Prolog.
Lampu temaram di atas langit kamar Ayu, terlihat pilu. Cahayanya bahkan tak mampu menerangi kamar dengan luas sebatas kasur lipat berukuran single. Hampir tengah malam, sulit sekali rasanya memejamkan mata barang sekejap. Pikiran Ayu berkeliaran di antara banyak cerita yang tertinggal di sana. Termasuk saat hari pernikahannya. Pernikahan mereka. Delapan bulan yang lalu.
Malam yang indah. Malam yang tak akan pernah Ayu lupakan. Seolah bersamanya, hidupnya akan selalu sempurna. Bersamanya hidup Ayu penuh makna. Bayangan Ayu terhadapnya nyaris tanpa cela. Namun, di antara malam yang indah, ada satu malam yang mampu mengubah Ayu dan Adi. Mengubah cara pandang Adi terhadap Ayu. Bahkan tanpa aba-aba apapun, Adi membawa Ayu ke ujung jurang, kemudian menjatuhkan Ayu di sana tanpa pernah mendengar apapun yang keluar dari mulut Ayu. Entah apa yang merasuki Adi saat itu. Tapi, malam itu adalah malam kedua yang tak akan pernah Ayu lupakan seumur hidupnya!
“Demi Tuhan, aku tidak pernah melakukan dengan siapapun sebelumnya."
Berulang kali Ayu mencoba merengkuh kaki Adi, tapi berulang kali itu juga Adi melepaskannya. Jangankan untuk percaya, untuk mendengar saja Adi enggan.
Jika kalian bertanya bagaimana perasaan Ayu?. Hancur! Ayu bahkan tidak mampu menyatukan kepingan harga diri yang sudah dihancurkan Adi. Kesucian yang ia jaga lebih dari seperempat abad. Untuk dipersembahkan kepada seseorang yang kelak akan menyandang gelar suami. Nyatanya tidak benar-benar berharga, hanya karena satu benda sialan yaitu ‘darah’. Ayu mengetahuinya satu pekan setelah Adi memandangnya seperti benda yang menjijikan.
Memang! Apalagi yang orang pikirkan tentang malam pertama?, malam panjang yang diakhiri dengan bercak darah? Sang wanita akan mengeluarkan darah sebagai tanda wanita sebelumnya adalah seorang perawan sejati. Begitulah mitos beredar. Ayolah, jangan lupakan bahwa tidak semua wanita mengeluarkan darah pada saat pertama kali melakukan penyatuan. Banyak faktor, Bisa karena selaput daranya yang terlalu elastis, bisa pula karena selaput daranya terlalu rapuh, jadi aktifitas seperti bersepeda misalnya, dapat merobek selaput daranya. Hei! Jangan lupakan pula bahwa ada beberapa wanita yang memang terlahir berbeda, faktanya ada beberapa wanita yang memang tidak memiliki selaput dara. Jadi apakah dengan tidak berdarah, Ayu juga mereka di antaranya adalah seorang yang tidak suci?.
Mengenaskan! Adi yang malam itu membisikan cinta, Adi yang mengusap wajah Ayu lembut, dan Adi yang membelai surai indah Ayu. Adi adalah bukti bahwa s*x edukasi adalah sesuatu yang tabuh untuk dipelajari.