Chapter 11

1519 Words
POV. Lucas Absyach Krukoz “Boss.. “ ucap Darrius sambil menyodorkan handphone-nya kepadaku. Saat ini aku berada di ruang kerjaku, semalaman aku sulit tidur memikirkan Andrea. Aku menerima handphone yang diberikan setelah mengetahui siapa yang menghubungi Darrius. “Kau bisa mulai berhenti bermain seperti ini, Semion..!” ucapku kesal. Suara tertawa Semion terdengar dari seberang sana “Bagaimana malammu, Lucas? Pastinya kau sangat merindukan wanitamu.” ucapnya. “Kalau sampai dia terluka sedikit saja, maka aku akan pastikan nyawamu yang akan menjadi gantinya.” geramku. “Wow.. sekarang aku tahu begitu berharganya wanitamu itu.. apa sebaiknya aku naikan saja level penawaranku?!” Aku menggertakan rahangku “Katakan apa yang kau mau dan segera kembalikan Andrea kepadaku .” sahutku. Semion tertawa “Well.. aku hanya ingin kau tidak mengganggu areaku, masa bodoh dengan perubahan yang kau tawarkan itu. Aku tidak ingin bersikap sok suci dengan melegalkan dokumen perdagangan senjata yang kau minta. Bisnis ini sudah berpuluh-puluh tahun berjalan. Aku telah mengirimkan beberapa dokumen untuk kau tandatangani sehingga aku tidak perlu berurusan denganmu lagi dalam hal pemesanan senjata. Kau cukup menandatanganinya dan aku akan bersikap gentle dengan mengembalikan wanitamu itu” jelasnya. “Arah bisnis ini harus berubah—” “Aku tidak peduli! Kerugian yang kau sebabkan karena perubahan yang kau tawarkan itu terlalu besar!” “Hanya akan di awal saja seperti ini Sem!” “Dokumen yang sudah kau tandatangani harus dikirimkan kembali hari ini.. wajah cantik wanitamu menanti..” ucap Semion lalu menutup teleponnya. “Sial!” geramku kesal. “Apa yang harus kami lakukan Boss?” tanya Darrius. Aku menarik nafas untuk menenangkan diri, “Berikan berkas-berkas itu padaku.. dan segera panggil Felix dan Anthony..” ucapku aku harus berdiskusi dengan Felix sebagai consigliere-ku dan Anthony sebagai Financial Consultant AK Corp. Kali ini otakku lah yang harusnya bekerja dengan baik. Emosi yang aku rasakan harus aku singkirkan dulu, pasti selalu ada celah dari kasus-kasus seperti ini. === POV. Andrea Arabella Rosewood Aku menatap jam yang ada ditanganku, ini hampir tengah hari dan sudah 16 jam aku menghitung waktu sejak aku berada di sini. Aku akan mencoba tetap memiliki keyakinan pada Lucas setidaknya 8 jam ke depan. Jika sampai dia tidak juga mengeluarkan aku dari sini, maka aku akan mulai berhenti mempercayainya dan berusaha bertindak sendiri. Kenapa aku masih mau menunggu?! Well.. aku tidak ingin gegabah dengan mempertaruhkan nyawaku di sarang mafia. Menunggu sedikit lagi sambil terus memutar otakku adalah jalan yang bisa aku pilih saat ini. Pintu ruangan terbuka, seorang lelaki yang pernah aku lihat menjadi salah satu penjaga di depan ruangan ini masuk “Bangunlah!” ucapnya dengan nada kasar. Aku bangkit berdiri dari tempatku duduk, apakah akhirnya ini waktu untuk bernegosiasi?! Pikirku sambil berjalan. Aku menepis tangan lelaki itu yang ingin memegang tanganku dan balik menatapnya tajam. Aku tidak akan bertindak bodoh dengan kabur tanpa perhitungan, jadi dia tidak perlu menyentuhku. Lelaki tadi sepertinya mengerti tanpa aku mengatakannya dan mempersilahkan aku berjalan lebih dulu mengikuti penjaga lainnya. Lorong yang aku lalui cukup panjang dan ada beberapa pintu yang berjajar di sisi kiri kanan di sepanjang lorong ini. Sesekali teriakan memilukan terdengar dari balik pintu, membuat bulu kudukku meremang ketakutan membayangkan apa yang terjadi di dalam ruangan-ruangan itu. Apakah penyiksaan? Apakah penyanderaan atau penculikan lainnya? Aku menguatkan diri agar tetap bersikap waspada, terus berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk menimpaku. Aku tidak ingin berurusan lagi dengan mafia-mafia ini! Lelaki yang sepertinya merupakan pemimpin para mafia ini berdiri di tengah ruangan, tersenyum memandang kedatanganku. “Masih bersikap waspada, Nona Rosewood?” ucapnya. Aku memandangnya, tak menjawab. Dari mana dia tahu namaku?! Akh.. kenapa bertanya Andrea, Lucas pun dengan mudahnya mencari informasi tentang dirimu. “Tenanglah.. aku tahu seberapa berharganya kau untuk Lucas. Jadi aku tidak akan menyentuhmu sedikitpun. Aku pun khawatir jika kau tergores sedikit saja, tidak akan mahal lagi harga jualnya!” ucap lelaki itu, disambut dengan suara tertawa dari para anggota mafia lainnya. Mereka konyol sekali, apa lucunya ucapan dari pemimpinnya ini! Kesalku. “Jadi Lucas sudah memberi penawaran?” tanyaku pelan, sambil mengatasi rasa takutku. “Tentu.. dengan harga yang sangat mahal. Membuat kami merasa tidak sia-sia memanfaatkanmu..” ucap lelaki itu. Sial! Dia kira aku barang dagangan! umpatku dalam hati. Terserahlah, yang penting aku keluar dari sini dalam keadaan bernyawa tanpa kurang suatu apapun. Aku meremas telapak tanganku yang mulai berkeringat karena kekhawatiranku, namun aku berusaha untuk tidak memperlihatkan ketakutanku. “Semion, dokumennya sudah di emailkan. Tinggal menukar wanita ini dengan dokumen aslinya.” ucap salah satu lelaki yang sepertinya merupakan tangan kanan dari lelaki yang bernama Semion ini. Lelaki bernama Semion itu tersenyum, lalu memerintahkan salah satu orang penjaga untuk membawaku berjalan keluar. Lagi-lagi aku menepis tangan lelaki yang ingin meraih tanganku itu lalu berjalan keluar. Di luar sudah menunggu mobil Jeep Grand Cherokee, yang sudah terbuka pintu mobilnya. “Silahkan masuk Nona Rosewood, sampai bertemu lagi..” ucap Semion. “Semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi” ucapku tegas. Semion hanya tersenyum menanggapi ucapanku, namun aku tidak peduli. Aku hanya ingin segera keluar dari sarang mafia ini. Aku melangkahkan kakiku menuju mobil jeep yang sudah terparkir di depan. Mobil ini pun mulai berjalan, estate sarang mafia ini begitu luas. Kanan kiri jalan setapak di penuhi dengan pohon anggur yang mungkin mereka gunakan untuk membuat wine atau alkohol lainnya, dan kalau aku tidak salah lihat, ada tanaman ganja juga. Dunia ini benar-benar diluar dari bayangan kehidupanku sehari-hari. Tidak jauh setelah mobil jeep ini akhirnya keluar dari luar gerbang, 2 mobil SUV hitam mengikuti mobil jeep yang aku tumpangi. Dari balik jendela aku memperhatikan kedua mobil itu, aku mengenali salah satu orang yang mengendarai mobil itu, Aaron. Tepat di sebelahnya adalah Darrius, bisa jadi boss besarnya saat ini duduk di kursi penumpang. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya mobil jeep ini menepi, dan bersamaan itu dua orang lelaki yang merupakan anggota mafia Semion, ikut turun dan membukakan aku pintu. Aaron dan Darrius dengan cepatnya menjemputku dan bersiap menjagaku ketika melihat aku turun dari mobil Jeep. “Silahkan, Nona Rosewood..” ucap Aaron sambil terus bersikap waspada kalau-kalau kedua orang musuhnya itu bergerak menyerang. Aku melangkah menuju mobil SUV hitam yang terparkir di depan mobil Jeep ini. Sosok Lucas telah berdiri dengan tegap, memandangku dengan sikap waspada. Apa aku tidak salah mengartikan ekspresi wajahnya?! Wajahnya terlihat khawatir. Tanpa bicara dia memberiku jalan agar masuk ke dalam mobilnya, aku pun sedang tidak berminat mengajaknya bicara setelah apa yang aku lalui selama 16 jam terakhir ini. Aaron dan Darrius pun menyusul masuk ke dalam mobil, lalu mobil yang kami tumpangi pun berjalan. “Anda baik-baik saja, Nona Rosewood?” tanya Aaron. Aku dapat merasakan tatapan Lucas kepadaku, namun aku mencoba mengacuhkannya. “Iya.. aku baik-baik saja, Aaron. Terima kasih sudah bertanya.” jawabku. “Aku harap, mereka tidak ada yang berani menyakiti anda, Nona Rosewood.” ucap Darrius. “Tidak, Darrius. Konon katanya aku terlalu berharga untuk Lucas Absyach Krukoz, sehingga mereka tidak berani menyentuhku. Eumm.. bisa menurunkan harga jualku katanya.” jawabku dengan nada menyindir. “Aku tidak bermaksud membuatmu berada di posisi seperti ini.” akhirnya Lucas pun mengeluarkan suara. “Hmm.. seharusnya dari awal kau katakan padaku bahwa bagimu aku adalah barang dagangan.” ucapku dengan nada kesal. “Kau bukan barang dagangan—” “Lalu apa?! Kau selalu membuatku berkali-kali berada dalam bahaya. Membuat aku seolah-olah barang yang dapat digunakan untuk bernegosiasi!” Lucas menatapku tajam, lalu dia memencet tombol yang menaikan pembatas antara kami dengan Aaron dan Darrius yang sepertinya sudah melirik ingin tahu, sehingga kami bisa berbicara berdua. Lucas menarik nafas “Pertama-tama, aku minta maaf karena selalu menempatkan dirimu dalam bahaya..” ucap Lucas berusaha menenangkan dirinya dan menjaga intonasi suaranya. Aku diam tidak menjawab. “Kedua.. aku tidak bermaksud membuatmu merasa bahwa kau hanya sekedar barang yang dapat digunakan untuk bernegosiasi.” lanjutnya. “Apa masih ada yang ketiga?” tanyaku menyindir. “Apa kau masih mau berbicara denganku?” tanyanya masih berusaha dengan nada sabar. “Menurutmu, jika kau jadi aku dimana kau diculik dan tersadar di ruangan sempit dan lembab selama 16 jam tanpa mengetahui apakah aku akan keluar dalam keadaan hidup atau tidak. Dimana kau bisa mendengar teriakan-teriakan memilukan dari balik ruangan-ruangan yang berada disebelahmu. Apakah masih mau berbicara dengan tenang?” ucapku dengan nada sarkas. Lucas menarik nafas menenangkan diri “Kau ingin aku membunuh Semion?” tanya Lucas dengan santainya. “Apakah kau akan melakukannya untukku?” tanyaku dengan tidak kalah santainya. “Aku bisa melakukan apapun untukmu.” jawab Lucas dengan nada firmed. “Hmm.. termasuk menjauh dariku?!” Lucas diam tidak menjawab. “Aku mau penjelasan lengkap, tanpa kau tutupi. Karena aku sudah menjadi bagian dari apa yang terjadi antara kau dan Semion, maka aku berhak untuk tahu. Aku tidak suka jika tidak memiliki informasi apapun namun aku menjadi korbannya!” ucapku. Lucas tersenyum, “Kau.. eumm.. bagaimana mungkin wanita sepertimu, yang jelas memiliki dunia yang berbeda dariku bisa cukup tenang menghadapi apa yang baru saja menimpamu.” ucapnya. Aku diam tidak menjawab. Aku tidak tenang, kalau boleh jujur aku pun takut dengan apa yang akan menimpaku tadi. Tapi rasa takutku dengan rasa penasaranku berbanding lurus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD