Patah Hati

1780 Words
Ditolak oleh orang yang kita cintai tidaklah menyenangkan, dan itu juga dirasakan oleh si M. Jujur melihat keadaannya yang sedang patah hati, jiwa kemanusiaan ku berontak, aku mulai merasa kasihan padanya, terlebih aku baru menyadari bahwa ini pertama kalinya dia jatuh cinta. Kebayangkan gimana rasanya jatuh cinta saat sebenarnya rasa itu tidak semestinya bisa dirasakan lagi. Aku berusaha menghiburnya bahkan sesekali aku bersikap lebih tegas padanya agar dia kuat dan tidak bersedih lagi. "Sedih boleh, kecewa juga boleh, tapi jangan berlarut-larut Em m, lagian ... kan, masih banyak yang bisa di cintai." bisik ku padanya Dia hanya diam ... Benarkan?! Dia masih bisa mencintai manusia lain atau mungkin saja dia akan bertemu dengan hantu lain yang bisa membuatnya jatuh cinta. Ah!! Lama-lama aku jadi ikutan stress karena dirinya. Dia terus saja menangis. Aku berusaha menyemangatinya, tapi sepertinya itu gak mempengaruhi apa pun hingga tanpa sengaja, aku bilang ke dia, aku mau jadi sahabatnya. Aku mau menyepakati keinginan dia untuk menjalin persahabatan dengannya tapi dengan syarat dia gak galau lagi dan berhenti menangisi kisah cintanya itu. Cukup kaget dan gak menyangka juga, karena dengan mudah dia mau menerima tawaranku. Dia memang dari dulu menginginkan kami bersahabat, tapi ... tunggu dulu, kenapa bisa semudah itu dia menyetujui, apa jangan-jangan ini trik dia, untuk menjebak aku (manusia) agar bersekutu dengannya. Hm ... semoga saja tidak. Aku terpaksa menggunakan hal ini untuk membuat dia tidak bersedih lagi, aku bahkan baru menyadari ternyata hantu pun bisa sesedih itu, kasihan. Sebenarnya bukan karena itu saja, aku juga sangat terganggu mendengar tangisan dia hampir tiap tengah malam, disaat dimana aku mestinya tertidur lelap dan bermimpi indah. Semenjak dia patah hati, dia hanya muncul setiap tengah malam dan menangisi pria pujaan hatinya itu disudut ruang kamarmu atau nggak di samping rumah. Untungnya saja hanya aku yang mendengar tangisannya di rumah ini, jika tidak bisa tabah kacau semua. Aku tidak punya cara lain, selain memutuskan melakukan sebuah perjanjian dengannya, kami sepakat, jika dia berhenti menangis aku akan menerima persahabatan darinya, dan aku tahu ini lumayan berisiko untukku , tapi mau bagaimana lagi hanya satu-satunya cara yang bisa aku lakukan untuk membuatnya berhenti menangis, menolongnya dari patah hati. Marliani alias si M sebenarnya hantu yang baik, meski aku tidak pernah mengalami yang di alaminya saat ini, dengan kejadian ini aku bisa memahami bagaimana rasanya bahagia sekaligus sakitnya mencintai kemudian di tolak, bagaimana rasanya ingin mengungkapkan segala apa yang dirasa yang tidak bisa diungkapkan secara nyata, kecuali hanya dengan cara menangis. Bagaimana sulitnya menahan diri, dan rasanya pasti sangat sakit sekali. Begitu kecewanya Marliani, sampai aku nyaris terpengaruh ajakannya untuk bunuh diri. Hari itu di satu momen dimana rasanya aku ingin mati saja tanpa sebab tapi kemudian aku menyadari ada yang aneh. Aku sempat mikir, jadi seperti ini cara mereka mempengaruhi manusia, menyatukan jiwa dan rasa, hingga merusak raga untuk menyakiti diri sendiri. Aku sempat ke pikiran kenapa dia yang patah hati terus ngajak yang lain ikutan mati, kenapa harus aku, tentu saja aku berusaha menolak, meski ini tidak mudah. Aku berusaha mengendalikan diriku untuk tidak menerima ajakannya. Banyak hal yang aku sampaikan, hanya untuk menghibur dirinya dari yang namanya patah hati. "Ingat Em m ... tidak semua keinginan itu bisa terwujud, bisa berbalas, terkadang kita terpaksa harus mencintai seseorang dalam diam. Kadang kita harus bisa merelakan dan bersabar jika semua itu terjadi dan tidak sesuai dengan harapan,” ucapku pelan menasehatinya. Sebenarnya bisa saja dengan mudah dia membuat seseorang jatuh hati padanya, tapi itu tidak dia lakukan. Bahkan dia berpikir bahwa mencintai itu adalah hal yang tulus yang semestinya terjadi dengan sendirinya dan hal itu yang belum sempat dia rasakan saat dia masih hidup. Aku sempat sedih juga mendengar semua hal yang di ceritakan nya padaku. Kasihan sekali dia, mati muda sebelum menikmati yang namanya jatuh cinta, menikah dan punya keluarga. Tapi mau gimana lagi, aku hanya bisa jadi pendengar setianya. Karena aku tidak mungkin bisa mewujudkan ke inginanannya untuk bisa bersama dengan orang yang dia cintai, terlebih lagi orang yang dia cinta itu adalah manusia. Setelah semua kejadian ini berlalu, hubunganku dengan Bang Joe baik-baik saja, si M juga sudah mulai terbiasa, bahkan dia sudah tidak pernah lagi merasuki aku atau mengutak-atik akun sosmed ku jika aku sedang berkomunikasi dengan Bang Joe. Meski demikian, si M bisa saja menutupi semua hal dariku, tapi ada yang dia tidak ketahui bahwa aku bisa merasakan kalo dia, diam-diam masih menyukai Bang Joe, bagiku itu tidak masalah jika sekedar masih menyukai. Aku harus bisa memahaminya sekalipun dia hantu, memahami bahwa ternyata si M adalah hantu yang baperan dan mudah sekali menangis. Aku membiarkannya pelan-pelan melupakan apa yang dia rasakan tanpa memaksanya. Meski kami sempat saling diam, karena ajakannya untuk bunuh diri yang tidak aku respon. Dia sempat tidak muncul berhari-hari, aku sempat khawatir juga tapi aku tidak mau Marliani tahu bahwa aku mengkhawatirkannya. Jadi aku pura-pura saja gak care padanya. Setelah beberapa hari tak muncul, akhirnya dia nongol juga, dan benar waktu bisa menghapus luka secara perlahan. Marliani mulai bersikap seperti biasa, mulai melakukan kebiasaan yang biasa dia lakukan, seperti sebelum-sebelumnya, sebelum kasus jatuh cinta dan patah hati ini terjadi. Sesekali dia muncul, jika tak tengah malam, pagi buta, siang selepas zuhur atau sore sesudah waktu ashar dan dia melakukannya dengan sesuka hatinya tanpa aku minta, namun tak jarang waktunya selalu sama. Kami melalui hari-hari kembali seperti biasa. Saat aku ngobrol dengan teman, yang kebanyakan dari sebuah grup misteri, si M antusias kembali menyimak setiap obrolan yang kami bicarakan. Kadang jika datang usilnya, dia juga ikut menulis, dan saat aku yang menulis, jika dia tidak suka, tulisanku dengan seenaknya dia hapus. kesel sebenarnya tapi ya sudahlah aku ikuti saja caranya. Pasti kalian bertanya-tanya kan, gimana cara dia ikutan nulis dan menghapus tulisan. Hm .. agak sulit menjelaskannya tapi yang pasti aku yang melakukannya, dengan diluar kesadaran. jadi misal aku lagi nulis komentar panjang yang sedikit jutek, tiba-tiba tulisan itu terhapus hanya dengan satu klik an. saat sadar aku bingung sendiri kok kehapus begitu juga sebaliknya aku klik stiker yang gak pernah ingin aku klik, jadi semua diluar kesadaran yang di kendalikan olehnya. Bahkan parahnya si M juga mulai menunjukkan sikapnya jika tidak menyukai sesuatu, dengan cara menulis di insta story atau di status sosmed milikku lainnya. Dan saat menemukan tulisannya yang menurut aku tak sepaham denganku tentu saja aku gantian aku yang hapus. Seperti yang aku bilang, hal-hal kecil bisa membuat kami jadi salah paham dan satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah kabur atau gak ya menangis. Tapi saat kata-kata bijak hadir diantara kami, kami jadi saling mengingatkan, jadi pelengkap satu sama lain dan berbaikan lagi tentunya. Pernah satu kejadian aku sedang kesel banget pada seseorang, karena orang itu tanpa ijin menggunakan editan foto dia. Aku berencana menghubungi orang itu dengan sangat marah, seorang penulis, yang aku adalah fans dari tulisan-tulisannya, tapi aku gak menyangka dengan apa yang dia lakukan. Aku sudah menulis panjang, untuk mengingatkan dia bahwa apa yang dia lakukan adalah salah dan dia harus menghapus foto itu, itu adalah foto editan aku, si M dan Anna, dan aku membuatnya dengan air mata, karena setiap kali mengingat kisah si M dan Anna aku pasti menangis, tapi dengan seenaknya saja si penulis itu gunakan dan menutupi watermark namaku yang tertulis difoto itu. Kesal banget kan!! dan itu pertama kalinya aku mengetahui bagaimana rasanya saat karya buatan kita di curi oleh orang lain, pantas saja saat karya tulis beberapa dari teman penulis itu dibajak dan dicuri mereka sangat murka. karena dibalik lelahnya pembuatan sebuah karya itu tidak mudah, itu sangat melelahkan dan aku merasakannya sekarang. Tapi dengan santai dan tenangnya si M malah menasehati aku untuk tidak melakukannya, dan membiarkannya saja. Aneh!! Giliran aku yang kesel dia malah santai, bukannya membantuku memberi pelajaran kepada si pencuri itu malah menyuruh aku diam. "Banyak cara untuk memberi pelajaran kepada orang yang berbuat jahat pada kita, salah satu contohnya pada si penulis itu, berhenti mengikutinya, berhenti mengidolakannya, dan yang terpenting kamu sudah mengetahui bagaimana orang tersebut apakah pantas dijadikan idola dan tunggu saja dia akan menerima hal yang serupa meski dengan cara yang berbeda, namun rasa yang sama akan dia temui yaitu kekecewaan dan rasa marah." ucap si M menjelaskan bak seorang penasihat. Mendengar pernyataannya itu tentu saja aku kaget dan gak percaya, seorang hantu seperti dia ternyata bisa bijaksana juga. Tapi kenapa saat dia patah hati kemarin dia gak bisa sebijak itu ... dasar si M! "Hm ... ternyata menasehati orang itu sangat mudah ya, giliran menjalaninya, diam seribu bahasa." ucapku pelan menyindir si M. Ternyata kurang lebih aja, manusia kan juga gitu. kalau menasehati pandai banget, giliran mengalami, gak sebijak nasehat yang di sampaikan nya. Karena si M aku jadi batal melampiaskan kekesalanku pada orang itu. tapi si M ada benarnya juga, setidaknya dengan kejadian ini, aku jadi tahu beberapa hal salah satunya harus tenang dalam menghadapi masalah. Cepat banget si M mengatasi rasa patah hatinya, apa sepenting itu persahabatan yang dia inginkan, apa dia benar-benar patah hati atau jangan-jangan ini cuma trik dia aja. Entahlah, sekalipun itu benar, aku berusaha untuk tetap berpikir positif saja. Sejak kasus si M, aku ngerasa hubunganku dengan Bang Joe agak sedikit berubah, biasa hampir tiap hari kami ngobrol entah lewat chat atau ngobrol di telepon. Sekarang semua biasa aja, aku bahkan gak begitu peduli hari ini kami ngobrol atau tidak, apa semua itu juga karena si M. Apa sebegitu cintanya dia pada Bang Joe, sampai ketika dia kecewa aku jadi tidak merasakan apa pun. Hm ... untung saja semua sudah berakhir, jika tidak pasti akan ada masalah baru. Marliani mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Pernah suatu hari aku dapati saat dia tidak muncul berhari-hari, dia duduk seperti saat kami bertemu dulu, duduk di ruangan yang berbeda di rumah sakit menunggui satu pasien yang sedang terbaring sakit. Melihatnya seperti itu, aku jadi merasa kembali ke masa lalu. Aku berusaha mencari tahu soal dirinya, siapa Marliani yang sesungguhnya. Sebagian teman yang pernah bertemu dengannya mengira dia adalah gadis keturunan belanda. Aku tidak bisa mengiyakan apakah itu benar atau tidak, secara satu-satunya yang bisa aku tanyai adalah Marliani itu sendiri dan dia sama sekali tidak mengetahui siapa dirinya, siapa kedua orang tuanya. Pria tua yang mengasuhnya dari kecil adalah satu-satunya orang yang mengetahui siapa dia, namun saat si M beranjak dewasa pria itu meninggal dunia. Saat aku bertanya pada si M kenapa dia tidak pernah bertanya soal dirinya ke pria tua itu, M bilang pria itu juga sama sekali tidak mengetahui banyak soal ditemukan nya dia yang sedang duduk menangis di pinggir jalan. Apa yang si M lakukan saat itu, duduk menunggu. Seperti nya dia memang menunggu sesuatu sambil menangis Di pinggir jalan, tapi siapa?? Siapa yang dia tunggu, apakah itu alasan dia suka duduk dan menunggui sesuatu ... entahlah!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD