bc

Istri Bayaran Mafia Kejam

book_age18+
1.3K
FOLLOW
11.3K
READ
HE
arrogant
boss
mafia
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

“Semua yang ada di tubuhmu ini sudah menjadi milikku sekarang!”

Syera Winola adalah dosen cantik di fakultas kedokteran. Syera memerlukan banyak uang untuk biaya pengobatan kakeknya yang terbaring setruk di rumah sakit. Hal ini membuat Syera terpaksa bersedia menjadi istri bayaran Moiz Vaterham, CEO muda sekaligus ketua mafia Theos. Pria tampan berhati dingin, bahkan terbilang tak memiliki hati, begitu kejam dan tiada rasa iba. Mengerikan lagi, Syera tak tahu jika Moiz adalah musuh bebuyutan keluarganya, dan pernikahan mereka sudah di-setting sedari awal untuk rencana balas dendam Moiz kepada keluarga Winola.

Syera menahan rasa sakit dianggap sebagai barang pemuas. Ia juga harus kuat melihat suaminya setiap hari membawa wanita lain bahkan bermain di kamar mereka. Bagaimana kisah gelap kehidupan Syera bersama Moiz yang menjadikannya sebagai alat untuk balas dendam?

chap-preview
Free preview
1. Permainan Dimulai
Dering ponsel menyela penjelasan seorang dosen cantik di dalam sebuah ruangan kelas kampus. Semua pasang mata menoleh ke arah sumber suara, termasuk dosen cantik tersebut. “Maaf, tunggu sebentar, ya. Kalian bisa pahami yang sudah saya tulis di depan.” Dosen muda nan cantik itu bergerak keluar kelas dan menyahut panggilan telepon dari seseorang. Tak biasanya Syera menerima telepon di saat ia menerangkan pelajaran di kelas. Namun, tampaknya yang menelepon adalah orang penting. “Hallo, Dok. Apa terjadi sesuatu dengan Kakek?” Syera langsung menyahut dengan wajah cemas. “Tidak, Nona, bukan begitu. Tuan Winola baik-baik saja.” Kening Syera berkerut mendengar suara dokter di seberang sana terdengar ragu. “Lalu, ada hal apa, Dok?” “Itu ... mungkin masalah ini akan lebih baik kita bicarakan secara langsung. Sebenarnya ini bukan berurusan dengan saya, tetapi pihak administrasi rumah sakit.” Kedua alis Syera bertaut. “Pihak administrasi rumah sakit? Bukankah untuk administrasi bulan ini sudah saya bayar.” “Iya, lebih baik Anda ke sini dulu, Nona. Saya juga tidak bisa menjelaskannya.” Syera menghembuskan napas pelan. “Baiklah, saya masih ada satu kelas lagi. Kira-kira tiga jam lagi saya bisa ke sana, apa tidak masalah, Dok?” “Oh, begitu. Baik, Nona, tidak masalah. Kami menunggu Anda di sini.” Syera tak tahu hal apa yang terjadi. Ia bingung dan heran, masalah keuangan bulan ini untuk mengobatan kakeknya sudah dibayar penuh. “Bagaimana?” Dokter yang baru saja menelepon Syera menunduk dengan tubuh bergetar dan wajah pucat. “Nona Winola akan datang dalam tiga jam, karena dia masih ada kelas, Tuan.” Pria tampan yang duduk di atas sofa menyeringai mendengar kalimat itu. “Baiklah, sisanya kalian urus saja. Ingat apa yang harus kalian lakukan.” “K-kami paham, Tuan.” “Bagus.” Pria itu langsung berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangan pemimpin rumah sakit, diikuti oleh beberapa pria lainnya. Sekumpulan pria itu berjalan di koridor rumah sakit. Orang-orang memilih menyingkir, mereka langsung bisa mengenali siapa sekumpulan pria itu hanya dari logo khas di jas mereka. “Kau yakin ini akan berhasil?” tanya Frey kepada Moiz. “Bukannya kau sendiri yang mengatakan kalau uang gajinya sebagai dosen bahkan sangat pas-pasan untuk membayar pengobatan kakeknya? Dia tidak memiliki keluarga lagi selain kakeknya. Aku yakin bisa mendapatkannya dengan cara ini.” Moiz tersenyum miring. Moiz Vaterham, seorang CEO muda sekaligus pemimpin mafia bernama Theos. Moiz disebut sebagai manusia berhati dingin, bahkan terbilang tidak memiliki hati karena kekejamannya. “Apa kau benar-benar ingin menikahinya? Kenapa kau tidak langsung membunuh mereka saja?” tanya Frey lagi, ia merasa heran saja dengan keputusan Moiz. Moiz kembali menyeringai menanggapi pertanyaan sahabatnya sekaligus wakil Theos tersebut. “Akan terlalu senang untuknya jika aku langsung membunuh mereka seperti itu. Bukankah akan lebih menyakitkan jika Desmond melihat cucu satu-satunya berada di dalam genggamanku? Aku akan membuatnya semakin sengsara di saat dia setruk dan tak bisa melakukan apa-apa untuk membantu cucunya. Saat nanti aku sudah puas bermain-main ... barulah aku bunuh mereka. Itu adalah strategi baruku untuk balas dendam. Sepertinya ini akan lebih menyenangkan.” Tiga jam berlalu, Syera bergegas dari kampus ke rumah sakit di mana kakeknya dirawat. Dosen muda itu sudah berhadapan dengan dua dokter petinggi di rumah sakit tersebut. “Jadi sebenarnya ada hal apa, Dok?” Syera menatap dua dokter laki-laki itu bergantian. Satu dokter terlihat ragu dan tak berani menatap Syera. Hal itu membuat dosen cantik tersebut semakin heran dan tak tenang. “Apa keadaan kakek saya benar baik-baik saja?” sambung Syera khawatir. “Tuan Winola baik-baik saja, Nona.” “Lalu ... sebenarnya ada hal apa, sampai saya harus datang ke sini dan berbincang secara langsung?” tanya Syera heran. “Ekhm, biar saya jelaskan.” Pemimpin utama rumah sakit mengambil alih. “Berdasarkan hasil rapat bersama para petinggi rumah sakit beberapa hari lalu, keputusan baru untuk biaya administrasi ditetapkan naik.” Syera diam, ia memandang dokter itu dengan wajah serius. Mendengar kalimat terakhir dokter utama rumah sakit ini, membuat Syera mulai menerka-nerka dengan cemas. “Jadi, kami sangat minta maaf untuk mengatakan hal ini kepada Anda secara mendadak. Secara otomatis biaya rawat untuk Tuan Winola juga naik, sehingga pembayaran yang sudah Anda lakukan beberapa hari lalu ... kurang, dan perlu ditambah.” Sesuai dugaan Syera, gadis itu terdiam beberapa detik. “Bukankah kalau kebijakan itu baru dibuat, harusnya ditetapkan untuk administrasi bulan depan, Dok?” “Ekhm, masalah itu, dibuat rata mulai dari bulan ini, Nona. Kami tidak akan mendesak Anda untuk membayar tambahannya. Kami memberi Anda waktu satu minggu untuk itu. Jadi, silakan Anda lihat nominal kekurangannya.” Dokter itu mengulurkan sebuah map kepada Syera. Dosen muda itu langsung mengecek isi map tersebut. Matanya seketika membola memperhatikan nominal yang tertera di atas kertas. “Apa ini tidak salah, Dok? Kenapa naiknya menjadi begitu besar? Bahkan ... ini lebih dari dua kali lipat dari harga awal.” Syera menatap dua dokter itu dengan wajah tak percaya. “Kami sungguh minta maaf, tapi memang begitu, Nona. Anda sendiri tahu jika rumah sakit kami memiliki fasilitas terlengkap di negara ini. Bahkan untuk penampungan pasien setruk seperti Tuan Winola, hanya bisa di rumah sakit ini. Kami akan meningkatkan fasilitas dan tenaga kerja terbaik, jadi kami harus menaikkan biaya administrasi.” Syera terdiam dengan wajah lesu, ia memandangi deretan nol di kertas putih tersebut. “Bahkan ini hampir setara dengan gajiku. Jika aku membayarnya sekarang, bulan ini aku tidak akan makan karena tidak memiliki uang. Maka, setiap bulan akan selalu seperti itu. Bagaimana ini? Apa aku harus mencari pekerjaan sampingan?” batin Syera lesu dan frustasi. Gadis cantik nan malang itu melangkah lesu di trotoar jalanan kota. Setelah keluar dari rumah sakit, ia berjalan menenangkan pikiran, sembari memperhatikan lowongan pekerjaan sampingan. Syera Winola, gadis cantik berumur 28 tahun itu tinggal bersama kakeknya yang memang sudah sakit-sakitan. Namun, satu tahun belakangan ini, Desmond setruk sehingga tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan tak bisa berbicara. Syera yang merupakan seorang dosen di salah-satu universitas swasta, bahkan kesulitan dalam urusan finansial. Gajinya sebagai dosen kedokteran sangat pas-pasan dibagi untuk biaya pengobatan sang kakek, dengan biaya makannya setiap bulannya. Syera bahkan tidak bisa memiliki tabungan. “Nona.” Syera yang tengah melamun, dikejutkan oleh suara seseorang. Ia menoleh dan melihat seorang perempuan paruh baya mengulurkan sebuah brosur. Dengan ramah Syera menerima brosur tersebut. Kening Syera berkerut membaca isi brosur tersebut. “Ini—lowongan pekerjaan dengan jam kerja bebas? Astaga, sepertinya Tuhan langsung memberiku bantuan. Aku akan datang ke sini besok setelah pulang dari kampus,” ucap Syera tampak sangat senang. Syera tak menyadari jika dirinya kini tengah diperhatikan oleh sepasang mata tajam dari dalam sebuah mobil. “Dia sudah menerima brosurnya, Tuan.” Seorang anggota Theos melaporkan kepada Moiz. Moiz menyeringai sembari memainkan lidah di dalam rongga mulutnya sembari terus memperhatikan Syera dari dalam mobil. “Yah, dengan ini dia sendiri yang akan datang menemuiku. Heh, permainan akan segera dimulai,” desis Moiz.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

TERNODA

read
198.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
33.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook