Episode 3

1012 Words
Titan Madannsi duduk di Tahta kebesarannya bersama Mayka. Mayka menggendong Putranya sambil menatap wajah suaminya ia merasa suaminya saat ini tengah memikirkan sesuatu. "Suamiku ada apa? sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Mayka. "Iya Mayka saat ini aku merasa sedikit kecewa karena aku tidak bisa mendapatkan hati Rusa untuk ibu Demina," jawab Titan sedih. "Kau tidak perlu kecewa seperti itu Titan, lihat ini apa yang aku bawakan untukmu!" teriak Cleo Dayypen datang dan tiba-tiba masuk ke dalam kerajaan Sarkuella. Cleo Dayypen menunjukkan seekor Rusa yang berhasil ia tangkap dan membawanya ke hadapan Titan Madannsi Beberapa waktu lalu Selepas dari Ruang bawah tanah Cleo Dayypen kembali ke hutan, berkat kemampuannya ia berhasil menangkap Seekor Rusa hidup-hidup ia berniat untuk memberikannya kepada Titan Madannsi. "Cleo, bagaimana kau tahu kalau aku tidak mendapatkan buruanku hari ini?". "Titan, aku sudah lama mengenalmu. Aku sudah tahu kalau kau pergi berburu tanpa aku, kau pasti tidak akan pernah mendapatkannya," jawab Cleo terkekeh. "Kau benar Cleo, aku memang tidak sepandai dirimu kalau soal berburu,". "Ambillah Rusa ini berikan hatinya untuk Ibu Demina, sekarang aku ingin menggendong pangeran kecil ini," kata Cleo tersenyum. Mayka lalu memberikan Putranya kepada Cleo, Cleo berpura-pura senang saat menggendong putra Titan Madannsi. "Hei... Pangeran kecil bagaimana kalau kita menemui kakak Reya sekarang, kau setuju," kata Cleo kepada putra Titan. "Ibu, Ayah. aku pergi dulu," kata Cleo sambil menirukan suara anak kecil. Titan dan Mayka tersenyum dengan tingkah laku Cleo Dayypen, Cleo lalu pergi meninggalkan Mayka dan Titan berjalan keluar untuk menemui Reya yang sedang bermain di taman kerajaan bersama Helena. "Kalau bukan karena rencanaku merebut kerajaan ini, tidak sudi aku menggendongmu," guman Cleo. Menatap tajam putra Titan, tiba-tiba putra Titan menangis setelah mendengar ucapan Cleo Dayypen seolah ia bisa mengerti dengan apa yang di ucapkan Cleo. "Diam kau," Cleo menutup mulut Putra Titan. Tapi tangisan Putra Titan semakin kuat membuat Cleo semakin panik dan suara tangisan itu sampai terdengar oleh Helena. "Diam kau atau aku akan melenyapkanmu," kata Cleo lagi. Tangan Cleo bergerak ingin memegang leher Putra Titan dan bersiap mencekiknya, tapi tiba-tiba Helena datang menghampiri Cleo, Cleo Dayypen lalu berpura-pura berusaha untuk menenangkannya. "Ada apa Cleo? Kenapa Pangeran menangis?" tanya Helena. "Tidak tahu Helena, tiba-tiba saja Pangeran menangis," jawab Cleo,". "Baiklah sini biar aku mengendongnya mungkin saja ia lapar. Ow ya, Cleo tolong awasi Reya dia sedang bermain di taman," kata Helena sambil mengendong Putra Titan. "Baiklah aku akan mengawasinya,". Helena kemudian masuk ke dalam kerajaan sementara Cleo Dayypen melihat Reya yang sedang bermain bersama boneka beruangnya. "Untuk apa aku mengawasi gadis kecil itu biarkan saja Dia celaka akan lebih baik jika ia tiada," guman Cleo lalu meninggalkan Reya sendiri di taman. ***** Demina yang sedang sakit merasa sangat senang bisa memakan hati Rusa, ia merasa lebih baik setelah memakan hati Rusa itu. "Bagaimana keadaan ibu sekarang?" tanya Titan. "Sekarang ibu merasa lebih sehat," jawab Demina. "Titan kau tidak perlu khawatir dengan keadaan ibumu, ada Ayah dan Mayka yang menjaganya, kau urus saja Rakyatmu bantulah para penduduk Sarkuella yang mengalami kesulitan," sahut Viktor. "Baiklah Ayah. Ow ya Ayah, apakah Helena sudah mendapat surat dari Robet Suaminya?" tanya Titan. "Sudah Titan, Robert sebentar lagi pulang jika ia sudah berhasil membuat perjanjian perdamaian dengan Kerajaan sekutu Hiltar agar mereka tidak menyerang kerajaan kita, kalau sampai Kerajaan Sekutu Hiltar menyerang pasti Raja Hiltar akan membantu mereka, Kerajaan kita tidak akan sanggup melawan dua Kerajaan sekaligus," kata Viktor khawatir. "Iya Ayah kau benar, mudah-mudahan saja Robert berhasil meyakinkan sekutu Hiltar dengan perjanjian perdamaian kita," sahut Titan. Tanpa di sadari Viktor dan Titan, Cleo sedang bersembunyi dan menguping pembicaraan Mereka. Cleo tersenyum licik, ia berencana akan menggagalkan perjanjian Robert dan sekutu Hiltar. Cleo Dayypen lalu segera pergi dari persembunyiannya sebelum ia ketahuan, Cleo kembali ke taman dan berpura-pura lagi mengawasi Reya yang sedang bermain. "Reya Ayo masuk!" panggil Cleo. "Sebentar lagi paman," teriak Reya. Reya lalu berlari menghampiri Cleo Dayypen memintanya untuk bermain bersama, Reya menarik tangan Cleo dan mengajaknya bermain bola yang terbuat dari kayu Rotan. Dengan terpaksa Cleo menuruti kemauan Reya agar rencananya tidak ketahuan ia harus terus berpura-pura baik di hadapan keluarga Madannsi. "Dasar gadis kecil ini menyusahkanku saja," umpat Cleo kesal. Setelah puas bermain Reya dan Cleo kembali masuk ke dalam kerajaan, Reya tersenyum ceria berlari menghampiri Mayka. "Ibu tadi aku bermain bersama Paman Cleo," celoteh Reya. "Benarkah, pantas saja kau terlihat sangat senang, sekarang kembali ke kamarmu sudah waktunya tidur Siang!" perintah Mayka. "Iya Bu, paman besok kita main lagi Ya!" teriak Reya. "Baik Tuan Putri," sahut Cleo tersenyum. Reya lalu berlari menuju kamarnya. "Cleo Maaf ya kalau Reya sudah menyusahkanmu," kata Mayka. "Tidak apa-apa Mayka, aku juga senang bermain bersama Reya," sahut Cleo berbohong. Mayka kemudian melangkahkan kakinya untuk menemui pangeran yang bersama Helena. Sedangkan Cleo Dayypen bersiap untuk pergi ke Kerajaan Sekutu Hiltar untuk menggagalkan perjanjian perdamaian Dua Kerajaan itu. Cleo Dayypen mengeluarkan Batu Hitam yang di milikinya dari tubuhnya, ia tersenyum licik sambil menatap Batu hitam itu. "Dengan kekuatan Batu hitam ini, aku akan mengancam Sekutu Hiltar untuk tidak menyetujui perjanjian itu. Dengan begitu Kerajaan Hiltar pasti akan membantu kerajaan Sekutunya untuk menyerang Kerajaan Sarkuella saat itu aku akan menghabisi Titan Madannsi dan keluarganya," guman Hati Cleo Dayypen. Cleo Dayypen menyimpan kembali Batu Hitam itu, ia lalu pergi keluar dari Kerajaan Sarkuella, dan tanpa sengaja Titan melihatnya berjalan keluar. "Cleo... Kau mau kemana?" tanya Titan. "Aku sedang ada urusan sebentar di luar Titan," jawab Cleo. "Ow...bagaimana kalau aku menemanimu," usul Titan. "Jangan-jangan Titan, kau tidak perlu menemaniku. Kau di sini saja," Kata Cleo. Berusaha mencegah Titan untuk ikut dengannya. "Raja.. Raja...!" teriak pengawal Kerajaan. "Ada apa pengawal?" tanya Titan. "Ada kebakaran di salah satu Rumah penduduk," jawab pengawal itu. "Apa! Ayo kita kesana sekarang juga, Cleo aku pergi dulu," kata Titan. "Iya Titan pergilah, Penduduk desa Sarkuella pasti lebih memerlukanmu," sahut Cleo. Titan melangkahkan kalinya keluar kerajaan Sarkuella, Cleo Dayypen merasa lega karena hampir saja ia ketahuan akan pergi ke Kerajaan sekutu Hiltar. Cleo Dayypen kembali melanjutkan perjalanannya secara diam-diam, ia sengaja melewati jalan setapak di Hutan terlarang dan sungai-sungai kecil agar ia lebih cepat sampai ke sana sebelum matahari tenggelam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD