Trauma Yana kembali menyiksanya ketika berada di toilet. Selama dia menyelesaikan panggilan alamnya, wanita itu terisak menahan rasa perih luar biasa yang hadir di inti tubuhnya. Bibi Jelita yang mendampinginya di kamar mandi tersebut hanya bisa menutup mulut, menahan rasa kasihan yang tumpah di hatinya. “Bibi, jangan pergi, ya! Aku takut akan pingsan di sini sendirian,” kata Yana gugup dengan suara lirih, tangan kanannya mencengkram tepi pakaian pelayan wanita tua itu. Suara air kecil di toilet terdengar tidak lancar, pertanda Yana sulit mengeluarkannya karena rasa perih yang tidak terkira. Kafka menyiksanya dengan brutal pagi ini. Sepertinya, tebakannya benar. Walaupun sudah pingsan, dia masih melanjutkan kegiatan tidak bermoralnya itu. Alhasil, sekarang Yana kembali menderita dan m

