Setahun Mengenang Anna

1829 Words
Tumben se pagi ini si M nongol tepat saat aku sedang ingin membuat minuman, iya, sudah menjadi kebiasaan ku setiap bangun pagi membuat minuman atau gak serapan buat keluarga kecilku. "Aku juga mau." ucap si M "Buatkan aku juga ya Linn ..." pintanya dengan suara khasnya yang lembut. "Emang kamu mau minum apa?" tanyaku "Apa saja, yang penting tanpa gula" ucapnya. "Hm ... emang apa bedanya buat hantu pake gula atau gak, kan gak kerasa ya, lagian, emang benaran kamu minum." "Pokoknya buatkan aja dan terserah mau pake gula atau nggak, tapi aku sukanya yang gak pake gula, okey." ucapnya terdengar bersemangat. Ya udah, aku buat dua gelas, kopi untukku dan teh pahit buat dia, dan satu teko kecil teh manis untuk keluargaku. Aku duduk di meja makan, menikmati kopi yang baru saja aku buat, hingga suasana tiba-tiba berubah, aku sudah berada di sudut ruangan, ruang abu-abu, duduk berdua dengan si M dengan gelas minuman ditangan kami masing-masing. "Kenapa?" tanyaku ke si M. "Kenapa apanya" tanya dia balik. "Kamu ajak aku kesini, ada apa?" "Tidak ada apa-apa" ucap M menunduk. "Ada apa Mm ... ayo cerita, pasti ada sesuatu kan?" tegas ku padanya. Dia malah diam .... Sepertinya pergi menyendiri untuk berdiam diri, itu jadi kesukaan kami berdua, mungkin karena kami sama-sama tak punya teman untuk berbagi dan sulit kami menemukan orang-orang yang tepat buat kami ajak bicara. Kami berdua masih dipojokkan menikmati minuman kami masing-masing. Aku masih menunggu apa sekiranya yang akan dia ceritakan nya padaku. Si M lalu bersuara dan mengulang kisah, bahwa kematian merenggut segalanya darinya. Sepertinya dia masih tidak terima dengan apa yang dia alami sekarang. Dan aku mengingat bagaimana dia pernah menceritakan kisah sebelum tragedi naas itu menimpanya. Dia memang gak punya teman bahkan kekasih pun tidak, jangankan mengenal cinta, dia nggak tahu bagaimana memulai semua itu, dia hanya tahu bahwa sejak kematian ayah angkatnya, dia sendirian. Bisa di asuh oleh orang lain hingga dewasa dan diberi pekerjaan itu sudah keberuntungan baginya. Dan dia juga cerita tentang kebiasaannya ketika setelah selesai bersih-bersih di LAB dia habiskan separuh waktunya di hutan, hutan yang indah katanya, tapi tidak indah lagi sejak peristiwa itu, saat kami melihat Anna dihabisi oleh mereka. "Mestinya kita tidak jadikan ini sebagai bahan obrolan kan" ucapku ke si M Karena setiap kali mengingat peristiwa itu rasanya sedih sekali. Apalagi ... tiba-tiba kami sudah tidak disudut ruangan itu lagi. kami ada di tengah hutan, hutan tempat semua kejadian itu berlangsung dan ini yang ke tiga kalinya aku ada di sini. Kami berjalan bersama menyusuri hutan hingga kami, mengetahui kenapa selama ini Anna tak pernah hadir. Iya kami selalu mempertanyakan kenapa Anna tidak pernah muncul. Ya Tuhan!! Dan hari ini di tengah obrolan kami, kami baru mengetahui kalo kepala yang terpisah dari badannya itu mereka makan. Kepala Anna yang kata mu mereka sembunyikan di peti lemari yang bersebelahan denganmu, hanya bertahan sehari karena setelah itu, mereka memakannya. Benar-benar kejam, sadis!! Sumpah!! Mood yang tadinya sembilan puluh persen mendadak jadi dua puluh persen. Sontak kami berdua menangis sejadi-jadinya. Menangis bersamaan bahkan saat aku menuliskan ini aku masih menangis. Bagaimana mereka bisa sekejam itu pada ilmuwan itu. Kenapa mereka begitu jahat apa salah Anna dan apa sebenarnya yang ilmuwan itu temukan hingga membuat mereka marah dan memakan potongan anggota tubuhnya. 'Hiks ... Hiks ...!!' aku seka sedikit air mata yang jatuh di pipiku. Aku jadi teringat soal Anna, saat itu aku ada di ruang ICU. Sekali lagi tubuhku mengejang, selalu begitu kalau aku menahan rasa sakit dan kejadian itu selalu bersamaan ketika aku akan berpindah tempat. Waktu itu aku habis operasi, aku bertemu dengan seorang perempuan dia seperti seorang peri yang ada di cerita-cerita dongeng. Dia bisa tiba-tiba muncul dan bisa tiba-tiba menghilang. Dia membawaku ke suatu tempat, seperti di sebuah desa dan aku merasa bukan di Indonesia. Tempat itu seperti ada di negara lain. Sebuah pedesaan yang pemandangan nya indah dan terkesan asri. Waktu itu hari menjelang pagi. Pohon-pohon terlihat indah dan di sekitar tempat itu terhampar penuh rerumputan yang menghijau, rumah-rumah penduduk desa berjejer tertata dengan rapi Aku berjalan melewati sela-sela pohon. Tiba-tiba aku mendengar suara bayi menangis. Aku mengendap-endap mencari asal suara itu. Sambil berjalan ku pertajam pendengaran ku. Saat aku berada di tempat asing itu, entah bagaimana tubuhku kurasakan seperti anak yang berusia lima, enam Tahun,sementara jiwa ku tetap jiwa orang dewasa. Entahlah. Aku terus mencari dari mana suara itu berasal. Suara itu terus terdengar bahkan semakin jelas. Kemudian aku menemukan sebuah gerobak. Di belakang gerobak itu aku melihat ada Box. Ha!!! Aku terhenyak ke belakang ku dapati di dalam Box itu ada bayi. Bukan satu saja tetapi ternyata ada dua bayi di sana. Salah satu diantara mereka sedang menangis. Aku menengok ke kanan dan kiri, kupikir siapa tahu ada ibu mereka di sekitar tempat itu. Dari kejauhan aku melihat ada beberapa wanita di teras rumah mereka masing-masing. "Ini bayi siapa? Tolonglah kasian bayi-bayi ini." teriakku pada mereka Aku sempat bertanya kepada mereka ....(sebenarnya percakapan ini dalam bahasa inggris sama seperti ketika aku berbicara dengan Anna) Tetapi mereka seolah tidak peduli. Mereka semua malah masuk kedalam dan menutup pintu rumah mereka masing-masing. Aku mencoba memeriksa bayi yang sedang menangis itu, aku tidak tahu entah dari mana aku tahu jika bayi yang menangis itu bernama Airon dan bayi satunya bernama Anna. Mungkin karena sebelum peri itu membawa aku kemari, dia sempat memperlihatkan dua selebaran kertas yang bertuliskan nama mereka. Hanya saja aku sama sekali tidak mengingat nama lengkap mereka. Setelah ku periksa aku baru sadar ternyata mereka kembar. 'Kenapa tidak ada yang perduli dengan bayi ini?' Aku bingung dan bertanya-tanya dalam hati. Aku terkejut ketika tiba- tiba ada seekor binatang, seperti anjing atau serigala, entahlah aku tidak mampu menggambarkan, dia melompat ke Box dan menggigit tubuh Airon. Aku berusaha menolong bayi malang itu. Tetapi binatang itu terlihat sangat ganas, dia mencoba kabur sambil menggigit tubuh Airon lalu membawanya kabur. Aku mengejar hewan itu dan ku lempar dengan batu besar kearahnya. Akhirnya binatang itu kabur. Tetapi aku terlambat menolong Airon. Dia sudah tidak bisa ditolong lagi. Aku menangis histeris, aku menangis sejadi-jadinya ketika melihat tubuh Airon tercabik-cabik. Tubuh mungilnya tidak lagi lucu menggemaskan, kini tubuh itu bersimbah penuh dengan darah. Aku bergidik, tersentak seolah Ruh ku ditarik dengan paksa masuk ke raga. Aku tidak tahu bagaimana kejadiannya tiba-tiba aku sudah terbangun dan ada di ruang ICU. Dalam kesadaran utuh aku tetap menangis. "Aku tidak sempat menguburkannya ... aku tidak sempat menguburkannya." ucapku pilu. "Sabarlah sayang ... itu bukan kuasa mu, ini semua sudah menjadi kehendak-Nya." bujuk suamiku setelah aku menceritakan semua yang aku alami tadi. Setelah beberapa jam, seharian di ruang ICU. Aku kembali melihat Anna dan Airon. Kulihat Anna sudah tumbuh menjadi anak yang super nakal, tukang membuat masalah dan tidak ada seorang pun yang menyukainya. Tetapi sebenarnya dia baik, kini dia sudah bersekolah. Satu-satunya teman Anna cuma Airon kakak kembarnya. Tetapi tidak ada yang bisa melihat Airon hanya aku dan Anna. Beberapa hari di rumah sakit akhirnya aku pulang, Untuk yang kesekian kalinya Anna menemui ku kembali dan mengajak aku ke satu tempat, namun aku menolaknya. Dua sampai tiga kali dia berusaha mengajakku dengan caranya, agar aku keluar dari raga dan mengikutinya. Ini benaran nyata dan aku sadar waktu itu pukul jam tiga malam. "Tidak Anna, maaf aku tidak kuat fisikku sedang sakit. Kalau kamu mau jangan pakai cara itu. Sekali lagi aku tidak mau atau kamu pergi saja." ucapku pelan. Akhirnya sampai ketiga kalinya dia mencoba lagi. Karena gagal membujukku akhirnya dia pergi. Mungkin dia sedih ... mungkin dia juga putus asa, seperti apa yg aku rasakan. Dia tidak ada pilihan sama seperti aku, kami sama-sama terjebak dalam keadaan yang menyedihkan. Aku tidak tahu apa hikmah dan pelajaran dari cerita ini. Karena sampai sekarang pun cerita Anna masih menjadi misteri. Misteri yang hanya mampu di ketahui Allah dan orang-orang yang di Kehendaki-nya. Namun yang pasti ku yakini segala sesuatu kejadian yang kita alami, jika atas ijin Allah siapa pun tidak akan mampu menolaknya. Itu adalah kisah masa kecil tentang Anna yang kemudian dia menjadi seorang ilmuwan dan bekerja di Indonesia. ••• Aku sedikit kesal karena si M membuat minuman ku jadi terasa menyedihkan. Pantas saja Anna menghilang gak pernah muncul. Aku bahkan tidak pernah menemui dia lagi setelah keluar dan saat aku bolak balik ke Rumah sakit. Hari ini adalah duka yang mendalam buat kami, kami tidak punya hubungan dengan Anna, sama seperti aku dengan si M. Tapi mengetahui ini rasanya seperti kerabat terdekat saja yang mengalami. Kita tidak berhenti menangis, ini memang konyol menangisi Anna bersama si M, padahal sosok mereka ya sama aja. sama-sama telah tiada, sama-sama hantu dan aku menangis bersamanya. Sebelumnya beberapa hari ini aku memang merasa sedih dan bawaannya pengen nangis, tapi gak tahu karena apa, dan terjawab hari ini, ternyata semua itu karena Anna. Dan untungnya aku memiliki teman-teman di dunia nyata yang kebetulan juga memiliki kepekaan yang sama, mereka bisa memahami keadaanku, dan aku sangat senang karena salah satu dari mereka bisa melihat Anna sementara yang lainnya mencoba menyemangati aku agar bisa sabar melalui ini. Ku perhatikan si M lebih banyak diam setelah curhat, tatapannya kosong sambil memegangi gelas tanpa meminumnya. "Sudah Mm ... Kita jangan bersedih lagi ya, Kita kan sekarang bersahabat, kita bisa ngobrol bareng kapan aja kamu mau seperti sekarang ini" ucapku menyemangati si M "Apa itu BARENG!??" Duh!! kebiasaan si M kumat lagi. Iya Si M itu suka sekali bertanya setiap kata yang tidak dia pahami, apa saja yang menurut dia tidak dia ketahui, pasti akan dia tanyakan dan anehnya dia tidak mau menerima penjelasan yang aku berikan, jika kata yang tidak dia pahami itu berasal dari orang lain, jadi harus dari orang itu sendiri yang menjelaskan. Untungnya saja sebagian teman ku paham ketika aku menjelaskan bahwa yang bertanya itu bukan aku melainkan si M dan mereka bersedia menjelaskannya. Meski ada sebagian dari mereka menganggap ini sebuah candaan, buat ku gak masalah yang penting si M berhenti bertanya dan puas dengan jawaban yang sudah mereka jelaskan. Awalnya aku sempat merasa malu, takut berpikir tentang apa yang akan mereka pikirkan nantinya. Contoh saja, masa iya kata 'Rebonding' aja aku gak tahu, itu salah satu kata yang pernah dia tanyakan, kedengaran aneh kan, jika aku yang bertanya itu apa, padahal jelas-jelas aku sudah tahu jawaban nya. Namun demi si M aku buang pikiran itu, aku gak peduli jika dibilang aku bodoh atau di tertawa kan oleh mereka. Dan jujur, saat diawal-awal mengetahui kebiasaan si M begini, memang sedikit ada masalah, kami sampai ribut, namun akhirnya baik kan lagi. dan karena sudah terbiasa akhirnya aku pahami saja kebiasaan dia yang seperti itu. Aku hanya bisa mendoakan Anna dan juga si M, semoga mereka berdua bisa menemukan jalan menuju tempat yang benar-benar layak buat mereka dapatkan. Bukannya gentayangan kemana-kemana tanpa arah dan tujuan. Untuk mengenang setahun nya Anna, aku sengaja mengedit sebuah foto yang menggambarkan mereka berdua di dalamnya, Anna dan si M. Aslinya bukan foto mereka memang tapi aku sudah mencari gambar yang semirip mungkin dengan mereka, dan si M menyukainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD