Air Mantra

1566 Words
"Mbak gimana sih cara buat stiker W A?" tanya teman ku di chat W A yang minta diajari cara pembuatan stiker foto untuk grupnya. setelah aku jelaskan panjang lebar dan mungkin dia sedikit bingung akhirnya dia minta di buatkan saja. "Oke, mana fotonya dan mau ditulis apa?" tanyaku padanya. Akhirnya dia kirim beberapa foto yang kemudian aku buatin beberapa stiker seperti yang dia inginkan. "Wah grup baru ya Mas?" tanyaku padanya saat mengirim stiker yang sudah selesai aku edit. "Iya Mbak, grup literasi, grup belajar nulis dan lain-lain, Mbak boleh join kalau mau, nanti aku ajukan ke adminnya" ucapnya menjelaskan. 'Wah keren, boleh tuh Mas, makasih ya," ucapku dengan nada senang tentunya. Singkat cerita akhirnya aku bergabung dengan grup tersebut dan itu juga karena si M. Baru masuk saja aku sudah mendapatkan banyak ilmu, meski beradaptasi dengan anggotanya sedikit sulit, karena aku jarang terbuka dengan orang lain, tapi kata si M, berani aja demi mendapatkan ilmu dan pengalaman. Aku lebih banyak diam dan mengamati. aku gak yakin apa bisa beradaptasi, karena saat aku mengikuti apa yang si M bilang rasanya seperti bukan aku, semua benar-benar karena keinginan si M. "Ini kesempatan kita belajar, kita akan belajar pelan-pelan Linn." ucap si M Sementara aku, aku beberapa kali ingin out bukan karena ada masalah dari grupnya tapi masalah itu datang dari aku sendiri, aku selalu merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan banyak orang di grup. Jika selama ini aku berbaur itu semata karena si M dia yang menginginkan itu dan aku mengikutinya, mengikuti selama menurut aku apa yang dia inginkan itu untuk kebaikan. Di tempatkan di grup asrama W A bertemu dengan orang-orang baru membuat aku panas dingin, padahal tak bertatap muka, hingga mengenal satu sama lain dan akhirnya saling ngobrol, saling belajar, saling berbagi hingga aku merasa dekat lalu dipisahkan secara tak jauh padahal hanya di situ-situ saja, tapi tetap saja ketika sedikit saja ada perubahan maka itu sangat mempengaruhi rasaku, itu yang kadang membuat aku tidak ingin dekat dengan siapapun, takut di pisahkan. Ada rasa kesedihan saat salah satu member yang sudah akrab lalu terpisah. Aku memang tidak suka membohongi rasaku hanya untuk menutupi rasa yang lain. Tapi si M bilang 'Semangat' itu bukan hal yang harus dipermasalahkan ketika kamu bisa menikmati yang lainnya dan tidak benar-benar kehilangan ataupun di tinggalkan. Secepat itu aku mengubah mood ku yang tadi bete jadi netral lagi. "Bergantung pada sesuatu itu gak baik apalagi pada manusia" ucap si M, saat aku mengeluh karena nggak fair kan tiba-tiba satu hubungan yang baru dimulai dan sedang berlangsung tiba-tiba di pisahkan dan menghancurkan semua rencana dan rasa hanya karena keputusan sang ketua. Kekesalanku tidak bisa ku ungkapkan hanya bisa ku tahan yang akhirnya aku bisa menerima saran si M dan kembali berbaur. Gak terasa pertemanan di asrama membuat kami akrab kembali satu sama lain, salah satunya nya dengan PL dia satu-satunya pria di asrama yang satu server denganku, yang memahami gaib. Aku mengetahui itu saat si M memberi inisial P padanya. P yang artinya pangeran. Entah kenapa si M memberinya gelar itu, tapi aku tidak pernah menceritakan pada PL tentang semua itu cukup aku mengetahui saja dan tak perlu ku cari tahu. **** Hari ini gak sengaja aku melihat foto teman yang dia share di salah satu akun sosmed miliknya. Sempat terkejut karna ada sesuatu yang berbeda dari fotonya. Ini pertama kalinya aku melihat sosok akar yang begitu kuat pada raga temanku. Kesalahanku adalah aku spontan memberi komentar pada fotonya, mestinya aku diam saja, tapi itulah aku sulit sekali untuk menahan diri jika melihat sesuatu yang aneh menurutku. Ujung-ujungnya aku merasa bersalah karena tak bisa membantunya secara maximal. Karena dia bertanya .... Mau gak mau aku harus jelaskan padanya tanpa menceritakan soal si hantu akar itu. Di sela obrolan kami, aku cukup terkejut rupanya dia sedang hamil, pantas saja sosok itu begitu kuat, dia juga menjelaskan dia merasa ada yang aneh saat kembali dari hutan pinus dan sebelumnya memang juga sudah merasakan keanehan. Begitu dinyatakan hamil, maka seorang perempuan itu memiliki aroma atau wangi yang berbeda karena setiap dari mereka mempunyai sesuatu seperti nur atau cahaya yang diincar dan diperebutkan oleh mereka yang tak kasat mata yang berniat tidak baik, sama hal nya dengan kematian juga memiliki nur atau cahaya, cahaya yang selalu di tunggu dan diperebutkan. Hidup dan mati melepaskan untuk dimiliki Aku berusaha memberinya beberapa cara agar sosok itu bisa pergi darinya, termaksud memberinya cara pengobatan melalui media air dan garam yang dari PL kepadanya. Iya aku ingat kata PL cara itu bisa untuk mengobati. Berapa hari setelah itu, temanku memberi kabar kalo di sudah menjalankan apa yang aku sarankan dan alhamdulillah katanya dia merasa jauh lebih baik. Aku ceritakan pada PL bahwa Cara pengobatan air yang dia berikan itu Alhamdulillah bermanfaat untuk oang lain. Teman ku yang hari itu dia lihat juga fotonya. Sempat dia doakan, kami melihat yang sama apa yang kami lihat di foto itu. Tak ada sesuatu yang benar-benar kebetulan semua sudah diatur, semua sudah ada skenarionya masing-masing, begitu juga dengan terhubungnya aku dengan PL dan teman-teman yang lainnya. ** Hari ini PL menceritakan pada kami bahwa dia akan ke laut untuk mengambil air 7 sumur di satu titik, dia sempat memperlihatkan foto-foto saat pengambilan air tersebut dan menunjukan satu foto yang ada beberapa penampakan di dalamnya dan aku melihat ada satu sosok wajah yang selama ini bersama dia, yaitu seekor naga emas. Aku sempat menunjukkan itu padanya bersamaan saat dia menunjukkan perempuan yang sedang menunggang diatas nya. Sebelumnya PL menceritakan dan menunjukkan air 7 sumur itu kepada kami dan meminta kami melihat ke dalam botol dan derigen yang berisi air-air itu. Pandangan ku tertuju pada satu botol berisi air sumur ke enam, ada energi tersendiri seperti menarik perhatianku, intinya aku harus memiliki air itu kata si M, sepertinya dia yang menginginkan air itu tapi untuk apa, apa karena aku melihat seorang perempuan sedang duduk memegang kendi dengan posisi menumpahkan air padahal dia sedang berada di hamparan air laut yang luas, apa karena itu alasan si M, entahlah .... Berapa hari setelah di pesan akhirnya air dari PL udah aku terima dan Bissmillah aku meminumnya sedikit, terasa asin karena memang berasal dari air laut, reaksi sederhana saat itu hanyalah merinding dan ada desiran angin yang lembut saat air itu masuk meresap di Indra perasa ku. Malamnya usai meminum air itu aku mengalami hal seperti biasa yang aku alami, aku bermimpi tapi seperti nyata karena saat berlangsung ada jeda waktu yang membuat aku menyadari jika aku sedang tidak dalam keadaan bermimpi. Entah bagaimana bisa, aku berada diatas rangka kayu balok tersusun berbentuk kotak. Dari kejauhan aku memandang hutan yang luas, di antara jejeran batang pohon besar yang rapi, ada beberapa sosok yang hampir semua terlihat sama, rambut panjang terurai dengan mengenakan pakaian berwarna putih Aku masih berdiri memandangi mereka dari atas bangunan yang terbuat dari kayu-kayu balok yang menyilang. Mereka berusaha menarik ku melalui pikiran. Aku tidak kuat lagi, hingga aku tertunduk dan pandanganku ku alihkan karena terasa sakit. Mereka terus berusaha memasuki pikiranku, memanggilku ... memintaku keluar dari tempatku berpijak, namun aku berusaha menolak. Hingga kain putih itu bukan lagi berwarna putih namun berwarna merah. Perempuan berambut panjang itu berdiri di bawah kolong tepat dimana aku berdiri. Aku hanya berpijak pada balok-balok kayu itu. Dia berusaha naik, mengarahkan tangannya yang putih transparan, kuku-kukunya yang tajam menempel di kayu balok. Ketakutan ku semakin kuat, aku berusaha tetap tenang. Hingga cairan kental dipaksa keluar perlahan dari mulutku, satu persatu jatuh mengenai perempuan berbaju merah yang masih berusaha menaiki balok-balok itu, saat jatuh cairan itu berubah seperti potongan-potongan gel yang terus keluar dari mulutku hingga membuat sosok itu tak lagi bisa menyentuh balok itu. Lalu aku tersadar dan teringat sesuatu .... Rupanya, semalam aku sudah meminum seteguk air, yaitu ... air mantra sang Pangeran yang ku niatkan sebagai pelindung diri. Dan aku juga baru ingat jika beberapa hari ini aku baru menyelesaikan tulisan ku soal Semira, si Kuntilanak beserta teman-temannya yang menghuni satu kawasan dan menjadikannya sebagai sarang Kuntilanak. Tapi apa hubungannya dengan si Kuntilanak merah, sejak aku telusuri kisah Semira dari awal, aku gak menemukan sosok itu. Hm ... siapa dia, kenapa dia ingin aku keluar dari tempatku dan memaksa masuk. Apa hubungan dia dengan Semira. Apa Semira tidak suka aku menceritakan soal dirinya dan Andini. Lalu kemana si M dari awal kisah, si M tidak banyak bicara apa dia juga di ganggu oleh si Kuntilanak merah itu. Aku ingin melanjutkan cerita ini, meski semua selalu berakhir dengan tanda tanya, meski si M, dia sama sekali tidak membantuku seperti biasanya. Apa si M benar-benar takut dengan Semira dan teman-temannya, tapi kenapa? Masa iya karena penampilan si M yang mirip mereka. Apa Semira dan kawan-kawannya ingin si M ikut tinggal bersama mereka, apa itu yang bikin si M lebih banyak diam. Sengaja Aku pandangi lebih lama foto yang waktu itu aku dapt dari Gus, mencoba masuk ke dunia Semira, aku yang salah karena menulis kisahnya begitu saja tanpa permisi terlebih dahulu, aku pikir dengan Semira mengetahui kehadiranku dia memperbolehkan, ternyata aku keliru. Aku mencoba masuk tanpa si M, tapi bukannya bertemu Semira aku malah bertemu yang lain, dia salah satu teman Semira, sulit membedakan mana mereka dengan penampakan yang terlihat sama. Aku tak melihat si kuntilanak merah, padahal tujuanku menemui Semira adalah menanyakan sosok itu. Masuk ke dunia mereka sedikit menakutkan, berbeda jika ada si M, tapi aku tidak ingin bergantung padanya. Aku harus bisa menghadapi para gentayangan lainnya tanpa dia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD