bawah rak pakaian. Anak itu tersenyum saat sang ia melihat wajah sang ayah. "Papi," sapanya kemudian berguling ke luar dan memeluk sang ayah. Yuga merasa lega meski ia ngin sekali marah rasanya menghadapi si bungsu yang ada-ada saja kelakuan yang membuat ia cemas. Yuga lalu menggendong Chelo, mengusap dan mengecup pucuk kepala anak laki-laki itu beberapa kali. Pria itu lalu membawa Chelo menuju mobil golf dan mengajak anak bungsunya untuk segera pulang. Di mobil yang lain terlihat pengawal membawa sepeda roda empat milik anak laki-laki itu. "Papi," panggil Chelo. "Hm?" tanya Yuga sambil menatap buah hatinya. "Ello lihat setan," ucap anak itu. "Setan?" Chelo anggukan kepala. "Serem banget sama drakula." Yuga terkekeh lalu mengusap rambut Chelo. "Cuma bayangan kamu Nak," ujar Yuga. Chelo menggelengkan kepalanya. "Beneran Pi," rengeknya coba meyakinkan. "Oke, oke, papi percaya. Kalau lihat lagi suruh pergi ya. Blang jangan ganggu Chelo." Chelo mengangguk mendengarkan apa yang dikatakan sang papi. Tak ada percakapan lagi di antara keduanya. Si pemilik pipi gembil itu telah terlelap beberapa menit kemudian. Mobil itu terhenti tepat di samping mobil Yuga. Ia segera turun sambil menggendong Chelo dan segera masuk ke dama mobil. Di dalam mobil Cherry sedang sibuk membaca buku miliknya. Anak itu menatap sang ayah juga adiknya yang terlelap. "Besok kalau papi ke sini Cherry di rumah aja ya?" "Hmm, boleh kalau Cherry emang ngerasa bosan. Besok Papi minta Bu guru untuk cari guru les buat kamu." Cherry anggukan kepalanya, ia kemudian kembali membaca buku miliknya sementara mobil kini sudah melaju menuju kediaman Yuga.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook