Si Penyampai Mayat Keramik

1584 Words
Malam ini tidak seperti biasanya, hembusan angin begitu kencang saat terdengar suara desiran nya menyapa pepohonan di sekitar rumahku dan beberapa atap yang terbuat dari seng pun ikut terdengar saling berbenturan. Namun anehnya kenapa tubuhku rasanya gerah sekali, padahal volume kipas angin di kamarku juga sudah ku buat full, tapi tetap saja hawa panasnya tak kunjung hilang. Tanpa pikir panjang tubuhku refleks mengambil bantal dan guling lalu aku hampar di lantai keramik kamarku dan itu berhasil, aku bisa terlelap karena rasanya lebih sejuk dan malam itu, tidurpun terasa lebih nyaman tak beralaskan apapun. Aku memang terlelap, tapi itu hanya sesaat karena terganggu oleh suara tangisan seorang perempuan. "Hiks!! hiks!! Tolong ... tolong aku, tolong ... keluarkan aku dari sini. " isak nya pelan. Tentu saja aku terganggu tapi karena ngantuk semua itu aku abaikan, hingga suara isak tangis itu lenyap begitu saja. Sudah dua malam ini, aku dapati diriku lagi terbaring di lantai keramik didekat tempat tidurku dan selalu mengalami kejadian yang sama yaitu mendengar suara tangisan seorang perempuan yang memang sengaja aku abaikan, suara yang kadang terdengar kadang hilang. Keesokan harinya aku mengalami hal yang sama lagi, yaitu terbangun di tengah malam, hanya saja terbangun bukan karen kegerahan melainkan sebaliknya karena kedinginan, aku cari selimutku tapi tak kutemukan hingga aku sadar dan merasa ada yang aneh. Loh Ini dimana? Jelas ini bukan kamarku, tempat ini asing bagiku. Aku bangkit perlahan, ruangan ini terasa pengap, hingga pendengaran ku menangkap sesuatu. Suara seperti orang sedang mencatok sesuatu, aku perlahan melangkah menuju asal suara tersebut, hingga aku menemukan seorang pria sedang jongkok lagi fokus memperbaiki lantai keramik miliknya dengan cara mau menutupinya dengan keramik yang lain, tapi tunggu ... itu kan rambut, rambut siapa? Pria itu segera menjajal rambut itu ke bawah, sebelum menindihnya dengan keramik lain yang tengah dia pegang. Aku berjalan pelan, mendekat ke arah pria itu, berharap dia tidak menengok ke belakang ke arahku, rasa penasaranku pada apa yang dia lakukan membuat aku tidak menghentikan langkahku, tepat saat aku hendak menengok tiba-tiba aku tersentak kaget karena serasa ada yang menarik lenganku. Ternyata lagi-lagi aku bermimpi. Hm ... jika saja Fath tidak menarik lenganku aku pasti tak merasa penasaran seperti sekarang ini. Fath anak lelakiku berusia 6 Tahun dia memang suka mengigau saat tengah malam, kadang dalam keadaan terlelap dia tiba-tiba bisa duduk diam lalu baring kembali, atau duduk sambil menarik-narik lengan memanggil ku untuk di ambilkan minum. ••• Siang itu aku sedang asyik bermain game yang ada di ponselku. Tadinya sih aku lagi asyik menulis, melanjutkan kisah tentang 'Marliani Bukan Kunti' tapi ketika stuck datang menghantui, aku berhenti sejenak dan melakukan aktivitas yang lain, jika tak ngedit, mendengarkan musik ya bermain game online seperti sekarang ini. Saat tengah asyik bermain, sayup-sayup di suasana yang sedikit bising aku mendengar suara wanita sedang menangis, tidak begitu jelas tapi aku bisa mendengarnya dengan baik. Ya seperti biasa, aku berusaha memastikan asal suara itu dengan benar, apa dari TV yang sedang menyala, dari ponsel atau dari yang lainnya. Aku memang sering menangkap suara-suara aneh jika sedang fokus pada satu pekerjaan dan di saat fokus itu ada waktu yang menangkap dimensi lain dan biasanya itu suara. Karena kalau penglihatan itu jarang. Suara itu hilang lalu terdengar kembali beberapa saat, lalu tercium wangi bunga semuanya hanya sesaat lalu kembali normal. Menurut aku ini cukup aneh, Karen itu terjadi di siang hari. Siang begini, sayup terdengar suara perempuan menangis disertai wangi bunga, lalu menghilang seketika. Itu caption yang aku tulis di status WA ku. yang kembali mengundang tanya dari beberapa teman, tidak bisa aku jawab karena akupun belum tahu itu siapa. Aku masih penasaran dengan suara wanita itu, siapa dia dan di mana, ada apa dan kenapa?! Pikiranku langsung berusaha mencocokkan dengan mimpi yang aku alami belakangan ini, mimpi yang serasa nyata itu. Kemana si M, tiba-tiba lenyap begitu saja, sekarang waktu kami berdua tidak sebanyak seperti di awal-awal bertemu dulu. Biasanya berjam-jam dia menemaniku. Apa dia punya teman baru yang aku tidak ketahui. Rasanya gak mungkin. 'Tidak akan dia temui aku di manusia lain' Sudah hampir seminggu aku tidak mencicipi minuman kesukaanku 'KOPI', ah!! betapa rindunya aku pada kopi, sementara ini aku harus menjauhinya karena masalah kesehatan, jadi aku menyelingkuhi nya dengan teh hangat tanpa gula minuman kesukaannya si M. Kemana ... Hantu itu?! Bagaimana aku bisa menulis jika dia tidak muncul, dia masih utang banyak soal cerita-cerita yang dia sampaikan padaku. Mengingat itu aku jadi rindu ruang sudut, tempat di mana kami sering menghabiskan waktu bersama, saling curhat dan meminum minuman kesukaan kami masing-masing. ••• Di malam berikutnya aku bermimpi hal yang sama lagi, mendengar suara perempuan itu lagi, dia menangis di pojok kan kamar, kamar yang sama saat aku melihat seorang pria sedang memperbaiki lantai keramiknya waktu itu. Aku melangkah pelan mencoba mendekat dan Menghampiri perempuan itu tapi dia malah berlari keluar kamar dan bersembunyi dibalik pepohonan ... Buset dah! Apa dia pikir aku hantu, kenapa kabur!! "Kamu siapa, kenapa kamu menangis dan minta tolong?" Kamu kan yang minta tolong!" tanyaku pelan. Sesaat perempuan itu masih terdiam dan terlihat raut kesedihan di wajahnya. Dia hanya diam, sambil mengacungkan telunjuknya kearah depan kami yang tidak jauh ada seorang pria yang tengah duduk membelakangi kami. "Aku menangis bukan karena diriku, tapi karena dia." jawabnya sembari masih menunjuk kearah pria tersebut yang mengenakan baju hitam duduk di tanah sambil memeluk kedua kakinya. "Siapa dia?" tanyaku sambil perlahan mendekat kearah pria itu, tapi tak ada jawaban dari wanita itu, dia hilang saat aku menyadari aku terbangun dari mimpiku untuk yang kesekian kalinya. Kenapa semua hanya meninggalkan pertanyaan, teka-teki, misteri, toh aku juga tidak bisa memecahkannya, aku hanya melihat, merasakan, mengalami secara tak langsung dan ujung-ujungnya aku hanya jadi penonton. Siapa wanita itu? Siapa pria itu? Apa hubungan mereka? Kenapa dia menangis karena pria itu? Itu dari sekian banyaknya pertanyaan yang ada di kepalaku. Selalu meninggalkan banyak teka-teki. Mestinya si M bisa bantu aku, tapi kemana dia sudah siang begini dia belum juga muncul. Pikiran ku masih saja ke kejadian itu, aku berusaha fokus, kali aja suara isak tangis wanita itu terdengar lagi seperti kemarin. Tapi sekuat apa pun ku fokuskan pikiran dan pendengaran ku, tetap saja aku sama sekali tidak mendengarkan apa pun, hanya suara berisik dari TV dan ponsel anak ku. "Dia hanya penyampai!" bisik si M yang suara muncul tiba-tiba tepat di samping telingaku. "Mm ... lain kali itu salam, jangan langsung main bisik aja, cara kamu itu yang bikin orang banyak mati karena kaget." ucap ku sedikit kesal, biar dia mau merubah kebiasaan buruknya, yang suka datang dan pergi tanpa mengatakan apa pun. "Masa cuma suara aja langsung mati? Akukan gak menampakkan diriku langsung," celetuk si M mencoba membela diri. "Iya, tapi tetap aja ngagetin Mmm ... emang sulit ya buat ngucapin salam terlebih dahulu, aku rasa kamu tidak terbiasa aja, makanya mulai dibiasakan okey." ucapku sambil tersenyum, iya senyum soalnya kalau pasang muka jutek di pasti baper lagi. "Oh iya, tadi kamu bilang apa?" tanya ku mengalihkan pembicaraan, karena aku tahu kalo ditegur seperti tadi, biasanya dia ngambek, jadi coba aku alihkan saja perhatiannya siapa tahu dia lupa, hehehe emang hantu bisa lupa apa. "Kamu tadi bilang apa, siapa Penyampai dan apa maksudnya dengan kata Penyampai itu?" tanyaku lagi pada si M. "Wanita itu cuma mau menyampaikan ke kamu soal pria itu, dia sudah mati dan ada di bawah lantai." cerita si M. "Oh jadi rambut yang aku lihat di mimpi hari itu, bukan rambut perempuan itu tapi rambut pria itu, memang dia siapa, kenapa ?" tanyaku penasaran lagi. "Udah tunggu aja nanti juga kamu tahu Linn ... Hehehe." ucapnya sambil tertawa pelan kemudian menghilang. Ah!! Si M, lagi-lagi seperti itu, gak pernah tuntas kalau menyampaikan sesuatu, bikin penasaran saja. Segera aku ambil ponselku, Aku klik aplikasi berwarna hijau tempat biasa aku menuangkan semuanya yang aku pikirkan. Kata perkata hingga membentuk kalimat hingga merangkai satu kisah. Kisah tentang seorang pria yang ada dibawah lantai keramik. Jadi siapa wanita itu? Beberapa hari setelah semua kejadian itu, aku sudah tidak bermimpi lagi, suara tangis wanita itu juga tak terdengar padahal suasana saat ini dalam keadaan tenang, hanya suara TV. Hingga aku tak sengaja mendengar berita tentang ditemukannya mayat yang membusuk ditanam di lantai keramik ruang di sebuah kontrakan. langsung saja aku ikuti beritanya, ternyata pria yang kulihat malam itu yang sedang memperbaiki lantai keramik, ternyata adalah adik laki-laki dari pria yang dikuburnya itu, pria yang bikin wanita itu menangis. menangis karena gak tega mengetahui pria itu di bunuh dan dikubur dengan cara seperti itu dengan saudara kandungnya pula. itu yang si M sampaikan padaku dan aku cocokkan dengan berita yang ada di TV. Hantu saja sedih liat hal seperti itu, kenapa manusia nggak, mungkin karena iblis sudah menguasai diri mereka. Jadi kata si M perempuan itu adalah penunggu di kontrak kan situ, dia merasa tidak nyaman karena selalu dimintai tolong oleh pria itu soal kematiannya. Tapi apa hubungannya aku dengan semua itu. Sekalipun aku tahu toh aku juga gak bisa berbuat apa-apa atau ini juga sama seperti yang biasanya, mereka hanya datang menghampiriku cuma buat curhat, cuma ingin menyampaikan apa yang mereka alami, yaa ... sama seperti si M, Anna dan yang lainnya. Aku gak habis pikir kenapa orang begitu mudah menyakiti sampai membunuh pula, terlebih-lebih kerabat nya sendiri, demi apa coba?!! Sejak terbongkarnya kasus keramik itu aku sudah tidak lagi mengalami kejadian itu, semua kembali normal. Dan aku tidak tahu bagaimana kelanjutan kisah pembunuhan itu, semoga saja pelaku mendapat hukuman yang setimpal namun dia akan terus di hantu-i oleh arwah kakaknya yang mati penasaran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD