Wanita cantik itu segera mengangguk sopan dan mengiakan permintaan Kafka. Yana masih bingung melihatnya. "Apa yang kamu rencanakan?" tanyanya kepada pria yang berjalan menuju walk-in closet. "Kamu lupa? Malam ini kamu harus menemaniku ke sebuah acara.” Yana mengerutkan kening. Dia berpikir kalau ucapannya sebelumnya hanyalah sekadar main-main belaka. "Aku harus ikut denganmu? Kenapa? Bukankah aku hanya akan menyusahkanmu saja? Aku pakai kursi roda. Tidak mungkin bisa mengimbangimu. Kenapa kamu tidak pergi bersama kekasihmu saja?" Wanita cantik yang sedang mempersiapkan peralatan kosmetiknya seketika merasa canggung mendengar perkataan Yana. Tidak ada yang tidak tahu mengenai pernikahan sensasional kedua orang itu, termasuk perceraian mereka. Hanya beberapa orang yang tidak menge

