Kembalinya Anna

2210 Words
°°°° Marliani Bukan Kunti Adalah kisah tentang satu hubungan antara manusia dengan hantu, pertemanan yang terjalin dari sebuah tragedi di mana takdir mempertemukan mereka di dua alam. Marliani adalah nama sosok yang mengenalkan dirinya saat itu. Hingga terjalinnya satu hubungan yang akrab, dari tak kenal, jadi kenal, berteman hingga bersahabat. Lalu panggilan si M inisial dari namanya melekat kepadanya. Dia bukan Kunti dan menolak di panggil Kunti padahal look nya nyaris mirip. Marliani hadir tanpa dendam, keinginannya hanya satu yaitu ingin hidup kembali dan itu adalah hal yang mustahil hingga dia mempengaruhi sahabatnya untuk berbuat hal yang di larang. Sahabatnya itu aku, Linn. Bunuh diri! Bagiku itu adalah mustahil untuk ku lakukan, mengingat aku pernah memohon-mohon untuk di beri kesempatan kembali saat kematian nyaris menghampiriku. Dan aku berusaha untuk tidak terpengaruh. Hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun berlalu. Pertemanan kami awet dan seiringnya waktu Si M tidak lagi berkeinginan untuk hidup seperti manusia dan itu sejak waktunya dia habiskan untuk berpetualang, bertemu dan di temukan oleh para gentayangan yang bernasib kurang lebih seperti dirinya. Dari petualangan nya dan pengalaman ku, si M menyarankan untuk menulis apa yang kami alami dari pertama bertemu, di hari-hari berikutnya, hingga sekarang. Dan semua itu aku bagikan di kisah MARLIANI BUKAN KUNTI. Banyak kisah-kisah seru tentang kematian para gentayangan yang aku dan juga si M temui. Dan tentang hal itu kalian boleh percaya boleh juga tidak karena semua itu nyata, hanya si M dan aku yang alami. Kisah di mana ada bagian-bagian yang harus kami tutupi dan rahasiakan dan mungkin kalian ada diantaranya. Dan kisah ini terus berlanjut ketika si M menginginkannya dan aku melanjutkannya kembali. °°° Tidak seperti biasanya, si M muncul di jam malam seperti ini, tepatnya jam 2 malam. Dia tidak pernah membicarakan masalah gerbang gaib tapi kenapa tiba-tiba tanpa memberitahuku dia berjaga di dekat gerbang tersebut, tepatnya di dekat jendela kamarku. Ada yang aneh karena start jam 1 malam suara lolongan anjing mulai terdengar, entah binatang itu berasal dari mana, karena para tetangga satu pun tidak ada yang memelihara binatang tersebut. Hampir seminggu ini aku dan si M berjaga setiap malam, menunggu dan berharap ada sesuatu tapi tak ada kecuali suara lolongan, aku bahkan sengaja merekam suara lolongannya. Aku juga tidak bertanya pada si M, kenapa tiba-tiba dia menunggui gerbang tersebut jika tak ada apa-apa, apa dia menyembunyikan sesuatu yang tidak harus aku ketahui. Aku masih berjaga-jaga di samping jendelaku bersamanya, dan ku rasa si M tak menyadari itu karena aku di dalam dan dia di luar, aneh nya begitu mendekati jam Shalat subuh suara lolongan itu sama sekali tak terdengar lagi. Hal ini benar-benar aneh menurut aku. Keesokan harinya di waktu dan jam yang sama, aku tidak seperti kemarin yang siap berjaga hingga dini hari, mataku terasa berat, bahkan aku beberapa kali tersadar dari tidur yang sesaat, rasanya sangat mengantuk, padahal sesajen kopi instan sudah ku minum biar bisa menahan kantukku. Sudah tiga cangkir aku habiskan, tapi kenapa masih saja merasa ngantuk. Headset kesayanganku masih menempel di telingaku padahal tak ada suara apa pun yang kudengar ... Aku biarkan saja dan memilih memeluk guling ku lebih erat. Sesaat pandangan mataku perlahan mulai redup, sudut mataku menangkap sosok si M dengan gaun putihnya mendekat ke arah gerbang gaib. Mataku yang tadi meredup mulai terang seketika, perlahan aku mengikutinya, begitu sampai di depan aku seperti tersedot masuk ke dalam sebuah lorong berwarna hitam, abu, putih perpaduan warna yang berputar seperti dalam pusaran menarik aku masuk ke dalam hingga terdampar di sebuah tempat yang cukup gelap. Jujur! Aku tak suka kegelapan jika di alam sebelah (ruang abu-abu) Aku terjatuh tepat di sebelah pohon besar, kulihat si M berjalan beberapa meter tepat di hadapan ku. Mau kemana sih, hantu satu itu, ehh! tunggu. Kenapa tempat ini tak asing bagiku. Aku coba mengingat ingat lagi, dengan pohon-pohon yang tumbuh lebat, "Anna!! Iya ini lokasi Anna dulu. Nyaris hampir dua tahun aku baru kembali lagi ke hutan ini. Bagaimana mungkin tempat ini bisa berubah jadi se_rimbun ini, bagaimana mungkin di alam gaib bisa seperti alam nyata yang di dalamnya kehidupan! Apa sebenarnya kata mati itu hanya seperti kata penghubung yang menghubungkan atau seperti tanda titik dalam sebuah tulisan setelah itu ada kalimat selanjutnya. Aku jadi menghubungkan logika ku. Jika di alam gaib (kematian) kehidupan itu ada maka di alam dunia (kehidupan) kematian juga berlangsung ada, jiwa-jiwa yang mati dari kerasnya hati. Aku masih berada di belakang si M, sebenarnya apa yang ingin dia lakukan, apa dia mencari sesuatu, tapi apa? Atau ini ada hubungannya dengan dia dan kehidupannya dulu. "Mm !!" teriakku pelan, berharap dia dengar panggilanku. Ah!! Diriku saja yang bodoh, tentu saja dia gak perlu dengar, dia pasti tahu aku mengikutinya, kenapa si M terlihat sangat serius, gak seperti biasanya. Berjalan di tengah hutan tentu saja tetap bikin aku deg degan, meski tidak gelap gulita, Aku jadi teringat orang-orang yang mengeksekusi Anna dulu, aku takut mereka juga akan menangkap ku seperti, mereka menangkap Anna dan si M. "Mm ... kamu mau kemana ...?" teriakku berbisik pelan. Aku berhasil menyusulnya "Pstt!!" Si M memintaku diam, dengan menempelkan telunjuknya itu di hadapan bibirnya yang tak berwarna sama sekali alias pucat. Aku bertambah bingung, sebenarnya dia sedang apa dari tadi aku perhatikan seperti mencari sesuatu. "Aku melihat Anna!" bisik nya pelan. "Apa! Anna!!? Maksud kamu Annabella? Bukannya setelah beberapa hari kejadian itu, saat dia mengunjungi aku di rumah dia tidak pernah terlihat lagi ?! Lalu kenapa tiba-tiba dia muncul?" tanyaku penasaran. "Nanti kita akan tahu setelah kita menemukan dia." Kami kembali menyusuri tiap jalan kecil di tengah hutan, meskipun rimbun dan di penuhi pohon lebat, rumput di sekitarnya malah berkurang. "Mm ... apa benar yang kau lihat itu Anna, bisa saja kan kamu salah liat, bisa jadi dia hantu yang lain." "Pst!!" Lagi-lagi si M memintaku untuk berbicara dengan pelan. Aku tengok kanan kiri tak ada siapa pun, Hm... jangan-jangan si M lagi nge frank aku, awas aja kalau benaran. Aku berhenti sejenak, rasanya lelah juga berjalan tanpa mengetahui jelas mau kemana dan mau apa, aku biarkan si M berjalan pelan meninggalkan ku yang memilih duduk di patahan batang kayu. Mataku mulai lelah, aku baringkan tubuh di batang kayu yang cukup besar itu. Terasa dibuai tapi kaget serasa mau jatuh dari ketinggian, hal ini biasa terjadi bukan cuma aku yang alaminya, mungkin karena begitu nikmatnya, hehehe rasanya jantungku mau copot aku terbangun dan ada di ruangan ku. Aku langsung teringat si M kemana dia, aku kembali melanjutkan tidurku karena masih jam 2.30 malam, tapi tak semudah sebelumnya, meski kedua mataku sudah ku tutup tapi aku gak bisa tidur. Aku ambil ponsel dan kembali memperbaiki letak headset ku yang sebelahnya jatuh dari telingaku, ku klik aplikasi musik dan mendengarkan beberapa lagu, biasa ini salah satu caraku biar bisa kembali tidur dan itu berhasil saat sudah mulai terbuai aku lepaskan headset dan mematikan data selulerku. Saat aku berbalik badan dan memeluk guling ... sialan!! lagi-lagi si M mengagetkan ku "Ngapain disini!" Hantu itu berbaring tepat di belakangku. Dan lagi-lagi si M menempelkan telunjuknya di bibir pucat nya, menyuruhku untuk diam, beberapa detik kemudian dia menunjuk tepat ke arah belakangku. Ada apa?! Sengaja aku tidak berbalik, aku tahu pasti itu si Anna, karena sedari tadi kami berdua memang mencarinya tapi kenapa dia mendatangi kami? Si M masih terus memandangiku dengan diamnya, kemudian dia beranjak dan berlari mengikuti sosok yang ku tebak adalah Anna. Aku kembali mengikuti si M. Loh! mana pintu Doraemon nya, kenapa aku tak melewatinya seperti tadi, kok tiba-tiba sudah di hutan saja, tempat di mana tadi aku berbaring di atas kayu besar. Segera aku beranjak dan mencari si M. Sekelebatan gaun putih milik si M terlihat jelas di hadapanku. Aku mempercepat langkahku agar tak tertinggal lagi olehnya. "Mm ... tunggu!" teriakku pelan. Ah! Kenapa aku harus ikutan berbisik seperti dirinya, sekalipun aku berteriak sekencang apa pun, siapa ya akan mendengarnya, sepanjang kami melalui hutan ini tak ada satu orang pun yang melintas, lalu kenapa si M memintaku untuk pelan-pelan. "Itu tadi, Anna kan, kenapa dia mendatangi kita?" tanyaku ke si M, saat kulihat ke dua matanya sibuk terlihat seperti mencari sesuatu. Aku bingung dengan ke dua hantu ini, tadi si M nyariin Anna, Anna datang si M malah kabur, aneh! "Kalian berdua itu kenapa sih!? Lagi main petak umpat yah!" tanyaku kesal tanpa berbisik. Si M tidak menjawab dia hanya diam sambil mengarahkan tangannya. Jelas sekali tiba-tiba sosok perempuan bergaun pendek itu tengah berdiri di hadapan kami namun tanpa kepala. Aku sempat terdiam sesaat ... Anna!! Serius itu dia. Bagaimana mungkin dia bisa kesana kemari tanpa kepala? **** Flashback .... Aku bertemu dengan si M karena kami berdua adalah saksi di kematian Anna, seorang ilmuwan yang bekerja di Indonesia. Mati terbunuh dengan leher di potong hingga putus, kemudian kepala nya itu mereka letakkan di ruangan yang sempit tempat dimana para ilmuwan itu menyimpan hasil temuannya. Si M di sekap hingga mati di karena kehabisan oksigen. Dan sekarang Anna muncul padahal setelah sekian waktu aku menunggunya. *** Awalnya ada rasa takut, tapi segera ku tepis, aku mengenal Anna sebelum mengenal si M, jadi Anna gak mungkin menyakiti aku ataupun si M. Aku mendekat kearahnya, Ya Allah, aku seka air mataku saat menulis ini. Aku kembali teringat saat itu, saat di mana perempuan ini menatap kosong ke arahku, ketika orang-orang menghabisi nyawanya dengan cara menyayat lehernya hingga putus. "Anna apa kabar?" Ah!! rasanya ganjal sekali menanyakan kabar pada orang yang nyata-nyata tak memiliki kepala seperti ini, lalu kabar apa yang sedang aku tanyakan, Aku memang bodoh, meski aku tahu ini hanyalah sebuah raga, dan masih bisa berkomunikasi meskipun tak ada kepalanya tapi tetap saja aku yang manusia merasa aneh. Aku melirik kearah si M, berharap dia memulai obrolan. Tapi hantu satu ini malah diam. "Aku ingin kepalaku." ucap Anna mengagetkan aku, dengan aksennya yang memang masih kentara logat asingnya. "I want My Head, please!!" Rengek nya memohon agar kepalanya dikembalikan. Sekali lagi aku melirik ke arah si M berharap dia mengatakan sesuatu, tapi lagi-lagi si M hanya diam malah balik menatapku seolah-olah pertanyaan itu harus aku yang jawab. "Anna jangan sedih, nanti kita cari kepala kamu ya!!" sahutku. Jadi Anna kembali hanya untuk kepalanya. Aku pikir untuk balas dendam. "Tapi bagaimana cara kita mencarinya Mm ... duh! Kayaknya kita salah, salah karena pernah bilang kalau kita mau bantuin nyari kepala dia, mau dicari gimana coba?! Kan kepala dia sudah gak ada, sudah di makan mereka dan itu kamu yang bilang kan Mm ..." Loh Mm ... Kemana lagi dia, tuh hantu itu benar-benar menguji kesabaran. Secepat itu mereka berdua hilang entah kemana? "Mm ... Anna ... kemana kalian?" Dari kejauhan ada sinar terang yang terlihat, aku bergegas menuju kesana semakin dekat semakin menyilaukan, begitu kubuka mataku ternyata itu cahaya sinar matahari dari jendela kamarku. Rupanya aku bermimpi dan kesiangan hingga tak melaksanakan Shalat subuh, jika sudah begini aku sangat tidak menyukai diri ku dan merasa bersalah. Aku memang buruk ... Ampuni aku Tuhan. Aku tahu itu mimpi tapi kenapa seperti nyata ataukah aku memang tidak bermimpi seperti biasanya, atau pikiran ku sedang mempermainkan ku. Aku masih penasaran kenapa si Anna kembali, apa benar dia menginginkan kepalanya kembali, tapi bagaimana? Jadi itu alasan si M diam saja, dia sudah mengetahui, bahwa hal yang mustahil bisa menemukan kepala Anna yang sudah dimakan oleh orang-orang primitif itu. Seandainya pun Anna menginginkan tulang belulang dari kepalanya, dimana kami bisa menemukan tulang-tulang tersebut. Ah! Ini benar-benar mustahil. Aku tidak bisa menolong dia, termasuk si M, begitu juga dengan yang lain, tak ada yang bisa menolong Anna untuk mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan kepalanya kembali. Semestinya ini menjadi tugas si M untuk menyampaikan kebenarannya, bahwa Anna tidak akan pernah memiliki kepalanya lagi. Dia harus bisa menerima takdirnya sebagai hantu tanpa kepala. Menyedihkan memang tapi mau gimana. Sejak memimpikan Anna dan mengetahui dia kembali, berapa hari ini aku kembali mendengar suara tangisan Anna, tapi itu hanya sepintas berbeda dengan tangisan si M sewaktu patah hati, atau tangisan si penyampai mayat keramik yang berhari-hari aku dengar. Aku juga sempat merasakan seseorang berdiri dan berjalan ketika aku sedang beraktifitas dalam rumah. Seperti hari ini, nyaris aku ke jedot dinding karena kaget seseorang berdiri tepat di belakangku seperti sedang mengikuti ku saat mau berbalik arah ke pintu kamar mandi. Anna benar-benar kembali dan mimpi itu adalah pertanda bahwa dia benar-benar ingin mencari kepalanya yang tak ada. Hari ini aku sengaja melukis sosok Anna seperti yang aku lihat di mimpiku. Dia masih menggunakan model baju yang sama dan meski tanpa kepala Anna tetap terlihat anggun. Aku memang sengaja melukisnya, karena jika tak di lukis, dia nanti akan terus menghantuiku sama seperti para gentayangan yang lainnya. Dan ide melukis itu juga tak sengaja aku temukan saat aku sempat stress karena melihat mereka ada dimana-mana. Aku sempat dihantui oleh para gentayangan yang aku temui di jalan, aku sering ketakutan sendiri hingga demam, bahkan aku pernah didatangi Mahluk hitam besar berbulu lebat si genderuwo dia penunggu di pohon bambu milik tetangga. Dari situ tanpa sengaja, seperti mendengar bisikan yang mengarahkan aku untuk menggambar mereka, ya aku ikuti saja, jadi setiap melihat mereka, ya aku gambar, gak cuma satu atau dua dari mereka yang sempat ku gambar tapi ada beberapa dan itu berhasil membuat mereka tak ada lagi datang mengganggu ku, kecuali si M dan Anna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD