Angin Jahat

1729 Words
"Tok ... Tok ... Tok!!" Aku terbangun saat mendengar suara ketukan dari pintu yang lumayan nyaring. Rupanya aku ketiduran, saat tengah asyik membaca buku misteri. Aku bergegas bangkit dan membuka pintu yang ternyata saat ku buka, tak ku temukan siapa pun. Apa iya, aku salah dengar? Aku kembali ke sofa dan merebahkan tubuhku seperti semula. Ku lanjutkan tidurku dengan menutup wajahku dengan buku yang sedari tadi aku pegang. "Tok ... Tok ...Tok!!" Belum lama ku pejamkan mataku, suara ketukan itu terdengar lagi. Aku pura-pura saja tak dengar dan merubah posisiku tidurku, menyamping mengarah ke pintu, gerakan refleks ku tak sengaja menjatuhkan buku yang menutupi wajahku. "Bukk!!" Kubiarkan buku itu jatuh. Perlahan pintu yang ada di depanku itu terbuka sendiri. Aku coba mengintip dengan menyipit kan sebelah penglihatanku, mencari tahu siapa yang sudah iseng mengerjai aku, awas aja, kurang kerjaan banget sih! Aku tungguin tapi kok tak muncul-muncul, padahal aku sudah siap-siap nangkap basah pelakunya. Tak ada siapa-siapa, masa iya hembusan angin. Mungkin saja, mungkin memang angin, pikirku sejenak. Karena tak mungkin itu si M. Si M memang usil tapi aku tahu kali ini bukan kerjaan dia. "Tok ... Tok ... Tok!!" Aku kembali tersentak karena suara ketukannya lebih nyaring dari sebelumnya, seketika tatapanku fokus pada pintu yang tertutup, loh!! bukannya tadi pintu itu terbuka. kok bisa ke tutup lagi. Jarak pintu ke sofa kurang lebih satu setengah meter. Masa iya benaran angin yang menutup dan membukanya. Benaran aneh pikirku saat itu. Hemm .... Aku bangkit menuju pintu, ku buka pintu itu lebar-lebar, seketika kurasakan hembusan angin terasa sejuk menerpa wajahku, membuat aku terdiam sesaat. Lalu aku kembali tersadar. Aku tutup pintu dan menguncinya dan saat aku berbalik, seketika ruang tamuku berubah menjadi lorong yang panjang dengan pencahayaan yang sedikit gelap. Tentu saja aku bingung, kenapa ruangan di rumahku mendadak berubah. Aku berjalan pelan dan sangat hati-hati, aku coba pandangi sekeliling ku nyaris aku tak bisa begitu jelas melihat karena penerangan yang sedikit gelap, Hingga aku terduduk di hamparan pasir. Ini dimana? pertanyaan ini terus ada di benakku. Aku mulai merasakan sesak di d**a hingga ke tenggorokan, serasa ada sesuatu yang ingin keluar dan segera di muntah kan, namun tidak bisa. Rasanya mulut dan tenggorokan ku dipenuhi oleh sesuatu, semakin terasa, seperti pasir, iya, aku merasakan pasir memenuhi tenggorokanku, aku batuk berkali-kali, terasa sakit, aku hanya bisa menumpukan kedua telapak tanganku pada pasir yang ku genggam, menahan nyeri dan rasa ketakutan yang mendadak muncul tiba-tiba. Aku merasakan air mataku keluar, hangat dan tertahan di ujung netra ku lalu perlahan jatuh. Aku masih ter batuk tanpa henti , hingga rasaku menangkap satu sosok seperti ada yang di belakangku, sosok perempuan, aku coba tengok ternyata perempuan itu adalah si M, entah sejak kapan dia disitu, Duduk hanya diam dan dari tatapannya, aku bisa tahu dia terlihat sedih dan khawatir. Di situasi begini si M masih setia menemaniku. Entahlah dengan melihatnya hadir, aku merasa ketakutan ku hilang dan sedikit lebih tenang. Aku masih terduduk, diantara rasa sakit, melihat sekitarku, aku benci tempat ini. Lalu muncul di hadapan aku dan si Mi, seorang pria dengan memakai peci hitam, melihat wajah pria itu aku sama sekali tak mengenalinya namun aku merasa mengenali tampilannya dari peci yang dikenakannya, dia tersenyum dan berkata .... "Oh pantas saja kamu tidak bisa memuntahkannya, sini aku bantu." ucapnya sambil mendekat kearah ku dan duduk bersila. Aku hanya menatap pria itu tanpa berkata apa pun dan seakan diam ku mengijinkannya dengan tawarannya barusan. Pria itu kemudian menyentuh dahi ku, memejamkan mata sambil merapal sesuatu. Aku merasakan dia menekan dahi ku perlahan namun rasanya sangat sakit. Hingga aku merasakan ada sesuatu seperti gumpalan yang akan keluar menuju ke kerongkonganku. Dan benar aku merasakan ada gumpalan dahakk yang akan keluar namun tertahan di mulutku. Aku lalu tersadar, aku sedang terbaring dengan posisi yang sama ,waktu terbaring di sofa tadi, namun ini bukan di ruang tamu, bukan juga di lorong panjang yang berpasir tadi, tapi aku ada di kamar tidurku dengan suasana yang temaram Karena lampu tidurku yang minim cahaya. Dahak yang mestinya aku muntah kan tadi itu masih ada dalam mulutku, entah bagaimana bisa, bukannya bangun dan membuangnya, aku malah menelannya kembali. Aku lakukan bukan dengan sengaja, tapi itu terjadi begitu saja dan aku tak bisa bergerak untuk melakukan apapun, aku gak bisa bangun dan tak bisa ku tahan juga. Hingga beberapa saat terdengar suara azan subuh berkumandang. Saat itu aku merasa semua kembali normal terbukti dengan bisanya aku bergerak kembali. Aku pandangi jam di layar ponselku, waktu menunjukkan jam 04: 55. Aku masih memikirkan kejadian yang aku alami tadi, masih mereka -reka, itu apa. Ada rasa kesal, kenapa muntahan itu tidak aku buang, aku tahu itu bukan hal yang baik, ada sesuatu dan semestinya itu harus aku muntah kan. Aku beranjak ke kamar mandi untuk segera mengambil air wudhu. Ada rasa khawatir, semua terjadi dengan sangat cepat dan spontan. Saat hendak mencuci tangan, aku memohon pada Tuhan agar aku bisa mengeluarkannya, dan benar! disaat itu seketika aku batuk dan gumpalan dahak yang kurasakan sebelumnya itu akhirnya keluar. Alhamdulillah ALLAH maha pengasih dan penyayang. Tiada tempat berlindung. Tiada tempat memohon pertolongan selain kepada _NYA. Alhamdulillah! Allahuakbar!! Berkali-kali aku ucapkan itu sebagai rasa syukur ku karena aku bisa mengeluarkannya dari dalam tubuhku. Jika tidak entah akan seperti apa, karena aku tahu itu bukan hal yang baik jika tidak segera di keluarkan. tapi aku berusaha untuk tidak berpikir tentang apapun yang negatif. "Jangan khawatir semua sudah terselesaikan.” bisik si M. Ini yang kedua kalinya dia membisikan kalimat itu. Kalimat yang sama seperti waktu itu, saat di tengah malam aku terbangun dan merasakan sesuatu berjalan pelan di punggungku menuju kepala yang ternyata itu adalah kelabang yang akhirnya keluar dari Ubun-ubun ku. Saat itu aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, aku hanya melihat si M berdiri tepat di hadapanku, diam tanpa bicara apa pun, hingga aku merasakan sesuatu berjalan dibalik kulitku, hingga melihat seekor kelabang berukuran besar itu jatuh dari kepalaku. Aku masih terdiam sambil menatap si M, yang berjarak satu meter di depanku. Kami diam dan Saling menatap, seolah-olah harus diam dan menunggu tanpa berbuat apapun. Sesaat kemudian si M membisikan kalimat yang sama, kalimat yang membuat aku merasa jauh lebih tenang dan berucap syukur, kalau gak salah, aku pernah menceritakan kisah ini di kisah sebelumnya. Aku tidak pernah berpikir bahwa itu adalah kiriman seseorang, karena aku tidak pernah bermasalah pada siapa pun. Tapi aku juga tidak tahu jika kepekaan seseorang bisa mengusik dan mengganggu orang-orang yang mempunyai niat jahat atau niat buruk pada seseorang dan ketika kami, aku mengetahuinya dan mereka tidak suka maka jalan satu-satunya adalah memperingati kami melalui cara yang biasa mereka lakukan. Guna-guna, adalah salah satu cara yang biasa mereka gunakan. meneror dengan sosok hantu, siluman, atau hal-hal lainnya yang menakutkan dan jika mereka belum merasa puas maka santet lah yang bekerja. Aku tidak pernah meminta untuk bisa merasakan mereka yang tak kasat mata. Tapi semua terjadi dengan sendirinya dan aku tahu apa yang aku rasakan suatu saat akan hilang, akan pergi karena kemampuan itu memiliki tingkatan dan masanya juga. Tidak semua orang yang peka itu memiliki kemampuan yang sama, mereka juga punya tingkatan dan kemampuan yang berbeda-beda, seperti aku salah satu nya, aku hanya bisa merasakan dan melihat jika sosok yang aku lihat itu menginginkannya jika tidak ya tidak akan terjadi apapun. Berbeda dengan mereka yang seorang indigo yang kemampuannya mungkin lebih tinggi, mereka bisa melihat apapun yang mereka ingin lihat, mungkin seperti itu, entahlah aku tidak tahu persisnya yang jelas saat ada yang bertanya apakah aku Indigo aku jawab bukan, aku bukan Indigo, aku hanya kebetulan saja bisa merasakan dan melihat mereka dengan rasa dan jiwa (bathin). Saat mengalami ini, aku juga tidak berpikir untuk mencari tahu, sebab, kenapa mengalami hal seperti ini di saat begini hingga bisa dibantu oleh orang-orang yang aku juga tidak kenal. Satu hal yang baik menurutku adalah, ketika kita tidak pernah berbuat jahat pada siapa pun maka kebaikan juga akan datang membantu kita, entah dari arah mana pun, dan ini berlaku di semua hal. Sama halnya dengan pria itu, aku sama sekali tak mengenal siapa si pria peci itu, tapi jika kuingat- ingat lagi, sepertinya aku pernah melihatnya saat salah satu teman memintaku untuk menelusuri kisahnya dimasa lalu. Tapi aku hanya sebatas melihat dan menjelaskan beberapa hal tentang sosok pria itu ke temanku, hanya sebatas itu tak lebih dan aku gak nyangka sama sekali setelah berapa hari aku bertemu lagi dengan pria itu di kejadian ini. Semua berlaku sesuai apa yang Tuhan inginkan, kita hanya menerima dan menjalani. Itulah kenapa kita diminta untuk berdoa, berdoalah sebelum melakukan sesuatu, apa pun keyakinan mu, berdoalah maka Tuhan akan melindungi mu dari apa-apa yang tidak kamu sangkakan dan pertolongan Tuhan itu bisa melalui perantara apa dan siapapun. Karena diri tidak akan pernah bisa mengira, bagaiman sebuah petaka, musibah itu berasal hanya dari hembusan angin yang tak terlihat, yang bisa berubah jahat. Pernah dengar istilah 'Angin duduk' angin yang katanya bisa membunuh seseorang, entah bagaimana cara kerjanya tapi yang jelas sebagian dari orang yang berilmu jahat memanfaatkan istilah satu ini untuk mengelabui orang-orang di sekitar korban yang jadi targetnya dan ketika mereka membunuh lewat angin kemudian korbannya mati, orang-orang terdekat mereka tidak curiga karena berpikir bahwa itu adalah karena Angin duduk. **** Pagi ini aku nunggu si M kenapa dia belum muncul, ada rasa penasaran, sebenarnya apa yang terjadi malam itu. Siapa dan kenapa, ini adalah pertanyaan yang selama ini ingin aku tanyakan ke dia, tiap kali aku menemui atau mengalami hal seperti ini, namun selalu tertahan dan lupa. Di datangi sosok aneh atau dikirimi sesuatu adalah hal yang menyeramkan, apalagi jika sampai terbawa diri, Selama ini aku tidak pernah berbuat jahat pada siapapun bahkan dengan kemampuanku aku tidak mau menyakiti, tetap gak dapat ijin sama Kai. Kai selalu menggagalkan jiwa manusiaku yang jahat untuk balas dendam, atau memiliki rasa dendam. Terlebih dengan adanya si M, kami tidak pernah kompak ketika ingin melampiaskan kekesalan. Mempergunakan kemampuan membantu orang itu emang baik tapi banyak resiko yang mesti dilalui jika diri kosong, jika diri tak berilmu maka jiwa dan raga akan jadi korbannya termasuk orang-orang di sekitar. Beberapa dari kawanku mengalami ini, membantu orang-orang yang meminta pertolongan ke meraka tanpa bayaran, jadi yaa ... memang murni ingin membantu, mereka sudah paham jadi mereka memang mempunyai perlindungan alias pagar diri, dan sudah siap jika sewaktu-waktu mereka menerima serangan gaib ke diri mereka atau ke orang-orang yang terdekat dengan mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD