Chapter 8

1377 Words
POV. Lucas Absyach Krukoz Suara teriakan kesakitan terdengar dari ruangan yang gelap dan dingin ini, ruang bawah tanah memang selalu menjadi tempat eksekusi keluarga Absyach Kruzkov. “Lucas.. Maafkan aku, aku diancam oleh mereka.. Jika aku tidak mengikuti perintahnya keluargaku terancam…” ucap Anton yang saat ini berlutut dihadapanku, wajahnya bersimbah darah segar, badannya penuh memar akibat penyiksaan yang dilakukan oleh anggota mafia lainnya yang tidak menyukai atas apa yang telah dia lakukan. Sementara aku hanya duduk terdiam menatap dingin ke arahnya. Aku sudah mengenal lama Anton, oleh karenanya di luar perkiraan lelaki ini akan menghianatiku. Darrius terlihat tidak suka “Kau tahu seharusnya kau meletakkan keluarga AK Corp diatas segalanya, termasuk keluargamu.. Kau sudah diperjanjikan di awal sebelum kau memasuki keluarga ini!” ucap Darrius dengan amarah. “Aku tahu.. Ta-tapi Darrius, a-aku sungguh tidak bisa menolaknya kali ini..” ucap Anton mulai terbata-bata. “Kesalahan yang tidak pernah dapat aku maafkan adalah penghianatan, Anton. Seharusnya kau bisa lebih bijak ketika menerima ancaman itu. Melindungi semua anggota keluarga AK Corp adalah tugasku. Bukan tugasmu memutuskan hal apa yang terbaik untuk dilakukan! Siapa yang memintamu?” ucapku. Anton tertunduk terdiam. “Kau tidak bisa mengatakannya?!” ucap Darrius tidak sabar memegang erat kerah baju Anton. “Se-semion Vadzov..” ucap Anton dengan suara pelan hampir seperti berbisik. Aku menahan amarah, rahangku mengencang, hampir saja aku terpancing emosi ketika mendengar nama itu. Anton telah membocorkan informasi kepada Semion Vadzov akan kedatangan Andrea ke Quartiere dan bahkan mereka mengirim orang untuk membunuhnya. Walau Lucas telah memprediksi akan adanya kemungkinan ini terjadi baik dari Semion maupun dari musuhnya yang lain, namun dia tidak menduga bahwa orang yang memberikan informasi itu adalah anggota keluarga AK Corp. “Anton.. Tidak ada satu pun orang yang boleh menyentuh apa yang menjadi milikku termasuk apa yang sedang aku pertimbangkan untuk menjadi milikku..” ucapku, aku berhenti sebentar untuk mengendalikan emosiku yang sepertinya akan meluap “Aku tidak membutuhkan alasan apapun untuk kesalahan itu.. Aku berjanji akan melindungi keluargamu dengan baik..” ucap Lucas lalu bangkit berdiri. “Te-terima kasih Lu-Lucas.. maafkan aku” ucap Anton. Aku menoleh kepada Darrius “Bereskan ini, pastikan keluarga Anton kebutuhannya terpenuhi dan jaga keselamatan mereka, kemudian jangan sampai Aaron tahu mengenai Semion.. Aku akan pergi makan malam dengan keluargaku dan pastikan kalian sudah siap ketika aku ingin berangkat..” ucapku lalu melangkah pergi. “Baik, Boss” ucap Darrius patuh, lalu memberikan kode kepada salah satu anak buahnya. Zeeepth! Dalam hitungan detik Anton sudah terkapar tidak bernyawa di lantai yang dingin, peluru dari senapan berteknologi tinggi saat ini sudah bersarang di kepalanya. Setelah memastikan kematian Anton dan memberikan instruksi kepada anak buahnya, Darrius mengikutiku berjalan pergi. Sejak dulu Lucas tidak pernah memberikan kesempatan pada seorang penghianat, baginya penghianatan jika dilakukan satu kali saja maka dipastikan akan berulang, dia tidak bisa mengorbankan keamanan dan keselamatan seluruh keluarga AK Corp hanya untuk satu nyawa. === POV. Andrea Arabella Rosewood “Andrea… akhirnya kau datang juga, kemarilah, Sayang. Oh lihatlah dirimu, kau terlihat cantik dengan gaunmu ini” ucapnya Nyonya Ivana yang menyambutku ketika aku baru saja memasuki ruangan makan. Aku cukup bersyukur karena membawa salah satu gaunku sehingga aku dapat menggunakannya malam ini. Gaun yang aku gunakan sangat sederhana, gaun berwarna hitam dengan lengan yang panjangnya ¾ sampai siku dengan rok yang tergerai sampai ke bawah lutut. Setidaknya gaun ini akan terlihat lebih sopan ketika aku gunakan untuk makan malam dengan keluarga Absyach Krukoz, ini adalah hasil didikan mommy-ku. “Ibu, Ayah ini adalah Andrea.. Dia adalah teman wanita Lucas…” ucap Nyonya Ivana yang dengan ceria memperkenalkan aku, lalu menoleh ke arahku “Perkenalkan ini adalah Nyonya Anuva dan Tuan Robert Absyach Kruzkov. Mereka adalah kakek dan neneknya Lucas.” lanjutnya Aku tersenyum dan mengangguk sopan kepada kedua orang tua itu “Selamat malam Tuan Robert dan Nyonya Anuva” ucapku. Tuan Robert kakek dari Lucas nampaknya bukan orang yang ramah namun karakter kepemimpinannya terlihat kuat dari gurat wajahnya, sungguh berbanding terbalik dengan Nyonya Anuva dan Nyonya Ivana. “Aaah.. jadi kau adalah calon cucu menantuku?” tanya Nyonya Anuva yang saat ini menghampiriku dan memelukku erat. Aku menatap Lucas yang hanya diam menatapku seolah-olah membiarkan asumsi Nyonya Anuva. Aku jadi teringat pembicaraanku dengan Lucas tadi sore di kamarku. “Kenapa kau membawaku ke rumah keluargamu?” tanyaku. “Bukankah Darrius sudah menceritakan bahwa di estate keselamatanmu akan lebih terjamin?” jelas Lucas. “Apa kau tidak khawatir keluargamu akan berpikir macam-macam tentang aku?” “Macam-macam?” “Hmm.. misal ada hubungan spesial antara aku dan kau? Bisa juga tidak memang, karena aku tidak tahu sudah berapa wanita yang kau bawa ke estate untuk bertemu keluargamu” “Baru kau.. baru kali ini aku membawa wanita ke rumah keluargaku.” Jawabannya itu memang anomali sekali, bukannya aku tidak senang bertemu dengan keluarganya, Nyonya Anuva dan Nyonya Ivana sangat menyenangkan, mereka menyambutku dengan terbuka. Ketika Nyonya Anuva menyebutku calon cucu menantu, aku tidak melihat perlawanan dari Lucas sehingga akhirnya aku pun ikut diam saja karena tidak ingin di bilang berlebihan jika aku menyangkal sementara Lucas terlihat santai saja. Makan malam keluarga ini sangat menyenangkan, khususnya bagiku yang jauh dari Mommy dan Daddy-ku selama beberapa bulan terakhir. “Apakah kau menyukai makanannya?” tanya Nyonya Anuva. Aku mengangguk “Tentu Nyonya, makanan ini sangat enak.. apalagi sup asparagusnya.” jawabku. “Kau boleh memanggilku Nanna, seperti halnya Lucas” ucap Nyonya Anuva. Aku tersenyum dan lagi-lagi melirik ke arah Lucas yang hanya diam tidak menolongku sedikitpun “Baiklah.. Nanna..” ucapku dengan sopan mengikuti keinginannya. Nyonya Anuva terlihat senang ketika aku memanggilnya seperti itu. “Apa makanan kesukaanmu?” tanya Nyonya Ivana. “Eum.. tidak ada hal khusus, aku bukan pemilih makanan. Jadi aku bisa memakan apa saja selama itu baik untuk tubuhku.” jawabku. “Akh.. bagus sekali, akan sangat memudahkan jika kau nanti akhirnya akan tinggal di sini.” ucap Nyonya Ivana. Aku tersedak minumanku dan aku terbatuk-batuk. Lucas dengan sigap memberikan aku tissue untuk mengelap mulutku. Aku menatap ke arahnya, berharap dia ada keinginan untuk menjelaskan posisiku pada keluarganya. “Jika sudah selesai makannya, aku akan membawa Andrea pergi.” ucap Lucas. “Pergi? Pergi kemana? Ini sudah malam, Kau bahkan tidak memberitahuku tadi.” ucapku bingung. “Akh.. iya anak muda memang harus selalu bersenang-senang.. pergilah sayang..” ucap Nyonya Ivana. Lucas berdiri dan menarik kursiku agar aku ikut bangkit dari dudukku. “Selamat malam Kakek, Nanna dan Mamma..” ucap Lucas lalu menggandengku menuju ke pintu besar yang ada di ruangan tamu. Tidak jauh dari tangga sudah terparkir mobil dengan Darrius yang siap membukakan pintu untuk Lucas dan Aku. Lucas mempersilahkan aku masuk ke mobil lebih dulu, dan dia menyusul setelahnya. Darrius menutup pintu mobil lalu masuk dan duduk kursi penumpang di depan. “Kau tidak bilang padaku kalau kita ada acara hari ini.” ucapku bingung. “Baru sekali ini ke Quartiere kan? Jadi mumpung di sini aku ajak kau menikmati kehidupan malamnya.” jelas Lucas. “Aku.. Eum.. tidak tertarik dengan acara-acara seperti itu.” “Aku tahu..” “Kau tahu tapi tetap mengajakku keluar?” “Heemm..” ucap Lucas santai. Aku mencoba menerima sikapnya yang terlihat masa bodoh itu, lalu melihat keluar jendela. “Aku tidak akan mempertanyakan lagi kenapa kepergianmu harus dikawal dengan banyak orang seperti ini..” ucapku dalam perjalanan ketika melihat ada sekitar 4 mobil SUV lain yang mengawal kepergian mobil yang aku dan Lucas tumpangi. Lucas tersenyum “Yeah.. kau akhirnya akan terbiasa juga..” ucapnya. “Kenapa aku harus terbiasa?” tanyaku bingung Lucas menatapku dalam, “Kau.. tidak mungkin tidak tahu kalau aku tertarik padamu kan? Atau memang tidak tahu?” tanya Lucas. Aku membulatkan mataku, Well.. Memang ini bukan pertama kalinya ada lelaki yang mengatakan hal seperti ini kepadanya, namun sangat tidak menduga jika datang dari seorang Lucas Absyach Kruzkov. Yang dia tangkap selama ini, Lucas mendekatinya karena hanya ingin membayar hutang, hutang karena pernah menolongnya. “Hmm.. sepertinya kau memang tidak tahu, apakah karena kau kurang pengalaman dengan laki-laki sehingga kau begitu naive?” ucap Lucas. Aku menatapnya kesal “Kalau kau ingin menyebutkan hal itu lagi, lebih baik kau turunkan aku di sini, aku tidak ingin pergi dengan orang yang menyebalkan sepertimu!” ucapku. Lucas hanya tertawa mendengar ucapanku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD