Sosok Tak Kasat Mata

2066 Words
Jangan bilang berteman dengan sosok tak kasat mata itu menyenangkan. Pastilah ada baik buruknya, ada positif dan negatifnya, meski aku pernah baca kalimat yang mengartikan begini, bahwa 'Berteman dengan manusia yang sangat jahat itu jauh lebih baik dari pada berteman dengan mahluk tak kasat mata seperti mereka'. Siapa yang bisa membantah kalimat itu, aku pun setuju tapi menurutku, menurutku yaa ... bukan berarti berteman dengan mereka itu tak boleh, kenapa? Karena aku lebih takut dengan seburuk-buruknya manusia karena Jin jahat yang menyatu di dalamnya. Mungkin dalam arti jangan bersekutu dengan mereka, dijalan yang gak benar, untuk hal ini aku sangat setuju. Memiliki teman tak kasat mata, meski tidak semua, ada hal-hal yang membuat kita jadi bisa mengetahui sesuatu yang tidak semestinya kita ketahui. Kita juga bisa menghindari sesuatu, ingat ya 'MENGHINDARI' bukan tidak menjadikan satu kejadian yang semestinya terjadi itu tak terjadi, kalaupun sampai bisa menghindari itu juga sudah ada dalam skenario tuhan, tak ada yang bisa mencegah takdir dari_NYA. Sama seperti aku dengan si M, tidak mungkin aku mau menerima dia jadi sahabat jika dia sengaja mau menyakiti atau mengajak aku ke hal-hal yang tidak baik. Bagaimana aku bisa tidak menyukainya dengan apa yang sudah dia tunjukan dan lakukan kepadaku. Mereka suka berbisik, membisikan banyak hal yang memenuhi isi kepala dengan hal-hal baik juga buruk. Meski si M tidak menunjukkan hal buruk yang mencolok tetap saja dia adalah Jin, usil, pandai berbohong dan masih banyak lagi, selain Sotoy dan baperan bahasa anak jaman sekarang, itu adalah dua sifat si M yang sangat mencolok. Mereka itu Jin jadi jangan percaya 100 persen apalagi berharap mereka tidak usil. Karena itu adalah sifat asli mereka, jangan pernah meminta sesuatu, kecuali khilaf seperti aku waktu itu. Sebisa mungkin untuk tidak meminta bantuan mereka, karena akan sulit melepaskan diri, jika sudah pernah melakukannya, bahkan belum pun jika sudah dekat sulit untuk melepasnya dalam hal perasaan. Dulu aku pernah meminta si M untuk mencari teman selain aku, dia boleh mengikuti siapa saja selain aku tapi itu dulu, sekarang setelah setahun lebih bersama, aku masih bisa berucap, dia boleh pergi tapi di hati kecilku ada rasa sedih dan berkata 'gimana ya kalo si M benaran pergi'. Jadi ... mau itu dengan manusia atau Jin jika sudah akrab dan dekat sulit saling melepaskan, tapi bukan berarti tidak bisa. Sejak ada si M aku tidak takut saat ada sosok lain yang muncul. Eitt!! jangan bilang saat aku berkata seperti ini aku lalu menduakan tuhan. Aku selalu berdoa, dan memohon perlindungan pada tuhan dan si M adalah nomor yang kesekian, jadi gak pantas untuk di sandingkan dengan sang Maha pelindung. Bahkan di setiap doa aku selalu berdoa agar si M dan teman-teman yang satu server dengan dia itu, menemukan jalannya dan tidak tersesat seperti sekarang ini. Orang-orang seperti aku pasti di kata halu dan aku bisa pahami itu, karena aku pernah ada di posisi itu. Posisi di mana pernah menghindar dan tidak menanggapi mereka. Dan menganggap semuanya hanya halusinasi ku saja. Bertemu mereka dari usia dini, yang tidak memahami bahwa mereka itu tidak nyata tapi ku anggap nyata, begitu mengetahui yang tidak nyata itu ada, aku berusaha menghindarinya, tapi semakin di hindari mereka semakin jelas, hingga kejadian demi kejadian membuat aku terpaksa harus menerima kenyataan bahwa mereka memang berinteraksi denganku dan mereka adalah nyata. Aku mulai menerima kenyataan bahwa aku bisa melihat mereka, bukan benar-benar melihat dengan kedua mata tapi dengan pikiran, dengan rasa, dengan hati, dengan jiwa, dengan penglihatan di antara kedua sisi yaitu baik dan buruk mungkin dengan batin tepatnya. Dan mereka hanya bisa dilihat oleh kaum mereka sendiri. Manusia dengan indra nya adalah tempat, adalah wadah yang bisa diisi siapa saja dan jiwa adalah pemegang kunci nya sementara sang Maha pengasih adalah pemilik_NYA. Jadi kapanpun dimana pun selalu sertakan Tuhan bersamamu. Karena percaya tak percaya ketika mereka menguasai mu, cuma Tuhan yang bisa menolong Mu. *** Satu hari aku kesal banget dengan apa yang di sampaikan oleh si M, kata dia ada beberapa orang yang menganggap orang-orang seperti kami adalah Dukun. Apaan coba, mestinya mereka pahami dulu, Dukun itu apa, Dukun itu adalah profesi yang menggunakan ilmunya buat kepentingan pribadinya salah satunya, ya demi uang, demi dendam. Sementara kami, hanya karena kami bisa merasakan mereka, melihat mereka dengan cara kami, bahkan kami tak pernah mencari ilmu untuk semua itu, lalu di anggap Dukun, sempit banget kan pemikirannya. Lagi pula semua terjadi dengan sendirinya tanpa kami minta. Emang siapa yang mau lihat hantu, atau merasa dihantui atau saat lagi mau makan di warung pas lagi asyik makan, melihat hal-hal aneh dan merasakan yang gak semestinya, masa iya bakso atau mie ayam yang seenak mata melihat kok berasa pasir atau minum teh bau amis dan semua itu udah di ulang beberapa kali sebelum meyakininya itu bermasalah. Pasti gak ada yang akan mau ngalamin itu. Bukan hanya dari segi itu, orang-orang seperti kami itu jadi bahan bully an, bahan ejekan, dari sekelompok orang, padahal sebisa mungkin kami juga berusaha untuk tidak melihat mereka, menghindari mereka tapi tetap saja mereka muncul dan menampakkan diri. Lalu salah kami dimana? Ketika kami menulis atau menceritakannya pun sebagian dari mereka juga masih banyak yang mem bully menganggap itu sebuah candaan tapi ketika mereka mengalami dan terjebak, mereka baru percaya. Si M hanya diam, saat melihat aku begitu sangat kesal, rasanya ingin ku maki-maki orang itu, tapi dengan santuy nya si M malah berkata .. "Sabar Linn ... manusia, kan memang gitu." Memang gitu gimana?! Kok bisa sih si M santuy gitu ngomongnya, dia yang bawah berita terus dia juga yang minta aku bersabar. Dasar hantu! bukannya bantuin,ngasih pelajaran atau apa gitu. Kok malah sok bijak. Aku memang suka membantu orang tapi bukan berarti dukun, lagian aku hanya memanfaatkan apa yang aku miliki, karena aku paham semua itu akan pudar. Karena sejatinya ilmu akan lenyap dan berpindah ke yang lain. Yang biasa aku lakukan adalah mendengar keluhan dan kisah mereka, tentang kenapa dan siapa yang mengikuti mereka, dan lain-lain, ya seperti lebih menenangkan hati dan pikiran mereka dengan apa yang mereka alami atau rasakan. Dan sebagian dari mereka juga ada yang di bully karena apa yang mereka alami. Dan semua itu gratis, aku tidak pernah meminta bayaran untuk semua itu, bahkan tak ada waktu yang di tentukan. Mereka boleh bercerita kapan saja mereka mau dan aku sangat senang membantu mereka. Hanya satu hal yang aku sengaja hindari. Aku tidak membiarkan diriku untuk bisa mengobati orang-orang yang mengalami gangguan gaib, meski ada jalur aku ke situ. Untuk satu ini aku lebih memilih mundur, bukan tidak mau membantu tapi aku lebih menjaga orang-orang yang aku sayangi. Karena resiko untuk semua itu besar. Kalau sekedar memberi saran dan bacaan yang kebetulan aku tau atau dapat bisikkan biasanya aku spontan langsung ngasih tahu mereka. 'Gimana Linn ... udah kamu liat belum foto perempuan yang aku kirim." Itu adalah salah satu Pesan singkat dari salah satu temanku. "Kasihan dia kakinya sampai bengkak, gak bisa jalan, kamu lihat sesuatu nggak, apa itu kiriman orang atau gimana?" Aku hanya terdiam sambil memandangi foto perempuan itu, aku amati baik-baik, memang ada sesuatu tapi aku hanya menyampaikan sebatas yang aku lihat. karena saat dia meminta aku mencari tahu siapa dibalik semua itu, aku menolaknya secara halus. "Maaf mas aku hanya bisa sebatas melihat kalo menelusuri lebih jauh lagi aku gak bisa, maaf ya." Aku selalu menjawab seperti itu ketika diminta seseorang untuk mencari tahu, meski pernah ada beberapa kali yang secara spontan aku telusuri tapi terhenti saat mereka meminta aku untuk membalas dan menyakiti mereka balik. Tentu saja aku menolak karena itu bukan caraku. Aku lebih suka berpetualang di alam mereka, dengan penuh ketenangan dan damai, berjalan dan berkeliling di ruangan abu-abu. Aku pernah menyebut ruangan abu-abu di bab sebelumnya. Begitu mengingat ruangan itu, rasa kesal ku hilang. Aku pernah mengunjungi tempat itu, terjebak berjam-jam, bukan menakutkan tapi sebaliknya, banyak hal unik yang tidak pernah ada di dunia nyata dan itu akan jadi pengalaman yang sangat berharga karna saat berharap untuk kembali kejadian sama tidak akan terjadi lagi meski ada di ruangan yang sama. Aku memang tidak tahu Surga itu seperti apa, katanya Surga adalah tempat terindah dan apa pun yang diinginkan semua ada, dari yang ku alami itu adalah tempat yang ku klaim sebagai bagian terkecil dari Surga. Tempat yang indah penuh ketenangan, di sodorkan banyak hal yang tidak pernah terlintas, bahkan jika hati kecilmu berkata aku ingin maka yang di inginkan langsung disodorkan di hadapan mu. Intinya disana itu luar biasa . Aku merindukan tempat itu, merindukan langit berwarna biru kehijauan yang menjulang tanpa batas, merindukan angin yang bisa ku sentuh dan ku lihat, kesejukan yang luar biasa. Kaki ku melangkah sendiri sebelum mendengar perintah yang ku ucapkan tanpa arah seperti mengikuti kemana, kaki yang ingin mengarahkan sendiri akan kemana. Bahkan saat aku ingin berjalan menuju ke atas langit tiba-tiba ada tangga tanpa penyangga itu muncul dengan sendirinya dan hilang saat tak di pijak. Kuasa Tuhan memang luar biasa. Aku berkali-kali mengucap takbir karena mengagumi apa yang ada di hadapanku. Aku memang tak melihat satu orang pun disini selain suara laki-laki yang sedang melantunkan ayat-ayat suci Allah dan suara yang kucari dari mana asalnya itu ternyata dari atas langit yang memancarkan aurora yang begitu indah. Perlu tiket mahal untuk kesana dan bonusnya ya bertemu dengan sosok tak kasat mata ya salah satunya seperti si M. Entah ini disebut keberuntungan atau sebaliknya yang jelas aku merindukan tempat itu. Disaat kita punya lebih banyak waktu berinteraksi dengan alam lain ketimbang alam nyata, rasanya Alam nyata itu hanya tempat singgahan sementara. Aku bukanlah orang yang mudah percaya dengan hal yang terjadi begitu saja, apalagi hanya sebuah 'katanya' aku harus ada di dalamnya atau nggak aku pernah melalui atau mengalaminya, baru aku bisa mempercayai bahwa itu benar adanya, jika tidak ya sekedar percaya begitu saja. Aku pernah bertanya pada si M, apa sebutan kuntilanak, pocong dan sebagainya itu ada disana, ternyata katanya semua itu ada karena manusia yang memberinya gelar. Mereka tak punya sebutan selain mereka sendiri yang memberi nama untuk diri mereka sendiri. Karena pada dasarnya semua adalah Jin yang menyerupai seperti apa yang mereka inginkan. Dan itu juga alasan kenapa si M tidak mau di sebut Kunti dan sebenarnya ada satu rahasia yang baru aku ketahui dari si M jika sebenarnya nama M yaitu Marliani itu bukanlah nama dia sebenarnya, itu hanyalah sebuah pengalihan untuk menjaga keberadaannya. Karena jika nama sebenarnya dia di ketahui oleh orang yang memahami cara kerja gaib maka sosok tak kasat mata seperti si M akan lenyap seketika atau sebaliknya akan di manfaatkan oleh manusia-manusia yang jiwa-jiwanya terperangkap salah satunya ya para dukun. Itulah alasan kenapa si M meminta aku untuk merahasiakannya siapa nama sebenarnya. Dan aku ingat bagaimana sebagian teman-teman yang pernah berinteraksi dengan dia dulu sempat bilang bahwa dia adalah Indo ternyata benar si M adalah hantu keturunan. Keturunan apa itu yang aku belum tahu karena si M tidak menyebutkannya. Semoga saja dia bisa menguak identitas dirinya sendiri agar lebih jelas, siapa sebenarnya si M alias Marliani. Mungkin kami bisa bertanya pada Anna, tapi, bagaimana bisa Anna saja kami tak tau bagaimana kabarnya, bagaiman kami bisa menanyai dia, padahal kurang lebih dia pasti mengetahui siapa si M meski sedikit. Ada sebuah kotak kecil dari kayu dan di dalamnya ada sebuah kalung emas beserta liontin cantik berinisial kan huruf M, Dia sedang berusaha mencari tahu semuanya, di mulai dari kalung yang dia temukan di rumah terakhir yang dia tinggali dulu bersama pria tua yang dia sebut bapak asuh. Tidak banyak yang dia ingat tapi Bapak asuhnya pernah mengatakan kalau dia bukanlah orang tua kandungnya. Mendengar semua itu dari nya, aku tidak bisa berbuat banyak selain mendengarkan semua curhatannya dan berdoa semoga dia bisa secepatnya mengetahui tentang dirinya secara jelas. "Sudah Mm ... jangan bersedih, pelan-pelan pasti kamu akan tahu siapa dirimu dan keluargamu." ucapku dalam hati saat merasakan dia mulai sedih lagi dan seperti itulah cara aku berkomunikasi dengan si M selama ini dari hati ke hati. Aku berusaha menghibur dia jangan sampai dia terbawa kisah nya yang ada nanti dia mewek lagi. Entah dia tidak mau di sebut Kunti tapi kenapa doyan banget mewek, apa semua Kunti itu baperan ya, karena di setiap cerita yang kudengar sosok ini suka mewek, suka menangis tapi sudahlah kan si M bukan Kunti dia sosok yang tidak mau di beri sebutan apapun selain sebutan dari aku yaitu para gentayangan, hahaha kata dia itu sebutan yang keren untuk jiwa-jiwa yang malang seperti dia dan teman-teman dia yang lainnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD