Penampakan Mereka

1840 Words
Aku tidak bisa melanjutkan kisah Andita karena si M tidak memberitahukan aku soal kelanjutan kisah kuntilanak cantik itu. Entah kenapa dan parahnya aku tidak bisa memaksa dia untuk segera menceritakan kepadaku, karena sejujurnya aku juga masih ingin mendengar soal Andita ningtias meski aku yang menulisnya. Melewati hari-hari menunggu kemunculan si M jadi bikin aku merasa seperti berharap lebih padanya, aku rasa itu tidak baik, jadi aku memutuskan terserah si M saja, dia boleh kapan saja menceritakan kisah mereka padaku. Hari ini ketika serapan pagi ada sosok berdiri tepat di samping jendelaku, aku berpikir tadinya itu si M ternyata bukan. perempuan separuh baya itu, sempat mengagetkanku, aku coba berinteraksi padanya. "Kenapa?" tanyaku dalam batin. Berbicara dengan sosok seperti mereka memang menggunakan batin meski sesekali harus bersuara alias diucapkan. Lagian kalo sering di ucapkan yang gak ngerti pasti mengira aku gila. Aku sengaja tidak tanya dia siapa, karena menurutku itu gak penting, aku selalu menanyakan pointnya dulu, jika bertemu sosok yang tiba-tiba menampakan diri seolah-olah ingin ditanya kenapa. "Aku cari anakku" jawabnya pelan. "Kenapa bisa hilang, sedari tadi duduk di sini aku tak melihat atau mendengar apapun, jika ada aku pasti mendengarnya." ucapku menjelaskan. "Mungkin dia main di tempat lain, kamu cari aja lagi." ucapku lagi dan berharap dia pergi. Tapi dia masih disitu, diam menatap, kali ini bukan menatap wajahku tapi menatap makanan yang ada di meja, tepatnya makanan yang sedang aku makan. "Kenapa kamu lapar ya? tanyaku "Saya jadi teringat anak saya ketika saya melihat orang yang sedang makan." celetuknya mengetahui seperti itu tentu aku paham kalau dia menginginkannya juga. Aku ambil sebagian potongan roti yang saat itu sedang aku makan lalu aku jatuhkan tepat dibawah jendelaku. "Ini buat kamu dan anakmu." ucapku tersenyum. Setelah itu dia pergi dan menghilang. Oh iya apa aku belum cerita soal pintu gaib yang ada samping depan rumahku. Aku bisa mengatakan disitu ada pintu gaib karena berkali-kali aku mendengar dan melihat penampakan tepat mengarah kesana, yaa ... salah satunya perempuan itu. Sebenarnya sudah jadi kebiasaan ku ketika aku lagi makan lalu mereka tiba-tiba muncul, aku pasti menawari mereka makanan, ya dengan cara seperti di atas, aku ambil satu atau dua sendok atau sepotong lalu aku jatuhkan ke tanah dan meniatkannya untuk mereka. Seperti yang kubilang di sebelumnya, aku mengatakan itu gerbang gaib bermula saat aku pertama kali menempati rumah ini. Kebetulan kamar aku tepat di sampingnya jadi saat waktu pergantian malam mau masuk waktu magrib aku selalu mendengar suara anak kecil berlari di tanah tanpa alas kali, Hampir setiap magrib aku mendengarnya dan gak cuma itu aku juga pernah melihat teman yang kebetulan melintasi jalan menuju gerbang, saat itu aku melihatnya naik motor bertiga begitu masuk ke rumah ternyata berdua saja. Masih banyak kisah lainnya tentang penampakan di jalan menuju gerbang gaib di samping kamar ku yang semuanya menghilang ketika sampai di depan gerbang ... gerbang yang terkadang di jaga oleh Anjing penjaga yang selalu melolong di waktu-waktu tertentu. **** Bukan cuma di malam ini, aku mengalami sulit tidur, jika tidak benar-benar mengantuk maka tidur adalah salah satu hal tersulit yang ingin aku lakukan. Aku pernah tak tidur sama sekali bukan karena kopi, Iya aku adalah pencinta kopi, mau kopinya manis atau pahit, buatku kopi adalah sesuatu yang terbaik untuk di nikmati saat dalam keadaan merenung, mencari inspirasi atau apa pun sebutannya di kalian. Kopi biasa menjadi salah satu caraku untuk tetap terjaga, agar tak mengantuk, meski sebenarnya mengantuk itu salah satu hal yang aku nantikan, tapi ada waktu-waktu tertentu yang membuat aku di paksa untuk menutup mataku karena hal lain dan saat itulah aku tidak ingin tidur dan kopi adalah salah satu pendukungnya. Dan semua itu terjadinya spontan itu salah satu alasan aku kenapa suka kopi dan membuatku menjadi pecandu kopi. Aku sudah menghabiskan dua cangkir kopi instan kesukaanku. Tapi rasa kantuk itu tetap saja menghampiriku. Teman-teman yang mengenaliku pasti tahu jika jam dua belas malam ke atas adalah jam-jam ku tak tidur, jadi sebagian dari mereka menghubungiku di jam demikian, entah hanya sekedar curhat atau konsultasi, baik itu masalah pribadi ataupun masalah hal-hal yang diluar logika. Malam itu aku memang sedang asyik ngobrol dengan salah satu teman. Pembicaraan kami malam itu kebetulan seputar hal-hal gaib. Sebagian dari teman-temanku memang suka berdiskusi soal dunia gaib denganku daripada membahas masalah lain. Khodam, tuyul, tentang mimpi dan lain-lain, itu adalah sebagian dari yang biasa kami bahas. Dan jika sudah asyik membahas semua itu, kami sampai-sampai terlupa oleh waktu. Hampir jam tiga subuh kami masih asyik ngobrol hingga obrolan kami terganggu dengan penampakan yang tiba-tiba muncul di pikiran, di mata dan di pendengaran ku. Aku melihat wajah-wajah yang bermunculan satu persatu, wajah yang nampak sebagian besar adalah perempuan dan aku sama sekali tidak mengenali siapa mereka. Mereka seperti berada dalam kemalangan, berusaha keluar, berteriak tapi semua itu hanya ada di mata batin dan pendengaran ku saja. Karena waktu lagi ngobrol dengan temanku yang kebetulan juga ada si M. Aku ceritakan semua yang kulihat dan si M hanya mengamati ku, tanpa berkata apa pun. Aku semakin merasa tidak nyaman, karena yang ku lihat semakin jelas, aku berusaha untuk tidak menutup mataku meski dipaksa untuk menutupnya, karena semakin di tutup mereka semakin nyata, Kepalaku mulai sakit, telingaku semakin berdengung yang kurasakan mulai membuat aku ketakutan. Bukan hanya suara teriakan karena tangisan , histeris karena ketakutan, tapi aku juga mendengar suara takbir mengalun. Suaranya sebentar muncul sebentar menghilang lalu muncul lagi. Bersamaan dengan wajah-wajah mereka yang terlihat lalu menghilang lalu tampak lagi. Ada rasa takut, sakit dan sesak dan secara tidak langsung aku merasakan apa yang mereka rasakan. "Linn!! Kamu baik-baik ajakan, Aku harus bagaimana, apa yang harus aku lakukan." ucap temanku di seberang sana, suaranya terdengar khawatir. Aku hanya diam beberapa saat, saat aku menutup mataku aku serasa hanyut, wajah-wajah itu menunjukkan rasa ketakutan yang sangat, hingga satu-satu hilang di kegelapan. "Siapa mereka Linn?" "Aku gak tahu, aku gak kenal siapa mereka." ucapku sambil memegangi kepalaku yang masih terasa sakit karena suara dengungan yang berasal dari pendengaran ku. "Coba kamu berdoa (zikiran) Linn." "Iya, dari tadi sudah aku lakukan, tapi wajah-wajah mereka masih saja tetap bermunculan. Karena rasa sakit di kepala dan telinga mendengung juga gak hilang, aku sudahi obrolanku bersama temanku, Aku fokus berdoa lebih lagi, dalam hati hingga aku tertidur. Keesokan paginya, aku sempat membahas lagi kejadian itu. Saat seorang temanku yang lain bertanya soal postinganku tentang wajah-wajah asing itu. Iya, semalam aku sempat menulis apa yang ku lihat malam itu dan langsung menuliskannya di status WA ku. Aku masih mempertanyakan siapa mereka dan kenapa tiba-tiba semua itu muncul begitu saja. Hingga belum seminggu aku dengar ada kabar pesawat jatuh, tapi aku tidak pernah berpikir bahwa wajah-wajah yang kulihat itu adalah mereka. Aku masih belum mengerti. Sore itu aku tengah asyik duduk di meja makan. Tepat di hadapanku di samping Aqua Gelas yang ingin aku minum, bayangan air dari gelas aqua yang terkena bias matahari muncul satu wajah seorang anak kecil, dan lagi lagi aku tidak tahu itu wajah siapa. Cukup lama wajah itu disitu hingga aku berinisiatif menggambarnya dan menyimpannya di IG. Berita pesawat jatuh mulai berseliweran di beranda ** ku. Dan aku melihat berita salah satu korban pesawat yang sedikit mirip dengan wajah yang kulihat dan ku gambar tadi. Seorang anak kecil berjaket pink. Entahlah mungkin saja kebetulan, mungkin saja halusinasi ku, aku berusaha untuk tidak memikirkannya. Di keheningan, diatas Jam dua malam, aku masih mendengar suara-suara seperti teriakan, tangis bercampur aduk. Bahkan aku melihat seorang pria yang berusaha menyelamatkan diri dan berhasil naik ke dasar namun karena tak ada yang melihatnya, dia pun akhirnya juga tak selamat Aku sempat ketakutan, dan berusaha untuk tidak terjaga di malam hari, aku berusaha untuk tidur, berusaha tak begadang. Hingga satu hari, suara-suara itu sudah tak terdengar lagi. Menikmati suasana tenang di tengah malam hari itu benar-benar nikmat jika terdengar suara-suara yang lain, tapi jika tiba-tiba tak terdengar sama sekali, sunyi mendadak itu adalah hal yang mesti di waspadai, mesti fokus jangan sampai terlewatkan atau mereka yang akan melewatimu. Aku tidak tahu kenapa dan apa alasannya hingga aku harus melihat semua itu. Aku bahkan tak mengenali mereka, lalu apa yang bisa aku lakukan selain mengetahui dan melihatnya. Aku tidak tahu ingin melakukan apa. Selain diam memahami dan mempelajarinya pelan-pelan. Sepanjang aku mengalami itu hingga ke esok kan harinya, si M sama sekali tidak berkomentar apa pun. Dia hanya datang, diam lalu pergi. Aku mengalami semua itu tidak hanya sekali, pernah satu hari aku lihat di atas sajadah ku seorang anak perempuan dengan pakaian setengah robek terlihat basah kuyup bercampur pasir di sekujur tubuhnya, sedang duduk menggigil kedinginan. Aku melihatnya secara batin dan itu dalam hitungan detik. Lagi-lagi aku tidak tahu itu siapa, aku coba diskusikan dengan beberapa teman, mengira- ngira dia kenapa dan siapa tapi tak ada jawaban yang pas, hanya menduga-duga jika dia adalah salah satu jiwa-jiwa yang tersesat dan berduka, itu kata salah satu temanku sewaktu aku share yang aku lihat saat itu. Pertanyaan kenapa dia atau mereka menampakkan dirinya padaku, pertanyaan itu terus ada di pikiranku. Apa gunanya hanya bisa melihat, mengetahui tanpa bisa berbuat apa-apa mungkin saja melihat semua itu adalah anugerah tapi anugerah yang gimana jika aku hanya bisa jadi penonton, hanya bisa mengetahui dan melihat dan satu-satunya yang bisa aku lakukan hanyalah mendengarkan dan mengirimi mereka doa, hanya itu. Hingga seperti biasa, beberapa hari kemudian, aku membaca berita tragedi tentang anak-anak Pramuka yang terbawa arus dan hilang kemudian di temukan dan perkiraan ku salah satunya adalah anak perempuan yang aku liat itu. Aku hanya sekedar tahu dan tak ada kelanjutan soal keinginan untuk mencari tahu lebih jauh, meski di kepalaku, di pikiran ku mengarahkan untuk menelusuri mereka. Aku berusaha menghilangkan mereka dari pikiranku, jika kesibukan dengan pekerjaan sehari-hariku mereka juga tak hilang, biasanya aku ngedit foto. Hal yang jadi sering aku lakukan untuk membuat mereka tidak ada dipikiran ku selain kopi adalah dengan mengedit foto, yang membuat aku jadi kecanduan hingga sekarang. Si M kadang menemaniku, bahkan sesekali dia memprotes, jika aku sedang mengedit foto teman atau sedang mengedit fotoku yang tanpa dirinya. Yaa ... mau gak mau, aku harus mencari gambar atau stiker yang mirip dengannya. Jika tidak dia pasti akan bikin masalah. Bukan cuma itu, si M juga suka menemani aku menulis seperti sekarang ini. Bahkan karena semangatnya dia, dia ingin kami jadi penulis, yah kami berdua, dia nara sumbernya, aku yang bagian nulisnya dan aku mau menulis dan berbagi kisah tentang persahabatan kami ke sosmed dan lain-lain semua atas kesepakatan kami berdua. Sudah ada ratusan foto yang aku edit dan semua itu hanya untuk menghilangkan mereka dari pikiranku, tapi tetap saja mereka muncul, tetap saja mereka melintas di pikiranku. Jika kena apesnya, energi mereka bisa mempengaruhi Mood dan fisik, Aku yang tadinya sehat walafiat tiba-tiba mendadak melow, baper, nangisan, demam, lalu dalam hitungan jam kembali normal. Ya, meski pernah juga sih sakit berhari-hari. Tapi karena sudah terbiasa, ya aku lalui dan nikmati saja. Penampakan-penampakan mereka masih sering muncul hingga sekarang, tapi yang ingin menampakan saja, aku tak bisa melihat jika mereka tak menginginkannya, mungkin itu karena aku bukan Indigo yang bisa melihat mereka sekalipun mereka tak ingin dilihat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD