Hastag Donasi M

1500 Words
Mengalihkan pikiran dari suara dan penglihatan, menurut aku mengedit adalah jalan keluarnya, meski kadang masih, tapi dengan ini aku bisa mengalihkan setiap yang terlihat dan terasakan oleh hal yang tak wajar di sekitarku. Satu-satunya alasanku menyukai edit foto adalah supaya tak terpengaruh dengan mereka, menghindari bisikan-bisikan mereka. Bisikan yang begitu kuat, yang bisa membuatku melakukan hal-hal aneh bahkan bisikan itu bisa membuatku tak mengenali diri ku sendiri jika sudah bersarang di hati dan pikiran. Aku pernah menceritakan soal ini di kisah sebelumnya, kenapa aku lebih memilih mengedit ketimbang yang lainnya. Aku mengedit setiap apa pun yang aku temukan, baik foto-foto orang yang kukenal atau tidak sekalipun dan semuanya free demi apa coba, cuma untuk mengalihkan pikiranku dari mereka. Sebelumnya aku selalu berusaha untuk menghindari mereka, selain dengan zikir hati biasa aku mendengarkan musik tapi tetap saja aku tidak bisa menghindari mereka dengan baik. Tapi sejak menemukan cara ini, yaitu mengedit itu jauh lebih baik, setidaknya mengurangi. Pernah satu hari saat aku lagi asik santai mengedit foto sambil mendengarkan musik melalui headset, padahal waktu itu volumenya lumayan nyaring dengan musik yang sedikit nge beat terdengar ada suara yang memanggil nama ku, aku pastikan apa benar ada orang yang memanggil ku, tapi sampai dua, tiga kali tak ada siapapun, bahkan saat aku abaikan suara panggilan yang kemudian berganti dengan beberapa benda yang jatuh itupun tak ada, lalu berganti lagi dengan suara perempuan cekikan yang berusaha menarik perhatianku yang akhirnya aku abaikan dengan pura-pura tak mendengarkan nya sama sekali. “Kenapa, gak buka jasa aja Linn, kan lumayan,” terbaca notif W A di atas layar HP ku Aku hanya diam dan tersenyum setiap kali membaca pertanyaan dari beberapa temanku. Aku memang gak ada ke pikiran buat ke situ karena niat aku selama ini, siapa pun yang aku edit fotonya aku ikhlas dan lebih meminta doa sebagai pengganti bayarannya. Setidaknya dengan mengedit aku bisa berhenti melamun dan tidak terbawa ke 'Mereka'. Tidak satu dua orang yang menyarankan aku untuk buka jasa edit foto tapi ada beberapa. Hingga masa itu terulang lagi, kembali beberapa teman mengusulkan agar aku mau menerima bayaran dari hasil editan ku, aku masih tidak tertarik hingga mengetahui ada sebagian orang yang memanfaatkan kebaikan aku untuk kepentingannya dan aku mengetahui itu dari si M. "Aku ikhlas kok ngedit foto mereka, mereka senang dan mendoakan aku yang baik-baik, kan buat orang senang juga pahala kan" ucapku pada si M "Iya ,benar, selama tidak di manfaatin,” celetuk si M Kami sempat berdebat, soal ini. "Ada cara supaya kamu bisa dapat pahala dan orang-orang gak manfaatin kamu." 'Apa!!" tanyaku penasaran "Kenapa gak dengerin kata teman-teman kamu, hobinya dijadiin duit." "Nah kalo dijadiin duit terus nyari pahalanya gimana" "Ya, uang bayarannya bisa kamu donasikan, kan itu juga pahala." Hemm ... benar juga kata si M. Tapi aku ngerasa gak enak, soalnya aku udah terbiasa ngedit foto-foto mereka secara free. "Ya di coba aja dulu, kan gak ada salahnya" bisik si M bersemangat. Dari obrolan kami itu, akhirnya aku memberanikan diri mencobanya. Keesokan hari nya aku iseng ngedit foto salah satu teman secara free dan ijin ke pemilik fotonya untuk aku edit dan aku share. Gak nyangka dari postinganku itu, ada teman dia yang melihat dan tertarik dan minta aku untuk editin fotonya dan gak masalah meski dibayar, kata dia. Tentu saja aku senang, seperti gayung bersambut, bahkan si M jauh lebih senang dari aku. Melihat dia yang kegirangan. Karena ini ide dari si M akhirnya aku namakan proyek kami ini hastag Donasi M. Pelan-pelan aku mulai mengumumkannya di beberapa akun Sosmed ku bahwa edit foto di Justlinnn mulai sekarang berbayar dan bayaran yang terkumpul akan kami donasikan. Alhamdulillah teman-teman suport Donasi M, dari edit foto, buat logo, banner, dan lain-lain dan semua berjalan dengan baik. Aku dan si M sangat senang dan semoga itu bisa menyempurnakan dia. Dia bisa segera menjadi seorang muslimah dan kembali ke tempat yang selayaknya. Ini sih narasi aku saja, semoga si M mau jika tidak, semua keputusan ada di dia. Sebagian donasi sudah kami serahkan ke Pondok pesantren, sebagian ke yang dadakan, seperti bertemu orang-orang yang lebih membutuhkan yang tidak sengaja aku dan si M temukan di jalan atau mendapat info dari beberapa kawan. Aku gak nyangka Aku dan si M melakukan semua ini, terutama si M bagaimana bisa, dia memikirkan hal-hal yang seperti ini, secara dia adalah salah satu para gentayangan. Buat aku si M memang berbeda dan luar biasa. *** "Linn ... Linn!!" Aku terbangun mendengar suara perempuan, menyebut namaku berulang kali, suara yang gak asing ditelingaku. Iya itu suara si M. Ini yang kesekian kalinya si M membangunkan aku untuk menjalankan ibadah subuh. Hm ... Aku kadang memang sering terlambat mengerjakannya dan ini sungguh sangat memalukan ketika alarm ku tak berfungsi untukku, malah si M yang membangunkan ku. Terkadang ada rasa malu padanya, bagaimana bisa aku mengajaknya jadi seorang muslimah sementara aku sendiri buruk. Si M memang tidak selalu berada di posisi baik, kadang dia juga bisa bersikap di luar dugaan ku, terlebih ketika aku labil, aku bisa dengan tidak sengaja jadi menakutkan buat diriku sendiri juga keluarga ku. *** Saat tengah asyik mengedit, jika si M ada, kadang dia juga ingin aku menghadirkan dirinya di salah satu foto yang aku edit. Yahh ... mau tak mau aku turuti saja keinginannya dari pada dia ngambek berhari-hari dan gak muncul. Saat menerima orderan teman ngedit foto, buat logo dan banner, aku dan si M senang sekali, karena secara tidak langsung mereka mau berpartisipasi di donasi M. Disela-sela aku ngerjain orderan teman, aku menyinggung soal kelanjutan dari kisah-kisah yang pernah si M ceritakan padaku. "Mm ... kenapa kisah mereka gak ada kelanjutannya? Apa kamu sudah gak berpetualang lagi dengan mereka" tanyaku pada si M yang sedang berdiri di sudut ruang dan hanya diam menatapku. "Kenapa? Jadi benaran, kamu udah gak berpetualang lagi? nah!! kalo benar iya, terus gimana dong aku nulis. Kan, semua ide cerita dari kamu, kamu juga kan yang bersemangat untuk aku menulis dan jadi penulis. Kamu kan yang bersemangat saat teman-teman aku ngasih suport buat aku ikutan nulis." Ah!! lagi-lagi si M cuma diam. Tatapan dia kosong. Dasar hantu, gak ada mimik sama sekali, datar aja tapi aku bisa rasakan ada senyum tipis di wajah pucat nya. Donasi M sudah aku dan si M jalankan, bahkan si M sendiri memilih siapa yang berhak mendapatkan donasinya. Aku hanya mengikuti keinginannya, meski gak banyak donasi yang terkumpul setidaknya, apa yang sudah kami rencanakan sudah berjalan dengan baik. Semoga dengan Hastag Donasi M ini, bisa menyempurnakan dia, untuk bisa menjadikan kami lebih baik lagi dan dia berada di tempat yang selayaknya. Tapi apa aku bisa dan si M bisa, semoga saja, aamiin. Entahlah! Yang jelas jika kami berpisah nanti pasti sulit. Hm ... baru kali ini aku ngerasa melepas dia itu seperti melepas orang yang benar-benar disayang. inilah salah satu ketakutan yang dulu berusaha aku hindari tapi sekarang aku sudah berada didalamnya. Si M jauh berbeda dengan para gentayang yang pernah aku temui. Berbeda dengan kinanti si siluman ular. kinanti juga banyak membantuku tapi aku tidak pernah se-khawatir ini, saat dia gak ada atau akan pergi meninggalkan ku. Mungkin karena Kinanti sudah memiliki kehidupan sendiri bersama pasangan barunya. Bersama suaminya, bersama keluarga barunya. Atau dengan Kai putih sahabat dariku kecil. Aku tidak memikirkan bagaimana jika kai pergi meninggalkan aku. Meski beliau tidak benar-benar pergi , tetap mengawasi ku meski tak sedekat dulu. Aku tidak merasakan kesedihan seperti aku merasakan akan membiarkan si M pergi. Atau karena mereka tidak benar-benar pergi. makanya aku tidak merasakan kesedihan itu. Jika si M benar-benar pergi kisah tentang dia pasti akan berakhir, padahal masih banyak kisah dia yang belum aku ceritakan. Begitu membahas tentang perpisahan dengan dia, rasanya semua yang ingin aku sampaikan hilang seketika. Aku jadi malas menulis. Apa yang harus aku lakukan, belum terjadi saja, aku sudah merasa seperti kehilangan. Si M juga mulai jarang menemui ku. terkadang jika dia bersamaku, dia hanya diam tanpa reaksi, mungkin karena aku sedang sakit. Iya saat ini aku sedang sakit. Si M tak banyak bicara, dia hanya diam, berdiri di sudut ruang memandangiku. Si M tahu jika aku sedang lemah, ada satu pintu yang akan terbuka, pintu keluar masuknya mereka yang tak nampak di mata, mereka yang datang mengganggu saat kesadaran ku hilang seketika. Iya, ketika sakit, aku mudah masuk dan berbaur ke dunia mereka dan hal ini tentu tidak mengenakkan. Karena saat satu raga ada di dua tempat dan raga itu sedang sakit maka bersiaplah untuk mati-matian melindungi jiwa dari mereka yang tak pernah dianggap nyata, jika beruntung maka jiwa akan di pertemukan oleh mereka yang baik yang akan membawa jiwa ke tempat- tempat yang baik pula begitu juga sebaliknya. Aku dan si M akan berusaha untuk Donasi M kami, selain hasil dari ngedit, impian kami lainnya untuk Donasi M adalah menjadi seorang penulis dan Alhamdulillah doa aku, kami maksud ku, akan segera terkabul, ada jatah Donasi M dari hasil menjadi seorang penulis. Insyaallah, Tuhan permudah segala urusan dunia kami untuk mendapat perhatian lebih , jika nanti kami ada di dunia yang lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD