Kepala Anna

1816 Words
Malam itu Jam 3.33 Jum'at 2021 "Menurutmu bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?" tanyaku ke si M saat dia datang di saat mataku sudah mulai terasa lelah. Tadinya aku sempat ketiduran lalu terbangun lagi. Lama aku menunggu jawaban darinya, sejak kedatangan Anna, si M juga lebih banyak diam. "Kenapa? Apa kamu gak mau menyampaikan ke Anna, kalau benar iya, biar nanti aku saja yang bilang ke dia." Menyebut nama Anna, tiba-tiba wanita tanpa kepala itu muncul di hadapan kami. Hm ...begitu mudahnya mereka datang dan pergi muncul seketika. Baguslah, tanpa menunggu lagi aku langsung sampaikan saja kepadanya. "Anna, maafin kami ya, sepertinya, kami harus jujur ke kamu kalau kami tidak akan pernah bisa menemukan kepalamu." ucapku pelan dengan sangat hati-hati. Anna hanya diam aku bisa merasakan kesedihannya, meski tanpa kepala, bisa kubayangkan mendengar ini pasti dia bertambah sedih. “We Won't Be able to find your Head!” “kita tidak akan bisa menemukan kepalamu!” sahut si M dengan aksen inggris yang lumayan. Aku sempat kaget meski gak heran jika si M bisa berbahasa inggris, kan, dia bekerja di Lab, tempat di mana Anna bekerja. Meski terdengar kaku setidaknya jauh lebih baik dari pada bahasa inggris ku. Tapi jangan percaya begitu saja si M pasti gunakan Kamus translator yang ada di ponselku, bagaimana dia bisa berbahasa Inggris jika 'Skip' saja masih dia tanyakan padaku. Yah setidaknya Anna lebih memahami apa yang kami bicarakan kepadanya malam itu. Mengetahui kami tak bisa membantunya, Anna pergi begitu saja. Apa kami berdua jahat, tapi mau bagaimana, kenyataannya kami memang gak bisa membantunya. Malam itu suasana malam sangat hening, malam yang sama seperti biasanya saat aku si M dan Anna ada diantara dua dunia kami. Aku sampai lupa bertanya soal si M ke Anna. Tapi bagaimana mau menanyakannya, jika dia sendiri lagi bersedih. Apa ada baiknya di tanyakan saja sekalian mengalihkan pembahasan kami soal kepalanya yang tidak bisa kami temukan. Kurang lebih Anna pasti tahu soal si M, kan Anna bekerja di tempat yang sama dengan si M, tapi entahlah rasanya gak enak saja mau menanyakannya soal si M. °°° Tentang kemunculan si Anna, sengaja aku share di akun Sosmed ku tepatnya di grup misteri. Biar dapat solusi dengan menuliskan ceritanya. Ada beberapa teman yang menanyakan soal kembalinya Anna. Dan aku sempat memikirkan, soal ucapan teman yang mengatakan bahwa masih ada harapan buat Anna untuk menemukan kepalanya, meskipun hanya tertinggal tulang belulangnya saja. Tapi di mana, di mana mereka membuangnya. Mestinya si M bisa menemukannya. Apa itu yang si M cari-cari kemarin hingga dia terlihat sibuk kesana kemari, mungkin saja. Hari berlalu .... "Gimana Mm ... apa kamu menemukan tulang kepalanya Anna?" tanyaku ke si M saat dia muncul dan berdiri di sudut ruang tempat biasa kami ngobrol. Kamu harus menemukannya, nanti aku juga bantu, siapa tahu ada diantara teman-temanku yang paham dan ngerti hal-hal seperti ini dan bisa membantu dan menemukan kepala Anna. "Bukan cuma kepala Anna yang jadi masalah, tapi juga mereka. Aku melihat mereka." "Mereka, siapa?" "Orang-orang yang membunuh Anna dan menyekap aku, kamu ingatkan dengan mereka. Mereka tak jauh beda, baik hidup ataupun mati tetap saja mereka bengis dan berhati iblis, bahkan jauh lebih parah, pernah dengar gak hantu pemakan hantu?" "Hantu pemakan hantu? Nggak, Ini pertama kalinya aku dengar apa benar ada hantu pemakan hantu, bagaimana bisa?" "Ya bisa dan itulah mereka, kemarin waktu di hutan, aku meminta supaya kamu jangan berisik, itu karena aku melihat mereka. Jangan sampai mereka menemukan aku dan Anna, juga kamu." Wah! sepertinya ini obrolan yang menarik, 'hantu pemakan hantu' Kanibal alam gaib dong?! Selang sehari .... Sejak obrolan soal si hantu pemakan hantu, si M tak ada muncul, anehnya saat aku menyeduh kopi instan dengan secangkir penuh dan ku tinggal sesaat ke belakang, kopi di cangkir itu berkurang dan aku sedang sendirian sore itu, itu pasti kerjaan si M tapi, kenapa dia tidak ingin aku mengetahui kemunculannya. Dasar si M, ada-ada saja kelakuannya. Tapi menurut aku memang ada yang janggal, kenapa aku bisa menyadari apa yang sedang dia lakukan, sama seperti hari itu saat aku sedang akan membalas W A di grup tiba-tiba tulisan aku satu persatu hurufnya hilang waktu mengetahui itu aku senyum saja sambil memperhatikan, sama seperti kopi yang mendadak menyusut, biasa aku menyadari yang dilakukan si M setelah terjadi tapi dengan kejadian beberapa hari ini aku sedikit khawatir apa akan ada sesuatu yang terjadi. Berapa hari ini menunggu si M tak kunjung datang, malamnya aku malah bermimpi aneh, seorang pria yang hanya terdengar suaranya seperti ingin memberitahukan sesuatu padaku tapi aku sama sekali tak mengingat apa pun yang dia sampaikan padahal ingatan itu serasa masih ada di kepalaku, tapi kenapa begitu sulit untuk aku ingat jika sudah tersadar. Malamnya aku sempat ngobrol dengan si M tapi dia malah sibuk mengomentari satu grup yang katanya kok sepi, kok ini, kok itu, aneh saja tiba-tiba dia merhatiin grup ketimbang aku yang nunggu dia seharian. Aku biarkan saja dia ingin apa setelah keinginan dia terwujud, kami kembali membahas masalah Anna. "Ada teman yang akan membantu kita untuk menemukan kepala Anna, tapi masalahnya aku gak punya foto ruangan yang dia minta, lalu bagaimana kita bisa membantu Anna." ucapku dalam hati yang ku tujukan pada si M dengan cara ngobrol kami yang seperti biasa.. "Kita pasti bisa menemukannya meski perlu waktu yang gak sebentar dan cara yang gak mudah." bisik si M. Saat ini aku sedang menghubungi salah satu teman dunia nyata ku, menanyakan apa kah dia ada menyimpan foto saat menjenguk aku di ruangan waktu itu, karena setahu aku dulu mereka sempat mengambil beberapa foto di sana saat datang menjengukku. Semoga saja salah satu dari mereka masih menyimpannya. Beberapa jam kemudian .... Alhamdulillah mereka masih menyimpan beberapa foto meski keseluruhan ruang tak terlihat setidaknya aku bisa menunjukkan itu ke teman yang berniat membantu kami. Aku sudah mengirimkan foto tersebut, kami ngobrol panjang lebar di W A. "Kira-kira kalau si Anna saya panggil, terus saya masukkan ke tubuh ponakan saya bisa gak ya Mbak?" tanya temanku yang biasa aku panggil dengan sebutan Mbah Singo. "Mungkin saja bisa Mbah, di coba aja, kasihan Anna, lagian aku gak tega saat liat dia ke sana-sini tanpa kepala." ucapku ke Mbah Singo. Menurut Mbah Singo kepala Anna sudah tidak ada di lokasi kejadian, mereka membawa kepala itu ke kampung mereka dan ponakan Mbah yang kebetulan juga peka dan membantu kami dengan penglihatan mata batinnya, dia mengatakan kalo tulang-tulang itu di kubur di satu tempat di bawah pohon besar. Aku dan si M hanya ingin mengetahui di mana posisi pastinya agar kami tidak perlu lagi mencari kesana sini karena kami takut bertemu dan di temukan oleh orang-orang jahat itu. Bisa saja aku dan si M menemukannya tapi resiko nya pasti besar, itulah alasan kenapa aku meminta bantuan orang lain untuk melacak keberadaan yang pasti di mana tulang belulang kepala Anna mereka letakkan. "Emang gak bisa di ambil ya Mbah tulang-tulang itu?" tanyaku. "Bisa Mbak, melalui Mediator, terus kita panggil si Anna, lalu kita cari dan ambil kepala yang mereka sembunyikan ... atas seizin Allah SWT tentunya." Dari foto juga Mbah sempat melihat tulang tengkorak tanpa tulang leher, dia menyimpulkan apa yang di lihatnya adalah kerangka tubuh Anna. Lumayan pusing mikirin gimana cara nya mengambil kepala Anna, cara yang ditawarkan Mbah sebenarnya bagus, hanya saja aku dan si M ngerasa khawatir jika harus menggunakan mediator, bukannya apa takutnya jika terjadi apa-apa dengan ponakannya yang akan dijadikan Mediator. Semoga saja si M bisa mengatasi ini, jadi kami tidak perlu melibatkan orang lain untuk masuk ke dunia gaib. Jika saja orang-orang itu tak mati mereka tak perlu datang dan membuat si M ketakutan, takut jika bertemu mereka. Wajar saja mereka ditakuti. Aku bukan pertama kali bertemu mereka di kasus Anna, tapi pernah beberapa kali. Saat itu ragaku terlihat seperti anak berumur 10 tahun, mereka menemukanku yang hanyut terbawa arus air, mereka menyayat dadaku dan mengeluarkan jantungku tapi entah bagaimana bisa tiba-tiba ragaku terangkat naik ke atas dan di kelilingi oleh salah satu tulisan arab yang menurutku itu adalah semacam pagar (pelindung) yang membuat aku selamat dari kejadian itu. Pernah juga mereka menangkap ku dan membawaku ke kampungnya, kalau tak salah ingat sepertinya aku pernah menceritakan kisah ini. Satu dari mereka menyeret tubuhku yang sedang pingsan tapi entah bagaimana bisa aku sadar dan bisa melihat semua kejadian itu. Suasana di kampung mereka sangat ramai waktu itu, karena sedang ada perayaan persembahan untuk dewa, aku melihat diri sendiri diseret oleh mereka, lalu dilempar di bawah tiang di antara tubuh orang-orang yang setengah telanjang yang kedua tangan mereka diikat ke belakang, untuk dijadikan tumbal. Aku tersadar waktu itu namun pura-pura tetap pingsan saat mereka menarik, menyeret satu di antara kami yang siap untuk diikatkan ke tiang persembahan. Dalam posisi terbaring menyamping, aku berpura-pura tak sadarkan diri, Ada rasa takut, cemas saat itu, ingin sekali bangkit dan berlari meninggalkan tempat itu, tapi aku sadar itu tidak mungkin. Tidak mungkin aku bisa melepaskan diri dari tiang persembahan dan kampung yang ramai oleh para warga. Aku coba tenang meski dalam ketakutan, untung saja ada Kinanti dan suaminya yang saat itu bersembunyi di bawah kolong rumah yang berair, entah kebetulan atau tidak tapi jelas mereka datang untuk menolongku. Begitu mendapat aba-aba dari Kinanti yang saat itu berwujud manusia setengah ular, aku bergegas lari mendekat kearah mereka dan kami kabur melewati air dengan cara menyelam namun berpegang pada tubuh suami Kinanti yang berwujud buaya yang cukup besar. Syukurnya kami berhasil kabur, jika tidak aku pasti jadi tumbal mereka selanjutnya. Jadi tak heran jika di masa hidup mereka ada manusia yang memakan manusia lalu berlanjut ke alam kematian di mana mereka memakan arwah para gentayangan seperti Anna, si M dan yang lainya. Bukan memakan seperti makanan yang sesungguhnya tapi setiap arwah yang gentayangan itu juga memiliki cahaya, cahaya yang hanya akan kembali pada sang pemiliknya atau tidak selamanya dan akan terkurung dalam kegelapan dan tidak akan pernah bersinar lagi dan mereka memakan cahaya itu agar menjadi lebih kuat. Berapa hari menunggu kabar dari mbah dan keponakannya, katanya mereka berniat membantu kami untuk menemukan kepala Anna. Tapi kabar terakhir yang aku dapat ponakan mbah sakit, sepertinya kami harus menunda atau mungkin kami memang tidak bisa mewujudkan keinginan Anna dan keinginan kami untuk menemukan kepala Anna. Hm ...semoga saja ada jalan, ada petunjuk agar kami bisa dan berhasil menemukannya, menemukan kepala Anna. Seandainya saja kepala itu tidak mereka bawa ke kampung seperti yang Mbah bilang, kami pasti lebih mudah menemukannya. Kasihan Anna dia pasti sangat sedih dan berharap kami menemukannya. Seandainya saja aku bisa bertemu kembali dengan Kinanti, dia dan suaminya pasti bisa membantu kami, karena mereka pernah membantuku, mungkin saja kali ini dia bisa kembali membantu kami. Tapi bagaimana caranya, selama ini aku tidak pernah memanggil dia, dia selalu datang dengan sendirinya. Aku bahkan tidak tahu, bagaimana kabar dia sejak dia menikah. Apa dia sudah memiliki anak, entahlah! Disisi lain meminta bantuan pada mereka rasanya hati kecil ku menolak, mungkin sebaiknya aku menanti petunjuk itu datang menghampiriku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD