Sarang Kuntilanak

2024 Words
Kesulitan tidur masih jadi masalah bagiku, biasa aku selalu menggunakan obat tidur dengan meminta resep dokter atau jika habis aku membelinya di luaran. Tapi sejak aku jadi kecanduan pasanganku melarangnya untuk mengkonsumsi lagi. Biasanya jika tak bisa tidur aku ngobrol dengan teman membahas apa saja tentang dunia astral dan percayalah aku sangat menyukai pembicaraan Ini, ketimbang membicarakan hal-hal lain. Aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam jika sudah membahas hal-hal seputar dunia gaib. Kebetulan malam ini aku lagi ngobrol dengan teman melalui telepon suara, kami membahas satu persatu pertanyaan yang dia ajukan padaku, begitupula sebaliknya hingga di sela-sela obrolan kami, mataku yang mulai terpejam karena mulai ngantuk, tiba-tiba pandanganku melihat air yang sangat jernih, dengan banyak bayangan daun bambu yang bergoyang pelan. Aku juga melihat ada rambut hitam terurai, panjang menjuntai ke bawah disertai cahaya sinar putih. "Gus!! Di situ ada genangan air gak?" tanyaku pada Gus senior teman ngobrol ku malam itu, sembari dengan masih memejamkan ke dua mataku. "Iya, ada sungai, kenapa?" "Apa ada pohon bambu juga gak?" "Iya, benar ada pohon bambu. kenapa? Ada apa, kamu lihat apa Linn." tanya gus senior terdengar sangat ingin tahu dengan apa yang ku lihat barusan. "Gak, apa-apa Gus, aku cuma lihat genangan air, bayangan daun-daun bambu yang bergoyang, terus kayak ada rambut panjang menjuntai dan cahaya putih, tapi aku gak tahu semua itu apa dan tempat apa persisnya." "Tapi benaran ada ya Gus, di situ air dan pohon bambunya?" tanya ku sekali lagi. "Iya benaran ada, masa aku bohong." ucap Gus mulai terdengar kesal karena aku menanyakannya berkali-kali. Karena rasa penasaranku sendiri lebih besar makanya aku bertanya hingga berulang kali. apa benar yang ku lihat itu ada di situ, karena itu sangat jelas. Ingin sekali aku meminta Gus untuk mengambil gambar lokasi yang aku maksud tadi. Tapi aku gak enak, takutnya Gus marah dan berpikir aku benaran tidak mempercayai ucapannya. Lagian hari udah terlalu larut untuk di foto. Usai obrolan kami, aku masih ke pikiran dengan apa yang kulihat semalam, nggak aku pikirin sebenarnya tapi seperti ada sesuatu yang menarik aku untuk mencari tahu ada apa dan kenapa yang aku liat itu serasa selalu nampak di mata dan pikiranku. Keesokan paginya, segera aku ambil ponselku dan menulis di kolom W A, beberapa kalimat yang ku tujukan pada Gus. "Selamat pagi Gus, Maaf ... bukannya tidak mempercayai ucapan Gus semalam, tapi apa benar yang aku lihat bahwa di sekitaran tempat Gus menelepon semalam, ada genangan air dan ada pohon bambunya itu." Dilayar terlihat Gus membaca W A ku, namun, bukan nya membalas W A ku dengan kata-kata tapi malah mengirimi aku sebuah foto. Foto lokasi yang aku liat secara tak kasat mata semalam. Foto sebuah sungai dengan pepohonan bambu di sekitarnya. Ternyata Gus benar ,ternyata yang aku lihat semalam itu juga benar. "Tuh!! Percayakan." ujar Gus. "Hehehe, iya Gus ... maaf ya dan makasih, sudah ngirimin aku fotonya." Tanpa menunggu waktu lama, aku fokus ke fotonya, jelas sekali aku melihat beberapa sosok perempuan berpakaian putih dengan rambut panjang terurai, penampakan mereka sama persis seperti yang biasa disebut orang-orang di luar sana jika melihat sosok perempuan dengan pakaian putih serta rambut panjang terurai yaitu Kuntilanak. Mereka berkumpul di sekitar pohon bambu. Yang ternyata itu adalah Basecamp mereka. Apa benar mereka semua Kuntilanak, jangan-jangan hanya penampilan mereka saja sama seperti si Marliani alias si M yang Penampilannya mirip K tapi gak mau dipanggil Kuntilanak. Salah satu dari mereka ada yang terlihat berbeda, sepertinya, dia pemimpin para Kunti di situ, aku bisa bilang berbeda karena dia terlihat lebih bersinar sendiri. Apa cahaya putih yang aku lihat semalam itu berasal dari dia. Entahlah!! Aku tidak sadar jika aku sudah masuk ke dunia mereka hanya dengan melihat foto yang dikirimkan oleh Gus tadi. "Mereka memiliki sebuah batu Mustika" Bisik si M yang tiba-tiba muncul tanpa ku sadari. "Oh jadi cahaya putih yang aku lihat itu adalah batu Mustika itu." "Iya, benar dan batu itu banyak kegunaannya." bisik si M pelan. "Emang, apa kegunaannya, apa bisa ditarik. "Tentu saja bisa, semua benda bisa ditarik asal tahu ilmunya. Tapi apa sudah siap nga_depin Kunti Kunti sebanyak itu, ngelawan satu saja yang kamu lihat berbeda dari yang lainnya tadi, bisa kayak nga_depin seribu Kunti yang biasa. Wah pokoknya seram lah!!" ucap si M cerita dengan sangat serius. "Apaa!! Seram!!" Seram dari mananya, kalian kan sama aja." "Aku bukan kunti. iJadi gak samalah" ucap si M terlihat sangat kesal. Aku mencoba menelusuri siapa dia, siapa perempuan cantik yang terlihat berbeda dari yang lainnya, padahal look mereka semua nyaris terlihat sama. Tapi kenapa aku sama sekali tidak bisa mencari tahu siapa perempuan itu hanya sebuah nama yang terekam jelas diingatkan ku yaitu Semira. Hm ... siapa Semira?? Kenapa si M sama sekali tidak membisikkan apa pun soal Semira. Biasa dia duluan yang selalu ngasih info ke aku jika ada sosok baru yang dia atau kami temui. Rasa penasaranku terhadap sosok Semira semakin besar. kenapa si M tidak bisa menemukan sedikit pun info tentang perempuan itu. Ini sedikit aneh menurutku. Apa si M tidak bisa menembus mereka. Pasti si M punya alasan tersendiri tapi apa? Takut!!? Apa Si M takut?!! Siapa Semira apa dia sama seperti Andita Ningtias, si Marliani atau yang lainnya, manusia yang mati dengan cara yang tidak wajar lalu jadi hantu dan gentayangan. Aku berharap aku dan si M bisa mencari tahu tentang dia. Setelah mencoba lebih fokus melewati beberapa minggu, kami berhasil menelusuri siapa Semira Genangan air beserta bayangan daun bambu di dalamnya ternyata itu adalah kawasan Semira beserta teman-temannya. Semira adalah seorang perempuan yang diakhiri kisah hidupnya tragis, Demi sebuah misi membalaskan sakit hatinya. Dendam kesumat yang tertanam dalam hati dan pikirannya membuat dia melupakan segala kebaikan-kebaikan yang pernah dia berikan atau yang dia terima saat menjalin cinta dengan Rono atau persahabatannya dengan Andini. "Semira rela menghabiskan banyak uangnya untuk menyakiti, dan menghancurkan hingga membunuh sahabat dan kekasihnya itu." cerita si M membuka obrolan kami soal Semira. "Kenapa?? Kenapa dia rela melakukan itu?" tanyaku penasaran. "Itu semua karena orang yang dia sayang yang dia cintai berkhianat padanya. Karena kepercayaan Semira kepada mereka sudah mereka hancurkan. Heran saya dengan manusia, kenapa sudah di_baiki, disayangi dan dipercayai masih saja berkhianat!" ucap si M dengan nada sedikit kesal. "Bukan cuma manusia yang gitu, hantu pun ada loh yang kayak gitu." celetuk ku ke si M. "Ya ... manusia itu, kan tempat nya salah, mudah khilaf jadi mungkin saja sahabat dan pacarnya Semira khilaf kayak kebanyakan yang di jawab Manusia ketika sadar dengan kesalahan yang dilakukannya." ucapku menjelaskan. Semira menyebut mereka adalah penghianat. Dan seorang penghianat harus mati! itu yang sekarang tersisa dari rasa sakit hatinya. Itu sepenggal kisah tentang Semira, perempuan cantik, muda, kaya, yang meninggal karena dendam kesumatnya. ••• Tempat termudah yang biasa si M kunjungi jika aku memagari diri dengan satu bacaan adalah Toilet alias kamar mandi. Tempat termudah yang sering mereka (jin) jadikan pintu untuk memasuki pikiran kalian ketika sedang asyik membuang hajat ataupun mandi dan itu salah satu alasan kenapa tak boleh berlama-lama di ruangan itu. Kamar mandi itu sama angkernya dengan tempat-tempat seram di luar sana karena pada hakekatnya nama dan yang terlihat itu berbeda dengan yang sebenarnya, tapi kebanyakan sebagian orang mengabaikan Karena mereka tak mengetahuinya bahwa semua itu memiliki hal yang sama yaitu pintu tempat mereka keluar masuk. Dan kisah Semira adalah salah satu kisah yang si M sampaikan padaku saat aku lagi di toilet, yah ... selebihnya di tempat lain, karena aku dan si M tak ada batasan kecuali pagar diri yang sengaja aku ucapkan. Dulu Semira itu sangat mencintai kekasihnya juga sahabatnya. Tapi ketika dia mengetahui kekasihnya mencintai sahabatnya sendiri, sakit hati pada mereka membuat dirinya berbalik menjadi sangat membenci. "b******n!! Apa yang kalian lakukan" ucap nya dengan sangat marah, ketika melihat kedua orang yang dia sayangi itu berada di satu tempat tidur yang sama dan nyaris tanpa busana sama sekali. Semira menghampiri mereka berdua dan melayangkan tamparan keras, telak pada kedua wajah mereka. Bukan hanya itu dia juga sempat meludahi wajah Andini, sahabat karibnya itu kemudian berlalu pergi tanpa bicara sepatah kata pun. ••• "Cerita Semira pasti bukan kisah di jaman dulu banget. Secara seorang perempuan, banyak uang dan memiliki banyak rumah dan beberapa kendaraan, ya kan. Pertanyaannya kenapa dia masih sakit hati dan kecewa. Mestinya dengan semua yang dia miliki itu dia bisa menemukan orang yang jauh lebih baik." ucapku. "Jangan tanya aku Linn, aku kan gak pernah punya pasangan, dan juga gak kaya." celetuk si M Duh!! Baper nya kumat lagi nih hantu. "Ya udah lanjut kisahnya." Di skip aja yang tadi aku tanyakan." "Skip itu apa?" tanyanya spontan. "Skip itu dari bahasa Inggris yang artinya dilewati. Dan Inggris itu nama negara." “Sudah ah! jangan tanya lagi, ceritain lagi soal Semira.” pintaku. 'Seingat ku ... diakan kerja satu tempat tempat dengan Anna, berarti paham Bahasa Inggris dong meski dikit-dikit, tapi kok skip aja masih nanya??' Semira memang bukan hidup di jaman susah. Dia anak semata wayang yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya saat berumur 20 tahunan. Dia sudah hidup dengan harta yang melimpah, tapi sayang keluguannya, kepercayaannya di manfaatkan oleh orang yang dia sangat percayai nya, yaitu oleh Rono dan Andini. Diam-diam Andini menjalin hubungan dengan Rono. "Aku kurang baik apa sama kamu Mas!! Kok tega kamu berbuat begitu, malah dengan Andini sahabat baikku, tega kalian." isak kecil suara tangis Semira terdengar lirih oleh Rono, tapi pria itu hanya tertunduk diam, seolah menyesali perbuatannya. "Maafin aku Mir, kami khilaf sudah melakukannya." "Apa katamu, khilaf!!? Kalian tidur berdua tanpa sehelai benang pun, terus kamu bilang itu khilaf." suara Semira mulai terdengar lebih keras. "Sebaiknya kamu pergi dan jangan pernah kamu atau Andini datang kesini lagi." "Tapi, Mir!!?" "Udah gak ada tapi, tapian. Kalian berdua itu sudah sangat mengecewakan aku, terutama kamu Mas!!" "INGAT!! Jangan pernah kamu datang menemui aku lagi!!" Semira berlalu pergi meninggalkan Rono yang dengan wajah penuh harapan agar bisa kembali ke sisi Semira, tapi wanita itu terlanjur sakit hati dan kecewa. Sejak kehilangan kedua orang tuanya, Semira mempercayakan semuanya pada Rono, bukan cuma itu bahkan masalah uang dan harta yang dimilikinya juga. Tapi sejak dia mengenalkan Andini pada Rono, rupanya sahabatnya itu menarik perhatian Rono. *** [Beberapa minggu sebelum kejadian] "Din ... tolong ya nanti kamu sama Mas Ron pergi ke rumah Pak Imam, tolong sampaikan ini ke beliau," ucap Semira sambil menyodorkan amplop berwarna putih ke Andini. "Tapi Mir .. apaa gak sebaiknya Mas Rono saja yang antar sendiri, aku .... “Oh jadi kamu mau alasan lagi Din, kenapa beberapa hari ini kamu selalu menolak jika aku mintai tolong?” “Bukannya gitu Mir, ya sudah lah nanti selepas zuhur aku dan Mas Rono akan ke rumah Pak Imam." jawab Andini berusaha menghindari perdebatan, padahal dia ingin .... Semira memang selalu meminta bantuan Andini untuk beberapa hal, terutama jika harus mendatangi beberapa rumah warga, untuk memberi amplop atau sembako setiap bulannya, itu telah menjadi kebiasaan Semira melanjutkan kebiasaan orang tuanya, semasa hidup. Dan bukan hanya itu waktu bersama yang di miliki oleh Rono dan Andini semakin besar. Semira tidak menyadari telah memberi kesempatan dan peluang untuk mereka berdua semakin akrab, semakin dekat. Dan setelah berbulan-bulan, tanpa curiga sedikit pun. Dia seperti boneka yang dipermainkan oleh dua orang yang tak asing. Mereka bukan hanya mengkhianati cinta dan kepercayaan Semira tapi uang nya pun juga mereka ambil tanpa sepengetahuan dirinya. Dan Semira menyadari semua itu setelah menaruh curiga, Saat Rono beberapa kali bilang jika usaha yang dipercayakan kepada Rono itu selalu di tipu orang. Padahal Dia dan Andini adalah dalang dibalik semua itu. *** "Semira maafin aku ya, aku berusaha menjelaskan padamu tapi Mas Rono selalu menahan aku untuk mengutarakannya padamu.” Andini berusaha menjelaskan semuanya pada Semira tapi Sedikit pun dia tidak menggubris apa pun yang diucapkan Andini, dia malah pergi dan meninggalkan sahabatnya itu tanpa bicara sedikit pun. Pemandangan yang dilihatnya terakhir kali itu tidak bisa dia lupakan begitu saja hanya dengan kata maaf. Jika berkas sertifikat tanah orang tuanya itu tidak tertinggal saat akan dia bawah ke notaris, mungkin dia tidak akan pernah melihat, tidak akan pernah mengetahui kebusukan dua orang yang dia sayangi itu. Dengan air mata Semira berlalu pergi meninggalkan Andini, membiarkan air matanya jatuh dengan hati yang sangat terluka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD