"Apa yang sedang kalian bicarakan? Sepertinya serius sekali," tegur Kafka ketika akhirnya dia datang kembali dari arah patio. Mata Yana sedikit muram, lalu berkata, "Tidak ada. Kami hanya membahas sedikit mengenai bisnis yang akan kalian lakukan. Tidak ada yang lain." Kafka menyipitkan mata, menatap Yana dengan tajam. Dia merasa wanita itu sedang menyembunyikan sesuatu. “Sungguh?" katanya, lalu melirik dingin ke arah Radi. Pria bertampang agak playboy itu mengangkat bahunya santai. "Yang dikatakan Yana itu benar. Kami hanya membahas mengenai bisnis yang akan kita lakukan. Aku dengar darinya kalau dia sempat menjadi seorang CEO di keluarga Jazada. Tidak menyangka kalau Grup Jazada ada kaitannya dengannya saat jatuh bangkrut." Nada suaranya sedikit menyindir dan mengejek, membuat Yana s

