Masa lalu

665 Words
Flashback Hari ini adalah hari berbahagia bagi Martin. Pasalnya kini dia bisa pulang kembali ke rumah setelah sekian lama bekerja di luar kota. Sungguh rasa rindu yang menggebu membuatnya tak sabar ingin bisa segera melihat wajah cantik sang istri dan wajah lucu putrinya. Setelah sampai di rumah. Pria itu segera berlari menuju kamarnya. Tempat di mana dia bisa menemukan istri tercinta dan putri semata wayangnya. Namun sayang, dia tak bisa menemukan sosok yang dicarinya di dalam kamar. Karena rasa rindu yang menggebu, pria itu pun segera berlari ke dapur. Berharap di sana bisa menemukan istri tercinta dan putrinya. Dan lagi-lagi Martin harus kecewa karena nyatanya dia tak menemukan sosok yang dicarinya. Dia hanya menemukan Bi Inah yang sibuk memasak. Tak putus asa, pria itu tetap memutar pandangannya mencari sosok yang dicarinya. "Anda sedang mencari siapa, Tuan?" Tanya Bi Inah yang menyadari majikannya pulang dan pasti sedang mencari istrinya. "Clara dan Qiran ke mana, Bi?" Tanya Martin. "Oh... Tadi katanya keluar sebentar ke taman. Non Qiran mau makannya sambil jalan-jalan di taman," ucap Bi Inah membuat senyuman terbit di wajah Martin yang sempat khawatir. Pria itu pun segera bergegas pergi. "Tuan tidak ingin minum dulu?" Tanya Bi Inah. "Tidak perlu, Bi. Saya akan makan dan minum yang disiapkan istri saya," ucap Martin segera keluar dan mencari istrinya ke taman. Senyumannya terus mengembang. Dengan paper bag yang sejak tadi dia bawa di tangan kanannya. Sungguh ini adalah oleh-oleh terbaik yang telah dia siapkan untuk istri tercinta dan putrinya. Mutiara air laut khas Lombok dengan kualitas terbaik. Yang telah dirancang secantik mungkin menjadi gelang mutiara yang indah. Dan kini rupanya dia justru harus menelan kekecewaan yang dalam. Di taman dia melihat dengan jelas, Clara sedang bermain bersama putrinya dan seorang pria. Pria yang dia ketahui dulu pernah menjalin hubungan dengan istrinya. Betapa kecewanya Martin. Mungkinkah sang isteri kembali menjalin hubungan saat jauh darinya. Sungguh keterlaluan. Tanpa pikir panjang pria itu membuang paper bag di tangannya dan berjalan cepat demi mengikis jarak dengan mereka. Martin pun segera meraih putrinya untuk dia gendong. Sedangkan Clara terkejut atas kehadiran suaminya yang tiba-tiba. Karena biasanya Martin akan pulang setelah memberikan kabar. "Mas," gumam Clara terkejut. "Ya, aku pulang. Kenapa kau terkejut?" Tanya Martin ketus. Martin benar-benar tak habis pikir. Perempuan yang dia cintai bisa bermain hati saat jauh darinya. "Mas, ini enggak seperti yang kamu pikirkan. Tolong dengarkan penjelasan aku. Aku mohon," ucap Clara menyadari suaminya mulai salah paham. Sungguh Clara tak ingin memperkeruh masalah. Nyatanya dia memang tak pernah bermain hati. "Lalu jika bukan berselingkuh, apa maksudnya kau bersama pria ini di taman?" Tanya Martin berteriak. Sungguh rasa kecewa membuat emosinya berlebihan. "Kami tidak sengaja bertemu. Sungguh. Aku sedang menyuapi Qiran di taman dan aku melihat dia," ucap Clara mulai meneteskan air mata melihat kemarahan suaminya. "Sudahlah. Aku tahu kau memang tak pernah bisa mencintai aku. Jadi kalau kau ingin bersama dia. Silahkan kau pergi. Dan jangan harap kau bisa kembali bertemu dengan Qiran. Dia hanya anakku," ucap Martin membuat Clara menangis pilu Sedangkan Seno, mantan kekasih Clara, pria itu pun mendekat ke arah Martin. Berusaha ingin menjelaskan apa yang terjadi tapi sayang Martin tak mau peduli. Martin terlalu cemburu karena dia tahu hubungan apa yang pernah dijalin oleh Clara dan Seno di masa lalu. "Tolong, Pak Martin. Tolong setidaknya dengarkan penjelasan saya. Ada hal penting yang harus saya sampaikan kepada anda. Ini terkait Qiran dan Clara. Termasuk keluarga anda." Ungkapan Seno membuat Martin tertawa sumbang. Pria itu semakin yakin Clara memang masih menjalin hubungan dengan Seno. "Aku tak peduli. Silahkan jika kau ingin mantan istriku ini. Asal jangan ganggu hidupku dan Qiran," ucap Martin membuat Clara memeluk kaki Martin sungguh Martin terlalu salah dalam berpikir tentang dirinya. "Mas, aku mohon. Tolong dengarkan aku," ucap Clara menangis sambil terus memeluk kakinya. Sayangnya Martin justru menggerakkan kakinya hingga pelukan Clara terlepas. Sedangkan pria itu segera berjalan cepat menuju mobil membawa putrinya. Membiarkan Clara menangis dan mengejar mobilnya yang telah berjalan. Tak peduli akan teriakan dan tangisan sang istri yang pilu. Flashback end
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD