Penjelajah Mimpi

1619 Words
Mimpi adalah bunga tidur, mungkin itu benar tapi untuk sebagian orang yang memliki perasaan yang sensitif alias peka, mimpi adalah hal yang berbeda dari pengertian sebenarnya. Akupun beranggapan demikian bahwa mimpi bukan sekedar bunga tidur semata, melainkan adalah salah satu pintu, tempat atau wadah untuk berkomunikasi dengan alam lain, baik itu alam mimpi juga alam gaib, baik dengan orang-orang yang sudah tiada bahkan masih hidup. Menurut aku, mimpi itu seperti pertanda, kode, yang di sampaikan alam untuk diri, agar lebih hati-hati, agar lebih waspada terhadap hal-hal yang ada disekitar, yang sedang dihadapi atau jalani, jadi ada untungnya juga bisa memahami dan mempelajari dari mimpi yang di alami. Ingat ya ... dipelajari bukan yang lain. Aku sering mengalami mimpi yang sama berkali-kali bahkan karena seringnya aku bisa keluar masuk dari mimpi aku sendiri. Bukan cuma itu, dari mimpi aku bisa bertemu orang yang tidak pernah aku kenal sama sekali, namun setelah mimpi itu aku bertemu di dunia nyata. Ini sebenarnya hal yang menarik sekaligus melelahkan. Melelahkan jika kita nyasar didalam mimpi sendiri. Di mimpi bisa bebas ingin melakukan apapun, terbang, melayang tanpa batas, mati lalu hidup lagi, memiliki satu benda yang mustahil dimiliki atau apapun itu, di mimpi semua bisa terwujud, cuma di mimpi hal-hal yang gak masuk di akal bisa terjadi. Menurut aku itu keren. Teringat dulu kurang lebih hampir setahun aku terjebak di sebuah tempat dalam mimpi, yang yang ada hanya kegelapan, kesuraman dan ketakutan. Kalian pasti bisa menebak kan, tempat yang seperti itu adanya di mana kalau di dunia. Iya, tempat itu tak lain adalah kuburan. Jadi waktu itu aku di sana cuma plengaplengo kayak orang tak tahu arah, tak tahu harus mau ngapain, berdiri di tengah kuburan, tapi berbeda di alam nyatanya nya, hampir setiap hari aku kerasukan gak jelas dan ketika malamnya aku selalu bermimpi yang sama yaitu ada di kuburan dan semua itu berawal saat aku bekerja di pabrik besar yang baru dibangun dan baru di buka tanpa mengadakan doa selamatan dan lain-lain, Mungkin pihak pembangun tidak mempercayai hal-hal demikian, tapi setelah kejadian dan merugikan mereka, barulah mereka mempercayai, untungnya saja tidak sampai mengambil nyawa. Jadi saat itu jiwaku tersesat di alam sana dan itu butuh waktu lama dalam mengembalikannya. Berbeda lagi dengan Kinanti si siluman ular, aku bisa mengenalnya karena bertemu dengan kedua orang tuanya di alam mimpi. Sewaktu itu mereka sedang di kejar-kejar oleh siluman lain, mereka berkelahi dengan sengit, benar-benar terlihat seperti di film-film saja, mereka loncat kesana sini saling menyerang, menghindar dan entah bagaimana kisahnya aku bisa ikut bertarung membantu mereka, ini benar-benar mimpi yang seru. "Siapa mereka, kenapa mereka ingin menyakiti kalian." tanyaku pada ibu Kinanti yang saat itu berwujud manusia, namun pakaian yang ia gunakan berbeda dengan yang aku kenakan. Layaknya seorang puteri dari sebuah kerajaan entah dari mana. Kami berdua menyaksikan bagaimana ayah Kinanti loncat kesana kemari dengan gesit berusaha menghindari pedang yang diarahkan padanya. "Mereka ingin membunuhku karena aku menikahi manusia itu." Aku sempat kaget mendengar ucapan wanita cantik yang memakai mahkota di dahinya itu. Apa!! menikahi manusia? Maksudnya dia mau bilang kalau dia itu bukan manusia, kalau bukan lalu apa? Saat aku ingin bertanya maksud dari apa yang barusan dia ucapkan, wanita itu sudah kembali membantu laki-laki yang dia sebut suaminya itu, entah bagaimana bisa aku juga ikut membantu mereka, Aku melompat dan menerjang beberapa orang yang berusaha mengayunkan pedangnya ke mereka, lalu bagaimana bisa tiba-tiba aku memiliki Pedang .... Apa pedang ini adalah pedang yang hari itu aku dengar. Iya satu malam aku tengah mencoba tidur tapi tidak bisa karena aku mendengar suara seperti besi yang diseret ketanah lalu beradu ... Ting!! Ting!! Suaranya sangat nyaring, bayangkan, gimana bisa tidur dengan suara berisik seperti itu, tapi anehnya hanya aku yang mendengarnya. "Yah!! Bangun!! Ayah dengar gak suara pedang beradu?" ucapku sambil membangunkan suami yang tengah terlelap. Dia hanya menyahut sebentar lalu kembali terlelap, sementara aku, aku masih saja mendengar suara pedang itu seperti sedang dimainkan oleh orang yang sedang berduel pedang. Aku bersembunyi di balik selimut tebal ku, ku peluk erat guling ku, tubuhku bergetar, saat itu aku benar-benar takut hingga perlahan aku rasakan ada sesuatu tanpa wujud yang mencoba mendekat. Entah kenapa tiba-tiba aku merinding, yang aneh lagi aku merinding mengikuti pergerakannya yang menyusuri bagian tubuhku hingga perlahan menuju ke kepala, seperti ada sesuatu yang masuk kedalam ubun-ubun ku, tak ada rasa sakit tapi hanya ketakutan, aku menangis ketakutan hingga tertidur pulas malam itu. Apa mungkin suara pedang yang aku dengar hari itu adalah pedang gaib ini. Entahlah, aku tidak punya waktu untuk berpikir saat itu yang jelas malam itu ketika raga ku dan pedang yang ku pegang erat itu bergerak dengan sendirinya tanpa aku inginkan. Satu persatu dari mereka habis kami bantai sementaranya sisanya pergi meninggalkan kami begitu saja. Pertarungan yang luar biasa menurutku. Sayang sekali, aku tidak sempat bertanya waktu itu, siapa mereka, tahu-tahu aku sudah sadar dengan bermandikan peluh di seluruh wajah dan leher. Setelah kejadian itu ibu Kinanti menemui ku beberapa kali. Aku teringat saat dia mengundangku ke sebuah gubuk yang terbuat dari bambu, entah itu dimana, saat berdiri di halaman gubuk itu, aku tak sendirian tapi ada seorang wanita muda yang berpakaian kebaya dengan rambut di gelung. Waktu itu aku masih gak ngerti kenapa saat itu di ajak olehnya ke sebuah gubuk, ternyata dia ingin aku menyaksikan proses dia melahirkan, seekor anak siluman yang akhirnya mereka beri nama Kinanti. Itu sepenggal kisan tentang Kinanti yang akan aku kisah kan dilain waktu. Berbeda lagi dengan pria misterius yang sering aku temui, meski di alam mimpi kami sering ketemu dan akrab tapi begitu terbangun, aku sama sekali tak mengingat siapa dia dan bagaimana penampilannya. Aku berusaha mengingat wajahnya yang tampan, tapi sama sekali tak ingat apapun. Pernah ada yang bertanya padaku, bagaimana dengan mimpi ketindihan mahluk tak kasat mata, apakah pernah? tentu saja pernah beberapa kali, tapi sejak aku bisa mengontrol kesadaran ku, aku tidak pernah lagi takut dengan mereka. Iya! dulu aku sampai ngompol nga_depin mereka, karena begitu sangat ketakutannya sampai gak bisa gerak, tapi sejak aku berusaha sadar untuk mengingat Tuhan dan menggerakkan sebagian anggota tubuhku mereka segera pergi begitu mengetahui ketika kita berani dan gak takut. Intinya jangan lemah dihadapan mereka. Mereka pasti berpikir dua kali untuk menakuti-nakuti. Pernah merasa sangat tersiksa, saat akan di tindih 3 sosok bergantian. takutnya luar biasa. Apalagi waktu itu masih belum begitu paham masalah alam gaib dan alam mimpi yang datang bersamaan. Serius! Di teror hantu itu jauh lebih menakutkan apalagi saat raga gak bisa kemana-mana. Jika mereka sudah mengikat, kita tidak bisa menghindari mereka, mau kabur kemanapun gak akan bisa, maka itu pentingnya berdoa memohon perlindungan maka Tuhan akan melindungi mu. Lain lagi saat bertemu dengan sosok leluhur dari siluman buaya. Mereka bukan hanya ada di alam mimpi tapi di ketiga alam dan sulit membedakannya. Aku ada dimana saat bertemu mereka, karena yang kukira nyata ternyata mimpi dan saat ku kira aku ada di alam mimpi ternyata ada di alam nyata begitu juga dengan alam gaib. Semua membingungkan jika tak pandai memahami dan mempelajari situasi berada dimana pasti berakhir dengan kata gila. Meski sempat menyatakan diri sendiri gila karena sempat stress menghadapinya. Meskipun demikian tidak semua mimpi bisa diartikan, ada mimpi yang memang hanya sebagai bunga tidur yang bisa disebabkan karena kelelahan, terlalu bahagia juga sebaliknya, memikirkan sesuatu yang berlebihan hingga membuat sedih, hingga menciptakan bunga tidur semata. Menurut aku, alam mimpi dan gaib itu sangat berdekatan. Ketika sudah berada di alamnya. Saat tersadar dan tiba-tiba langsung terlelap kemudian terbangun, pertanyaan yang sering muncul di benak adalah ... ini dimana? Terjebak di alam mimpi dan di alam gaib itu sama rumitnya. Aku bukan penerjemah mimpi, tapi mungkin penjelajah mimpi, jika ada sebagian teman yang menceritakan dan bertanya soal mimpi yang dialami biasanya aku hanya menjelaskannya secara logika saja, buka mengira-ngira atau menebak. Biasa jika sudah pernah bertemu di alam mimpi akan berlanjut di kehidupan nyata dan terhubung ke alam gaib melalui mata batin. Malam itu aku bermimpi bertemu dengan teman lama di sebuah rumah yang sama sekali asing dan gak pernah aku kunjungi bahkan laki-laki separuh baya yang sedang mengobati orang yang kesurupan itupun aku aku juga sama sekali tidak pernah menemuinya. Namun keesokan harinya tanpa ada omongan terlebih dahulu teman yang aku mimpiin itu datang kerumah dan mengajak aku kerumah seorang habib yang kata dia adalah gurunya. Sesampainya di rumah beliau tentu saja aku terkejut karna rumah dan laki-laki yang dikenalkan oleh temanku itu adalah orang dan rumah yang sama yang ada dalam mimpiku. Aneh tapi seperti itulah salah satu contoh jika mimpi itu bukan hanya bunga tidur semata. Berbeda dengan si M, justru aku tidak pernah bermimpi tentangnya. Hantu yang menjadi sahabat dekatku sekarang ini, kami terhubung di alam gaib bukan di alam mimpi. Jadi lebih banyak mendengar dan merasakan jika bersama dia ketimbang melihatnya. Jadi mata yang sebenarnya itu gak mudah melihat sosok dari jin yang sebenarnya, mereka perlu tenaga ekstra untuk bisa mewujudkan dirinya, begitu juga dengan manusia yang ingin mereka berubah wujud. kalaupun ada hanya sesaat dan cuma sekelebatan, begitu juga dengan foto, satu keberuntungan manusia bisa menangkap wujud mereka melalui foto. Ya mungkin aku salah satunya bisa menangkap penampakan si M itupun suatu hal yang menurut ku luar biasa, selama ini aku hanya merasakan sendiri bagaimana si M berinteraksi, dari dia yang suka menjatuhkan benda-benda atau bersuara, jadi ketika bisa mendapatkan fotonya, itu jadi suatu kepuasaan tersendiri bahwasanya aku bisa membuktikan bahwa dia ada dan bukan hanya sekedar menceritakan soal dia begitu saja. Gak ada seorangpun yang bisa merencanakan mimpinya selama dia belum terlena dan berada di alam mimpi yang sesungguhnya. jika kamu seorang penjelajah mimpi, mudah untuk mengetahuinya, saat kamu terbangun dari mimpi yang tidak biasa, kamu akan dengan sangat mudah kembali ke mimpi itu, bukan hanya sekali tapi berkali-kali tanpa takut tersesat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD