Bagian 3

1929 Words
Author Pov Zalea dan yang lainnya sudah sampai di Mall, tepatnya Mall terbesar di Jakarta. Digo tampak senang bisa jalan-jalan di Mall. "Digo mau beli apa, sayang?" tanya Zalea yang sejak tadi memang menuntun Digo jalan. "Digo mau beli baju, mainan, sama sepatu Aunty," jawab Digo ceria. "Terus sekarang kita mau ke mana dulu, Kak Trissya?" tanya Zalea pada kakak iparnya itu. "Kita ke toko mainan dulu ya, sayang?" tanya Trissya pada Digo. "Iya, Mom," jawab Digo sambil mengangguk. "Ayo, Lea, kita ke toko mainan dulu!" ajak Trissya . "Iya, Kak!" Mereka pun sampai di toko mainan, Digo langsung memilih mainan yang ia suka. Dia berkeliling mencari-cari mainan yang mungkin disukainya. *** "Aunty, Anda au eli ainan yang anyak, ya!" ucap Manda pada Keira, tantenya. "Iya, entar kita beli mainan yang banyak, tapi Manda minta uang sama Daddy yang banyak, yah?" Mendengar ucapan Keira, Rezka mendengus. "Daddy Anda Inta uang yang anyak uat eli ainan," pinta Manda pada Reska. "Uangnya udah Daddy kasih ke Aunty kamu, jadi Manda bisa pilih mainan yang banyak. Sepuasnya," ujar Rezka. "Matacih Daddy, Anda cayang daddy!" seru Manda. "Daddy juga sayang Manda, malah sayang banget," ucap Rezka sambil mencium pipi cubby Manda. "Rez, biar Keira sama anak-anak ke toko mainan, kita nungguin mereka di food court aja gimana? Gue mager jalan soalnya," ajak Aldo. "Okee," ucap Rezka. "Bun, Ayah sama Rezka nunggu kalian di food court aja, ya!" "Iya, Yah, nanti kalo kita selesai pasti langsung nyusul," ucap Keira. "Kiara, Ayah sama Uncle Rezka ke food court, ya, nanti kalian nyusul!" pamit Aldo pada Kiara, anaknya. "Iya, Ayah. Kiara kan, udah sama Bunda dan Manda." "Manda baik-baik sama Aunty Kei, ya! Daddy sama Uncle Aldo nunggu di food court!" pamit Rezka Mereka pun akhirnya berpisah, Keira, Kiara dan Manda ke toko mainan sedangkan Aldo dan Rezka ke food court. Sesampai Keira dengan anak dan keponakannya di toko mainan, Kiara langsung memilih mainan yang ia sukai bersama bundanya. Sedangkan Manda mencari boneka Doraemon yang sudah lama diidam-idamkannya. Ketika Manda sedang memilih boneka Doraemon ia melihat Aunty cantiknya, yaitu Zalea, kemudian Manda langsung menghampirinya dan memeluknya. Zalea kaget ketika ada anak kecil yang tiba-tiba memeluknya, Zalea mencoba mengingat siapa gadis kecil yang memeluknya. "Onty cantik!" panggil Manda. Mendengar panggil itu, dia jadi ingat dengan gadis kecil yang bertemu dengannya di taman, gadis kecil itu adalah Amanda. "Kamu, Manda kan, sayang?" tanya Zalea memastikan. "Iya, Onty cantik," ucap Manda. Trissya yang sedang menemani Digo memilih mainan tiba-tiba melihat adik iparnya bersama gadis kecil, akhir ia menghampiri adik iparnya itu. "Ini anak siapa, Lea?" tanya Trissya pada Zalea sambil menunjuk Manda. "Nggak tau," jawab Zalea. "Kok, kamu nggak tau? Dia kayaknya deket banget sama kamu," ucap Trissya. "Lea emang nggak tau, Kak. Cuman tadi siang Lea ketemu di taman. Terus akhirnya main deh." Trissya manggut-manggut mendengar penjelasan Lea. Dia beralih menatap Manda. "Cantik, nama kamu siapa?" tanya Trissya. "Anda Onty," jawab Manda. Trissya mengerutkan kening. "Nama kamu Anda?" "Amanda, Kak." Zalea menjelaskan. "Ama Onty ciapa?" tanya Manda. "Apa sayang? Aunty nggak ngerti." "Dia nanya nama kakak siapa." Kembali Zalea menjelaskan. "Oh. Nama Aunty, Trissya." "Onty Tyca?" "Trissya, sayang." "Ama nya cucah Onty," keluh Manda. Dia sangat susah melafazkan nama Trissya. Trissya tersenyum lalu mengacak rambut Manda dengan gemas. "Baiklah. Kamu boleh panggil Aunty Tica." "Yey! Hole! Anda boleh panggil Aunty Tica!" seru Manda dengan riang. Dia bahkan memeluk Trissya dan Lea bergantian dan membuat Trissya tambah gemas dengan tingkah Manda. *** Digo baru saja memilih mainan yang akan dibelinya, sebuah robot transformer keluaran terbaru. "Mommy, Digo mau beli ini, ya?" tanya Digo. Namun tidak ada yang meresponnya. Digo menoleh dan kaget saat Mommynya tidak ada. "Loh? Mommy sama Aunty Lea ke mana?" tanyanya. Karena Mommynya tidak ada, Digo memutuskan untuk mencarinya. Usahanya berhasil, tidak jauh dari tempatnya tadi, dia melihat Mommynya beserta Lea sedang berbincang-bincang dengan seorang anak kecil. "Mommy!" panggilnya. Trissya menoleh lalu tersadar sudah meninggalkan Digo sendiri. Tadi dia penasaran dengan anak kecil yang bersama Lea, awalnya Trissya hanya ingin melihat sebentar, eh taunya dia lupa anak sendiri saking asyiknya bermain dengan Manda. "Digo? Sini, Sayang!" Digo segera menghampiri ketiga orang itu. Sampai di sana, pandangannya tidak luput dari Manda. Dia heran, siapa anak kecil yang bersama Aunty Lea. "Mommy, dia anaknya Aunty Lea, ya?" tanya Digo yang langsung membuat Trissya dan Lea tertawa. Trissya mensejajarkan wajahmya pada anaknya. "Dia bukan anaknya Aunty Lea, Sayang. Dia temannya Digo." "Oh ... Digo kira, dia anaknya Aunty Lea," Digo meghampiri Lea yang tengah menggendong Manda. Ditariknya kaki Manda memerintahkannya untuk turun "Ayo, turun! Digo mau kenalan!" "Digo, tunggu sebentar sayang. Biar Aunty yang turunin. Jangan tarik-tarik begitu, ntar Manda takut." Digo akhirnya menurut. Dia menghentikan tarikannya lalu menunggu Manda turun. Lea menurunkan Manda dari gendongannya. "Onty napa tulunin Anda?" tanya Manda bingung. "Sayang, Kak Digo mau kenalan, kamu kenalan, ya?" Manda mengangguk. Digo segera mendekati Manda, menjabat tangan gadis kecil itu. "Namaku Digo, kamu panggil aku Kak Digo, ya?" Manda mengangguk lalu menyebutkan namanya. Karena baru bertemu dengan anak laki-laki sebayanya, Manda jadi malu-malu. Dia kembali pada Lea dan menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Lah, dia blushing!" celetuk Trissya. "Iya, Kak. Malu dianya." Trissya mencubit pipi Manda karna gemas dengan tingkah lucu gadis kecil itu. "Manda sama siapa ke sini? Mbak Ina ke mana?" tanya Lea. Manda memberitahu bahwa dia datang bersama keluarganya. Karena berpisah dengan keluarganya, Trissya mengusulkan untuk mengajak Manda ikut bersama mereka. Awalnya Lea tidak setuju, nanti dia dikira nyulik Manda. Namun, Trissya mengatakan bahwa sekalian saja mereka mencari keluarga Manda. Akhirnya Lea menyetujuinya. Mereka bergegas ke toko sepatu karna Digo ingin membeli sepatu. Sepanjang perjalanan menuju toko sepatu Trissya terus saja memperhatikan kedekatan Manda dan Lea. Jika orang lain yang melihatnya mereka pasti akan mengira kalau Lea adalah ibu Manda. Melihat Manda yang tanpa sungkan bergelayut manja pada Lea. Lea bahkan seringkali mengajaknya bercanda. Kalau Lea sudah menikah, pasti dia jadi isti dan orang tua yang baik, batin Trissya. Sampai di toko sepatu, Trissya mengajak Digo memilih-milih sepatu. Karena bosan menunggu, Lea memilih untuk membelikan sepatu untuk Manda. Dia memilih dan memakaikan sepetu untuk Manda. Dipilihnya sepatu berwarna merah muda dengan motif disney kesukaan Manda. "Kamu suka yang ini?" tanya Lea pada Manda. Manda memperhatikan sepatu yang kini dipakainya. "Iya, Onty. Anda uka ama cepatuna," jawab Manda sambil tersenyum. "Oke. Kalau gitu, Aunty beliin Manda yang ini aja, ya?" "Iya, Onty. Matacih, Onty." "Sama-sama." Semua itu disaksikan dengan jelas oleh Trissya. Bagimana Lea memperlakukan Manda dengan penuh kasih sayang seakan Manda adalah anaknya sendiri. "Lea udah pantas nih, jadi ibu," celetuk Trissya. Lea tersenyum, "Apaan sih, Kak!" *** "Manda mana, Bun?" Pertanyaan Kiara membuat Keira tersadar akan ketidakhadiran Manda. Dia celingak-celinguk mencari sosok Manda. "Loh, Manda ke mana?" "Nggak tau, Bun." Keira cemas bukan kepalang. Dia dan Kiara sudah mengelilingi seisi toko mainan ini, namun Manda tidak ada. Perasaan takut tiba-tiba menyergapnya. Bagaimana kalau Manda diculik? Apa yang akan dikatakannya pada Rezka nanti? Mengusir segala pikiran negatif yang berkecamuk di pikirannya, dia mengajak Kiara keluar dari toko mainan untuk mencari Manda di luar sana. Tidak jauh dari tempatnya berada, Keira melihat Manda sedang bersama dengan dua wanita yang tidak dikenalnya. Segera ia menghampiri mereka. "Manda!" teriak Kiara. Lea yang tengah asyik melihat tingkah lucu Manda yang dengan riang memamerkan sepatu yang dibelinya pada Digo, menoleh mendengar teriakan itu. Trissya, Digo serta Manda juga ikut menoleh. Lea melihat seorang wanita dan juga seorang anak kecil memanggil Manda dan meghampiri mereka. Lea menyimpulkan bahwa dia adalah ibu dan kakak Manda. "Manda! Kamu ke mana aja, Sayang?" Keira langsung memeluk Manda. "Onty, Kei?" "Emm ... maaf, tadi saya yang mengajak Manda ikut dengan kami. Soalnya, kata Manda, dia terpisah dengan kalian." Keira beralih menatap Lea. "Ah ... tidak apa-apa. Saya hanya khawatir kalau Manda sampai kenapa-napa. Ehm ...," jeda sejenak. "Btw, makasih banyak, ya, udah mau menjaga Manda." Lea tersenyum, "Sama-sama." "Ehm ... Btw, nama kamu siapa?" "Saya Zalea, Mbak bisa panggil saya dengan Lea. Dan dia ..." Lea menunjuk Trissya yang sejak tadi diam mengamati. Trissya mengerutkan kening saar menatap Keira. "Dia kakak iparku, namanya Kak Trissya." "Trissya?" lirih Keira. Trissya masih menggali-gali ingatannya akan seseorang yang berada di hadapannya ini. Wajahnya begitu familiar. "Ah! Kami Kei temannya Rissya, kan?" ujarnya tiba-tiba. Keira tersenyum dan mengangguk. "Iya, Mbak kok tau saya temannya Rissya?" "Astaga, Kei! Ini aku Rissya." Dulu memang Trissya kerap di panggil Rissa, bukan Trissya, setelah menikah baru Trissya mengganti panggilannya. "Apa? Rissya!" "Iya!" Karena senang bertemu dengan teman lamanya, Trissya langsung memeluk Keira. Keira membalas pelukan sahabatnya itu. "Kei, aku kangen banget sama kamu!" "Iya, aku juga. Udah sepuluh tahun, loh." Lea dan ketiga anak-anak di hadapannya hanya menjadi penonton adegan temu kangen itu. Melepas pelukannya, tapi masih sambil menggenggam tangan Trissya, Keira bertanya, "Kamu dari mana aja, Riss? Kok kita baru bisa ketemu, sih?" "aku kuliah di Belanda abis itu, nikah sama abangnya Lea. Kalau kamu ke mana aja?" balas Trissya. "Kalo aku, kuliah di Jepang, terus nikah di sana dan menetap di Jepang. Seminggu lalu gue baru aja balik ke sini dan sekarang keluarga aku mau netap di Indonesia," ujar Keira bersemangat. "Lo serius?" tanya Trissya memastikan kebenaran ucapan Keira. "Iya lah!" "Jadi kita bisa jalan bareng lagi dong, kayak dulu waktu SMA?" Trissya girang mendengarnya. "Iya!" "Ekhm!" Lea berdeham membuat kedua orang di hadapannya yang sedang bernostalgia tersadar. "Eh, aku sampai  lupa. Lea, ini Keira sahabat Kakak waktu di SMA," ujar Trissya menjelaskan. "Iya, Trissya ini sahabat aku," tambah Keira. "Oh, gitu." Lea manggut-manggut mendengar penjelasan Trissya dan Keira. "Bunda! Ayo, ke food court, ayah sama Uncle Rezka pasti udah nunggu lama," ajak Kiara pada sang Bunda. "Oh, iya Rissya, kenalin ini anakku, namanya Kiara kamu boleh panggil dia Ara," ujar Keira memperkenalkan anaknya. Setelah menyapa Kiara, Trissya balik memperkenalkan Digo, putranya. "Digo sama Ara satu kelas, Bun. Ara murid baru di kelas," jelas Digo. "Iya, Ara sama Digo sekelas," tambah Kiara. "Oh, gitu, ya?" "Bunda! Ayo, ke food court. Ayah sama Uncle Rez pasti udah bosen nungguin kita," ajak Kiara. "Ah, iya. Pasti ayah sudah bosen. Oh, iya, Triss. Mending kita sama-sama ke food court. Kalian pasti belum makan, kan?" Keira mengajak Trissya, dan yang lainnya untuk ke food court bersama-sama. "Ehm ... gimana, ya? kamu mau, Lea?" Trissya meminta persetujuan adik iparnya itu. "Ayolah, Triss. Sekalian aku kenalin sama suami dan adikku." "Baiklah, yuk, Kak!" Mereka akhirnya bersama-sama menuju food court. Belum sampai di sana, telfon Lea berdering. Sebuah panggilan dari nomor tak dikenal. "Halo, assalamu'alaikum," sapa Lea pada sang penelfon. "Waalailum salam, apakah benar ini dengan Zalea Angelica Revano?" tanya seseorang diseberang sana. "Ya, ini dengan siapa?" "Saya Arez dari Perusahaan Brand Elizabert. Begini, kami akan mengadakan lomba peragaan busana dan anda terpilih sebagai Designer yang hasil designnya akan di peragakan, apakah anda mau mengambil kesempatan itu?" Mendengar itu, Lea mendadak senang bukan main. "Iya, saya mau!" "Baiklah kalau begitu, anda harus datang 10 menit lagi ke perusahaan kami, kita akan mengadakan rapat mengenai peragaan busana tersebut." "Ok, saya akan segera ke sana." "Saya tunggu kedatangan anda." "Terima kasih." Telfon pun ditutup oleh seseorang yang menelfon Zalea. "Kak, aku kayaknya nggak bisa ikutan deh, soalnya aku lagi ada urusan penting." Lea meminta maaf karna tidak jadi ikut bersama mereka. Keira hanya tersenyum maklum. Sebelum Lea pergi, Trissya memberi kunci mobil pada Lea. "Kamu bawa mobil aja, Le!" "Gak usah, Kak. Nanti kakak pulang gimana?" "Kakak bisa panggil Rakha, kamu pakai saja." Setelah berpikir beberapa saat, Lea akhirnya menerima kunci mobil tersebut lalu pamit pada Keira dan ketiga anak-anak itu. Manda merengek minta ikut dengan Lea tapi dicegah oleh Keira. "Baiklah, Kak. Aku pergi dulu, ya!" "Iya, hati-hati, ya!"                                                    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD