Seorang disc jockey sedang memainkan musik trance, puluhan orang terlihat berdansa diatas pasir putih dengan beratapkan langit. Sebagian orang menikmati hangatnya api unggun sambil bercengkrama, sesekali terdengar tertawa dari beberapa pengunjung, diiringi alunan musik trance yang membahana disertai deburan ombak seolah-olah menjadi kombinasi yang sempurna dari beach party ini.
Aku berjalan ragu dari tempatku turun dari mobil tadi, Lucas mempersilahkan aku jalan lebih dulu di depannya. Sesekali dia menyelamatkan aku dari tabrakan beberapa orang yang terlihat mabuk. “Fokuslah sedikit And..” ucap Lucas, ketika lagi-lagi aku hampir menabrak.
“Kau membawaku ke tempat dimana orang sepertiku pasti kehilangan fokus, untuk apa ke sini?!” ucapku kesal.
“Boleh aku membantu membimbingmu saja?” tanya Lucas.
Aku diam sejenak, lalu aku mengangguk dan menyodorkan tanganku. Namun Lucas malah merengkuh pinggangku, aku terkejut ketika merasakan hawa panas yang menjalar di tubuhku hasil dari sapuan telapak tangannya di pinggangku.
“Apa harus setegang ini?” tanya Lucas menahan tawanya.
Aku menatap kesal ke arah “Singkirkan tanganmu dari tubuhku dan cukup raih tanganku saja?!” ucapku.
“Percayalah.. keamananmu akan lebih terjaga jika aku melakukan ini, dibandingkan hanya menggandeng tanganmu layaknya anak dan orang tua” bisik Lucas, aku memperhatikan sekelilingku, beberapa orang menatap aku dan Lucas yang baru saja memasuki area beach party. Lalu mereka saling berbisik sambil terus menatap kami. Beberapa orang terlihat menyingkir dan memberi kami jalan, seolah-olah mereka sangat menghormati bahkan terlihat takut ketika melihat aku dan Lucas berjalan.
“Apakah kau semenakutkan itu?” tanyaku pada Lucas.
Lucas hanya tersenyum “Ini wilayah keluarga Absyach Kruzkov” ucapnya sambil terus membimbingku menuju balkon yang ada sofa-sofa di sana.
“Apakah ini semacam ruangan VIP?” tanyaku bingung karena sepertinya beberapa penjaga berpakaian jas lengkap mengelilingi balkon itu dan terlihat begitu respect ketika Lucas dan aku berjalan menuju balkon yang tepat menghadap ke arah pantai.
“Yeah… kau ingin minum sesuatu?” tanya Lucas.
“Air mineral dingin saja, Thanks..” ucapku.
Lucas mengangkat tangannya, waiters wanita berwajah cantik dengan menggunakan pakaian minim menghampiri kami dengan senyum memikat, namun sepertinya Lucas mengabaikannya dan tetap memasang wajah tanpa senyuman. Aku tersenyum ketika tanpa sadar terus memperhatikan wanita cantik yang sexy ini berusaha menarik perhatian Lucas. Lucas memesan minuman lalu kembali menatapku dan tersenyum “Apa yang biasanya kau lakukan di waktu senggangmu?” ucapnya.
Aku menahan tawa “Seriously, kau bertanya padaku tentang hal itu?” ucapku.
“Hemm.. aku hanya sedang berusaha bersikap senormal mungkin layaknya jika kau berkumpul dengan orang-orang dari kalanganmu..”
“Kalanganku?”
“Hmm.. bukankah kau sangat tidak menyukai kehidupan mafiaku?! Dan aku pun sedang dalam tahapan menuju perubahan, jadi aku akan berusaha merubahnya di mulai dengan dirimu.”
“Eumm.. terima kasih atas usahamu, kau akan bosan jika mendengarkan ceritaku..”
Lucas tersenyum “Cobalah.. Aku ingin tahu tentangmu..” ucapnya
Aku mengernyitkan dahiku “Bukankah kau sudah memiliki informasi tentang aku? Semacam file untuk memastikan bahwa aku clean?! Seperti halnya kau tahu namaku, nomor teleponku, dimana aku berkuliah sehingga kau bisa membuatku ikut dalam proyekmu, dan memastikan apakah aku tidak memiliki hubungan dengan keluarga mafia lainnya?!” ucapku teringat dengan cerita Aaron kepadaku.
Lucas tertawa “Tidak semua tentu saja..” ucapnya.
“Well.. aku akan mempersingkatnya, aku terkadang memikirkan apa yang aku bisa lakukan dengan pengetahuan yang aku miliki.. Termasuk kejadian aku salah masuk mobilmu waktu itu, itu karena di kepalaku sedang memikirkan apa yang bisa aku perbuat dengan sampah-sampah plastik yang aku lihat di bandara..”
Lucas tertawa “Oh ya.. Menarik, kau tidak membosankan seperti yang kau pikirkan.. Berbagilah ide-idemu itu denganku.. Siapa tahu aku akan bisa membantumu untuk mewujudkannya..”
Aku mengerutkan keningku “Benarkah?” tanyaku seperti tidak percaya ada yang tertarik dengan pemikiranku, kebanyakan mereka akan merasa bosan dan memintaku mengalihkan pembicaraan.
“Hemm.. kau masih tidak percaya? Padahal aku memberikanmu fasilitas terbaik di laboratorium AK Group untuk penelitianmu..”
Aku tersenyum “Lalu apa yang biasa kau lakukan di waktu senggangmu?” ucapku.
“Latihan dan membaca buku..”
Aku tertawa “Kau… membaca buku?” ucapku tidak percaya.
Lucas tersenyum “Kenapa? Apakah keluarga mafia tidak boleh membaca buku?” tanyanya.
“Well.. Eum.. maaf aku hanya tidak percaya kalau kau membutuhkannya dalam bisnismu..” ucapku, aku ingat dia pernah menyatakan bahwa keluarga Absyach Kruzkov melakukan perdagangan senjata.
“Aku membutuhkannya karena aku memiliki visi dan misi yang ingin aku wujudkan.”
“Akh… ya tentu.. Aku pernah mendengar Aaron bercerita tentang bahwa kau ingin membuat perbedaan untuk AK Corp.. dan tadi kau menyebutkan latihan?”
“Hemm..”
“Latihan apa? Jangan bilang kau latihan alat musik?!”
Lucas tertawa “Seperti mafia pada umumnya, ilmu bela diri dan khususnya aku belajar menggunakan produk yang kami jual tentu saja.” jelasnya.
Aku paham produk yang dia maksudkan adalah berbagai macam senjata, rasanya aku ingin bertanya apakah dia pernah membunuh orang juga?! Apakah itu masuk ke dalam bisnisnya?!
“Jadi ini yang namanya Andrea?” tanya suara bariton, aku menoleh ke arah asal suara. Seorang lelaki tampan berambut pirang dengan tinggi yang kurang lebih sama tingginya dengan Lucas berjalan menuju ke arah sofa dimana aku dan Lucas duduk.
“Apakah penjagaannya perlu diperketat?!” ucap Lucas terlihat kesal.
“Yeah.. tapi itu tidak akan dapat menghalangiku.” ucap lelaki itu cuek lalu memandang ke arahku “Hi Andrea, aku Felix Bhurzev. Aku adalah consigliere AK Corp.. well karena ini di luar jam kerja, mungkin bisa menggunakan identitasku yang satu lagi.. Yaitu sahabat Lucas satu-satunya di dunia ini… senang berkenalan denganmu” ucap Felix yang saat ini sudah berdiri di depanku dan mengulurkan tangannya.
Aku tersenyum “Hi tuan Bhurzev, senang berkenalan dengan anda.” ucapku sambil mencoba mengingat kenapa aku sepertinya tidak pernah bertemu dia di Cardiffandia. Apakah dia memang berkantor di Quartiere?
“Felix saja please.. Boleh aku bergabung dengan kalian?” tanya Felix.
“Kau sepertinya tidak perlu bertanya.” ucap Lucas dengan nada sarkas ketika melihat Felix sudah duduk di sofa dekat denganku.
“Abaikan sikap Lucas yang terlihat sarkasme, kami sudah mengenal sejak kecil, jadi aku sudah terbiasa dengan sikapnya itu..” ucap Felix menjelaskan ketika aku terlihat bingung dengan interaksi mereka berdua. “Okay.. jadi kau sudah kemana saja selama di Quartiere?” tanya Felix.
“Eum.. aku ke kota ini untuk bekerja, bukan liburan. Jadi dari bandara aku langsung ke estate.”
“Kau.. tinggal di estate? Wow..” ucap Felix merasa terkejut lalu memandang Lucas “Sungguh kemajuan yang cepat dan luar biasa tuan Absyach Kruzkov..” lanjutnya sambil bertepuk tangan.
“Tutup mulutmu Felix!” ucap Lucas.
“Apa ada yang aneh dengan pengaturan ini?” tanyaku bingung “Akh.. iya.. setelah beberapa sesi action yang aku alami selama perjalanan dari bandara maka menurut Lucas aku akan lebih aman di estate..” lanjutku baru sadar mungkin Felix bingung kenapa juga peneliti biasa sepertiku bisa tinggal dengan keluarga Absyach Kruzkov.
“Sesi Action?” tanya Felix terlihat bingung.
“Aku akan menjelaskan nanti Felix.. jadi bisa kau stop menginterogasi Andrea?!” ucap Lucas.
“Yeah.. tentu.. kau mau berdansa Andrea?” tanya Felix
“Felix!” tegur Lucas mengingatkan.
“What? Aku hanya mencoba membantunya untuk menikmati pesta ini.” ucap Felix.
Aku tersenyum, kalau boleh jujur memang wajah Felix ini lebih bersahabat dibandingkan Lucas yang cenderung berwajah serius “Terima kasih, Felix. Tapi tidak, aku sedang tidak ingin berdansa.” ucapku.
“Baiklah.. Anytime kau mau berdansa katakan padaku..” ucap Felix sambil tersenyum.
Aku mengangguk “Aku mau ke toilet dulu..” ucapku sambil berdiri.
“Aaron akan mengantarmu..” ucap Lucas yang saat ini ikut berdiri.
Aku menatapnya “Kau cukup tunjukan arahnya, Aaron tidak perlu mengantarku, aku akan ke toilet wanita jadi tidak nyaman rasanya jika ada laki-laki yang mengikuti..” ucapku.
“Hmm.. kau benar juga, sepertinya aku harus menyiapkan penjaga wanita untukmu.” gumam Lucas.
“Lucas, aku bukan tahananmu. Jadi kau tidak perlu melakukan itu..”
“Aaron akan menemanimu, aku pastikan dia tidak akan mengganggu pengunjung wanita lainnya.” ucap Lucas sambil memberikan kode kepada Aaron yang sudah memahami dan bersiaga di dekatku.
Aku menggelengkan kepala karena kesal dia tidak mendengarkan aku dan aku sedang tidak ada energi untuk bertengkar dengannya. Aku berjalan ke arah yang di tunjukan oleh Aaron dan membiarkan Aaron menjagaku sepanjang jalan. Aaron berhenti tepat di depan pintu masuk toilet, aku melangkah masuk dan memilih salah satu bilik yang kosong.
Tidak berapa lama kemudian, setelah selesai dari toilet aku mencuci tangan di wastafel dan merapikan rambutku. Dari cermin yang memantulkan wajahku, aku dapat melihat di belakangku seorang wanita cantik berambut merah tersenyum ke arahku, aku pun membalas senyumnya dari cermin. Dengan gerakan cepat wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan membekapkannya ke mulutku. Aku memberontak berusaha melepaskan dari kekangan kuat wanita itu, namun hidungku sudah terlanjur mencium Chloroform yang begitu kuat hingga membuat kesadaranku dengan cepat menurun dan akhirnya aku memejamkan mata.