Langit sudah mulai gelap ketika aku membuka kedua mataku, aku mengerjapkan mata memandang langit-langit kamar mencoba mengingat apa yang terjadi hari ini. Saat ini aku berada di rumah pantai yang biasa Lucas gunakan sebagai tempat peristirahatan ketika dia sedang ingin menyendiri. Rumah pantai ini masih di dalam area estate, hanya saja terletak cukup jauh dari Mansion utama.
Ketika kemarin menyadari penampilanku yang tidak bisa dibilang rapi dan sopan dengan rok yang robek dan kotor, aku enggan memasuki Mansion utama dan meminta Lucas memikirkan alasan yang bisa aku buat untuk Nanna dan Ibunya, karena aku tidak ingin menjadi pusat perhatian ataupun kekhawatiran mereka. Namun dengan santainya Lucas meminta Aaron untuk menuju ke rumah pantai ini dan melewati Mansion utama.
Aaron membawakan handphoneku yang tertinggal di Mansion utama, beberapa pesan dari ibuku, yang sepertinya panik karena tidak bisa menghubungiku dan merasa lebih tenang ketika aku mengabarkan ada urusan pekerjaan penelitian yang tidak memungkinkan aku untuk membawa handphone. Lalu ada beberapa pesan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setelah membalas semua pesan itu aku pun tertidur.
Sebelumnya Lucas sudah menceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi, dan kenapa hubungannya dengan Semion bisa seperti saat ini. Setelah mendengar semua mengenai visi perubahan yang ingin dilakukan oleh Lucas untuk keluarga besar mafianya, membuat aku melihat Lucas dengan sudut pandang yang berbeda. Perubahan yang direncanakan untuk mengubah arah bisnis keluarganya itu tentulah tidak mudah dan menyebabkan dia memiliki banyak musuh, namun dia mau berusaha sehingga membuatku kagum padanya. Kagum?! Tunggu dulu Andrea, kau harus mengembalikan otakmu pada tempatnya. Aku turun dari ranjang kamar, menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan merapikan diri sebelum aku akan keluar kamar.
“Sudah bangun?” tanya Lucas ketika dia melihat aku keluar dari kamar. Saat ini dia sedang berada di area dapur, terlihat sibuk membuat makanan. Aku menghampirinya dan duduk di salah satu stool bar yang menghadap ke dapur.
“Hmm.. kau sedang memasak?” tanyaku penasaran.
“Yup.. hanya makanan sederhana saja, setidaknya bisa mengganjal perut yang kelaparan.” ucapnya sambil membawa dua piring pasta aglio olio udang, yang satu untukku lalu satu lagi untuknya, lalu dia duduk di sampingku.
“Sepertinya enak..” ucapku ketika melihat apa yang disajikan.
“Semoga kau menyukainya..” ucap Lucas sambil menyantap makanannya.
Hening sejenak, yang terdengar hanya dentingan alat makan yang beradu di atas meja bar.
“Eum.. aku harus mulai melakukan pekerjaan besok, karena senior penelitiku mulai menanyakan progress..” ucapku untuk memecah keheningan yang ada diantara kami.
“Ok, aku akan meminta Aaron menjagamu.” ucap Lucas. “Eh.. sebaik Darrius saja! Terakhir kali kau dijaga oleh Aaron, berakhir dengan keberhasilan kau di culik. Aku belum bisa mempercayakan lagi dirimu dengan Aaron.” lanjutnya.
“Jangan gitu dong, Luc. Ini bukan 100% kesalahan Aaron. Aku yakin, Aaron belajar dari kejadian ini. Jadi aku mau dengan Aaron saja, lagi pula umurku dengan Aaron tidaklah jauh berbeda, jadi aku rasa kami bisa berteman.” Jelasku, aku tidak mau Aaron mendapatkan masalah karena kejadian kemarin.
Lucas memicingkan matanya “Aku tidak mengijinkan kau berteman dengan Aaron” ucap Lucas.
“Aku maupun Aaron tidak membutuhkan ijin darimu untuk bisa berteman.”
Lucas diam dan memandangku tajam.
Aku mengalihkan perhatianku dari dia, meminum air mineralku lalu beranjak dari kursi dan meletakkan piring kotor yang tadi aku gunakan ke dalam sink cucian piring. Terdiam sesaat di situ, merasakan tatapan tajam yang menusuk punggungku sebelum akhirnya aku berbalik membalas tatapannya.
“Aku tidak ingin selalu berdebat denganmu” ucapku.
Lucas masih diam tidak menjawab.
“Kau dan aku hidup di dunia yang berbeda. Apa yang aku alami selama di Quartiere atau pada saat kita bertemu pertama kali di Cardiffandia, adalah dunia yang sama sekali aku tidak pernah bayangkan sebelumnya. Tapi.. bukan berarti perbedaan kita ini bisa menghalangi kita untuk bisa berteman juga.” lanjutku.
Lucas memicingkan matanya, “Jadi kau pikir, dengan apa yang selama ini aku lakukan untukmu adalah sekedar untuk berteman denganmu?” tanyanya.
Aku mengangguk “Hmm.. aku menghargai apa yang telah kau lakukan untukku, jadi aku bisa saja mulai menerimamu sebagai teman.” jawabku.
Lucas tersenyum smirk “Apa ini merupakan penolakan halusmu padaku?” ucapnya.
“Penolakan? Bukankah aku tadi menyatakan menerimamu.. aku rasa aku bisa mulai menerimamu sebagai teman.” ucapku bingung.
Lucas meminum air mineralnya sampai habis, lalu membawa piring kotornya dan meletakannya di sink cuci piring lalu menatapku. Jarak kami begitu dekat, aku hampir dapat merasakan hembusan nafasnya.
“Ijinkan aku mengeceknya..” ucapnya.
“Mengecek?” tanyaku bingung.
“Yeah..” dengan gerakan cepat dia meraih pinggangku, menarik tubuhku mendekati tubuhnya hampir tidak ada jarak diantara kami lalu dia menundukkan kepala dan mendekatkan wajahnya ke arah wajahku, aku terkesiap ketika merasakan bibir hangatnya menekan dan mulai memagut bibirku. Seperti ada sensasi sengatan listrik dan berbagai senyawa kimia yang lepas dari tubuhku yang membuat jantungku berdegup kencang dan seolah-olah darah mengalir deras. Aku menutup mataku, ada perasaan di dalam diriku yang menikmati tekanan dan pagutan bibir Lucas kepada bibirku, menikmati setiap gerakan bibirnya, bahkan menikmati hawa panas yang terpancar dari tubuhnya yang maskulin. Tunggu! Ini tidak benar, lalu tanpa sadar aku menginjakan kakiku kuat-kuat ke kakinya.
“Argh!” Erang Lucas yang melepaskan tautan bibir kami.
“b******k kau Lucas! Siapa yang mengijinkan kau menciumku!” ucapku kesal.
“Aku kan tadi sudah minta ijin!”
“Kau tidak menyatakan secara eksplisit demikian!”
“Ok fine.. tapi kau kan harusnya bisa tahu dari gerakanku ketika mendekatimu tadi!”
“Mana aku tahu! Kau mengambil ciuman pertamaku! Di dapur juga.. Argh.. ini sama sekali tidak ada dalam bayanganku ketika suatu saat aku memiliki ciuman pertama. Kau sangat menyebalkan!”
Lucas terdiam “Pertama? Jadi kau.. well.. bukannya aku tidak bisa menduga sejak aku mengobati lukamu kemarin. Tapi aku pikir setidaknya—”
“Stop! Aku tidak berminat membahas masalah hubunganku dan lawan jenis denganmu!” ucapku kesal.
Lucas baru akan membalas ucapanku namun mengurungkan niatnya dan bersikap siaga, tidak lama kemudian pintu depan terbuka, Aaron dan Darrius masuk.
Aku menatap Lucas dan mengerutkan kening “Kau bisa tahu akan ada orang masuk?” tanyaku bingung.
“Sejak umurku 13 tahun aku dilatih dengan berbagai ilmu beladiri dan penggunaan senjata termasuk selalu bersikap waspada terhadap lingkungan sekitar. Derap langkah mereka terdengar.” jelas Lucas lalu mengalihkan pandangannya ke arah Aaron dan Darrius “Ada apa?” tanya Lucas.
“Maaf mengganggu Boss.. Nona Rosewood.. Ada beberapa hal yang perlu disampaikan terkait.. eumm..” ucap Darrius ragu sambil melirik ke arahku.
Lucas menatapku “Kau masuk dan beristirahatlah di kamar, aku akan berbicara dengan Aaron dan Darrius.” ucapnya.
Aku menatap Lucas “Jika ini tentang Semion Vadzov, bolehkah aku mendengarnya?” tanyaku, aku tidak suka berada dalam posisi tidak tahu apapun.
Lucas menatapku dan melirik ke arah Aaron dan Darrius mempertimbangkan, terdiam sebentar lalu mengangguk. Lalu Lucas melangkah menuju ruang duduk, begitu pun aku, Aaron dan Darrius. Aku tahu aku harus mempersiapkan diri melihat sisi Lucas yang sebenarnya jika mengikuti pembicaraan ini, namun sejak mengetahui tujuannya dan interaksi kami selama ini membuatku ingin mencoba untuk dapat memahaminya.
===
Langit mulai terang, suara desiran ombak menambah syahdu suasana pagi ini. Aku memandang lurus ke arah hamparan laut biru dari balkon kamar. Aku bangun pagi sekali, sehingga sempat melihat sunrise. Sejak tiba di Quartiere, kehidupanku terasa lebih cepat dan tidak terkendali. Entah sudah berapa lama aku berdiri di balkon ini. Namun cukup membuat suasana hatiku tenang.
Aku memikirkan banyak hal, mengenai ciumanku dengan Lucas untuk pertama kalinya. Mempertanyakan perasaanku terhadapnya dan juga sebaliknya. Aku memikirkan rasa ketakutanku untuk membuka diri untuknya. Seumur hidupku, aku tidak pernah merasakan kehadiran seorang lelaki seperti kehadiran Lucas dalam hidupku. Apakah artinya aku menyukainya? Apakah perbuatan Lucas kepadaku bisa di artikan dia memiliki kepedulian yang sama terhadapku? Lalu tentang rencana Lucas terhadap Semion semalam. Menurutku rencana Lucas terlalu besar dan berbahaya. Apakah Lucas akan baik-baik saja? Apakah rencananya akan berjalan lancar? Bagaimana jika tidak dan terjadi sesuatu kepada Lucas?
Aku menghembuskan nafas panjangku, di otakku yang biasanya hanya berisi rumus senyawa kimia dan bioteknologi, kenapa sekarang menjadi melenceng kemana-mana. Entah ini pertanda baik atau buruk. Aku melirik jam tanganku, sebentar lagi Aaron akan menjemput untuk mengantarku melakukan pekerjaanku seperti yang direncanakan selama perjalanan dinasku ini. Aku kembali ke kamar, berdiri di depan cermin untuk merapikan diri. Hari ini aku menggunakan kemeja putih dan celana jeans berwarna biru langit. Semalam Lucas meminta salah satu pelayannya untuk membawakan aku pakaian tidur dan yang bisa aku kenakan pagi ini. Setelah merasa yakin dengan penampilanku, aku pun keluar kamar.
“Selamat pagi Nona Rosewood.” Sapa Aaron ketika aku sudah keluar rumah pantai menuju Aaron yang sudah siap menunggu di depan mobil.
“Pagi Aaron..” jawabku, aku mengernyitkan kening “Eum.. apa ini tidak berlebihan?” tanyaku, hari ini sudah siap 3 mobil berderet serta beberapa lelaki berjas hitam berdiri di dekat mobil-mobil itu, yang sepertinya siap untuk mengantar sekaligus menjagaku.
“Boss yang meminta, dia tidak ingin terjadi hal seperti yang lalu..”
“Dimana Lucas?”
“Boss sudah berangkat tadi pagi untuk melakukan beberapa urusan, Nona.”
“Hmm.. baiklah.. ayo berangkat Aaron, sebelum kesiangan..” ucapku sambil memasuki mobil. Aaron menutup pintu mobil dan segera naik di balik kemudi dan menjalankan mobil menuju keluar estate. Mobil-mobil yang sudah bersiap tadi pun mengikuti.
Baiklah, lebih baik seperti ini dulu. Aku akan fokus pada pekerjaan yang harus aku lakukan dan sejenak mengalihkan pikiranku dari Lucas.