Chapter 7

1977 Words
“Ini adalah beberapa berkas yang harus di cek di Quartiere, Andrea. Pastikan bahan-bahan pesanannya sudah sesuai dengan yang tercatat di berkas itu.” ucap Profesor Stefan yang merupakan atasanku di lab. Aku mengangguk dan merapikan berkas itu untuk aku simpan di dalam tas. Hari ini aku ada perjalanan bisnis ke Quartiere, untuk melakukan pengecekan bahan untuk membuat senyawa kimia. Di sana terdapat pabrik AK Corp yang akan mensuplai kebutuhan bahan-bahan kimia di AK Corp yang ada di Cardiffandia. “Saya pamit pergi dulu, professor Stefan.” ucapku, lalu aku berjalan menuju lantai 1, dimana sudah ada mobil yang menungguku di lobby untuk pergi ke bandara. “Selamat pagi, Nona Rosewood.” ucap Darrius. Aku terkejut melihatnya, lalu menyapu pandanganku ke seluruh lantai. Tidak biasanya Darrius berada jauh dari Lucas. “Pagi, Darrius.. kau sendiri?” tanyaku penasaran karena tidak menemukan sosok Lucas dimana pun. Dua hari telah berlalu sejak aku mengiriminya message itu. Namun dia tidak membalasnya, apakah dia sengaja melakukannya? Apakah dia memang ingin membalasku? “Betul, Nona. Boss meminta saya untuk mengawal perjalanan anda ke Quartiere.” jawab Darrius. “Memangnya kemana dia?” “Boss sudah berada di sana sejak kemarin, dan ketika dia mengetahui jadwal kepergian anda hari ini, dia meminta saya untuk kembali ke Cardiffandia untuk mengawal kepergian anda.” Aku cukup terkejut Lucas mau melakukan itu kepadaku, dengan sikap pengabaiannya aku pikir dia bahkan tidak akan memperdulikan aku. “Silahkan, Nona. Pesawat jet pribadi keluarga Absyach Kruzkov sudah menanti anda. Keberangkatan di jadwalkan kurang lebih 30 menit dari sekarang.” ucap Darrius. "Apa?! Kenapa aku harus menggunakan pesawat pribadi keluarga Lucas?" tanyaku bingung, well.. Julian sudah memberikan aku eticket penerbangan pesawat komersial lengkap dengan pengaturan akomodasiku selama di sana yang dapat aku gunakan. "Sebaiknya anda mengikuti pengaturan ini Nona, demi keamanan anda." sahut Darrius sambil membimbingku. Walau banyak pertanyaan di kepalaku, namun aku mengangguk dan mengikutinya berjalan menuju ke mobil yang sudah terparkir di lobby. === Sekitar 1 jam perjalanan dari Cardiffandia menuju ke Quartiere. Perjalanan menjadi lebih cepat dan mudah dengan menggunakan pesawat jet pribadi. Lagi-lagi aku dikejutkan dengan penjagaan yang begitu ketat. Di hadapanku sudah ada 3 mobil SUV berwarna hitam, 1 mobil di depan dan 1 mobil di belakang. Darrius membimbingku untuk masuk ke mobil yang berada di tengah. Setelah membukakan aku pintu dan memastikan aku duduk dengan nyaman, Darrius menuju kursi penumpang yang ada di depan. “Apakah perlu seketat ini? Aku hanya peneliti biasa dari AK Corp.” ucapku pada Darrius dalam perjalanan kami menuju lokasi. “Di sini cukup banyak musuh yang mengincar Boss. Jadi lebih baik kita berhati-hati, Nona.” Musuh?! Kalau Quartiere ini adalah kota berbahaya baginya, lalu kenapa dia malah ke sini?! Pikirku. Aku mencoba untuk berpikir positif, mungkin ada hal yang memang harus dia lakukan di sini sehingga terpaksa menjalaninya walau berbahaya. Tiba-tiba mobil melaju kencang. Aku memperhatikan kanan kiri depan belakang mobil, beberapa mobil hitam mengikuti dan mengejar mobil yang ada diriku di dalamnya. Apakah kejadian ketika pertama kali aku datang ke Cardiffandia akan terjadi lagi padaku?! “Ada apa Darrius?” ucapku mulai panik. “Tidak apa, Nona. Ada beberapa mobil yang mengejar kita, sesuai prediksi Boss.” “Sesuai prediksi? Jadi maksudnya Lucas sudah dapat menduga hal ini akan terjadi padaku?” “Benar, Nona. Oleh karena itu dia ingin saya mengawal anda ke Quartiere.” jelas Darrius. Aku memejamkan mataku, di tengah mobil yang melaju kencang aku mencoba menenangkan diri. Entah sudah berapa lama kejar-kejaran ini berlangsung hingga dua mobil SUV yang tadi mengawalku sudah bergerak menahan dan mengalihkan beberapa mobil yang mengejar. Kalau mereka benar musuh dari Lucas, lalu kenapa mengejarku? Kenapa Lucas bisa memprediksi hal ini akan terjadi padaku ketika aku sampai di Quartiere? Jika memang kota ini berbahaya, lalu kenapa Lucas ke sini? dan bahkan perjalanan bisnis ke sini oleh semua karyawan AK Corp pasti tidak dapat dihindari karena ada pabrik kimia AK Corp di sini. Lalu kenapa tidak di pindahkan saja? Door! Door! Door! Diikuti dengan suara besi yang menghantam dinding mobil. Aku membelalakan mata, “Apakah aku mendengar suara tembakan?” tanyaku pada Darrius. “Tenanglah Nona, mobil ini sudah di design untuk antipeluru.” Antipeluru? Artinya memang benar itu suara tembakan? Mobil terus bergerak kencang dan semakin berjalan tak beraturan karena menghindari kejaran yang disertai tembakan dari para pengejar. BRAAAK! BRAAAK! BRAAAK! Mobil di belakang terus menabrak mobil yang aku tumpangi. Tubuhku terdorong ke depan, setelah yang pernah terjadi waktu lalu aku memasang safety belt-ku dengan baik kali ini sehingga ketika terdorong ke depan safety belt itu yang berhasil menahan tubuhku walau aku merasakan sakit di pundakku karena gesekannya. Darrius terlihat kesal lalu mengeluarkan senjata laras pendeknya dan membuka jendela lalu dia berdiri di dalam mobil dan menembaki mobil di belakang kami yang terus menabrak dengan kencang, sepertinya Darrius berhasil menembak ban mobilnya, sehingga mobil itu terlempar ke samping. Jantungku berdetak kencang, tanganku mulai basah dengan keringat dingin, nafasku mulai tidak beraturan karena kejadian yang baru saja terjadi, perih di pundakku semakin terasa. “Tenanglah, Nona Andrea. Keadaan akan baik-baik saja setelah kita berada di The estate.” ucap Darrius menenangkanku sambil memasukan mengembalikan senjatanya. The estate? “Kau tidak mengantarku ke hotel? Bukankah tadi Julian memberitahukan padamu dimana hotel tempat aku menginap?” tanyaku bingung. “Dalam kondisi seperti ini tidak memungkinkan untuk berada di Hotel, Boss tidak ingin anda berada di sini tanpa perlindungan. The estate adalah tempat teraman, Nona” jawab Darrius. Tidak berapa lama kemudian mobil yang membawaku tiba di sebuah gerbang tinggi puluhan penjaga menggunakan setelan jas lengkap berdiri di sana, gerbang pun terbuka dan mobil yang membawaku masuk menyusuri jalan yang memiliki pepohonan yang sangat rindang di sebelah kanan kiri jalan terdapat danau buatan yang terlihat luas dihiasi dengan bunga-bunga yang terlihat cantik yang tumbuh di sisi-sisi danau, dengan beberapa rumah kecil yang tertata rapi di pinggir danau. Jalanan yang ditempuh cukup panjang, sekitar tiga menit kemudian kami memasuki rumah dengan kolam yang berada di tengah halaman. Mobil yang membawaku akhirnya berhenti tepat di depan tangga yang menuju ke pintu besar yang terbuka dan Lucas sedang berjalan keluar. Darrius membukakan pintu untukku, aku melepaskan safety belt-ku, sedikit meringis karena pundakku sepertinya lecet karena dorongan berkali-kali tadi ketika mobil ditabrak dari belakang. Lucas menatapku dengan wajah khawatir “Kau baik-baik saja..” saja tanya Lucas yang saat ini sudah sampai di depanku. PLAK! Tanganku menampar wajah Lucas, Lucas menatap tajam ke arahku. “Nona, anda tidak bisa –” Darrius langsung berhenti berbicara saat Lucas memintanya berhenti bicara dengan mengangkat tangannya. Aku menatap Lucas dengan sorotan marah, tanganku masih bergetar hebat. Rasa takutku berubah menjadi amarah. Aku sudah mengatakan tidak ingin terlibat dengannya. Aku juga sudah tidak ingin memberikan namaku padanya saat itu. Seharusnya dia berhenti di sana dan bersikap seperti orang asing saja! Tidak perlu melibatkan aku dalam penelitian AK Corp! Tidak perlu menghubungiku! “Apakah kau yang bernama Andrea?” tanya suara merdu wanita yang baru saja keluar dari dalam rumah. Aku mengalihkan pandanganku dari Lucas ke arah wanita itu. Seorang wanita cantik dengan rambut keriting merah yang panjang sepunggung dengan gaun berwarna broken white yang panjang sampai di bawah lutut membuatnya semakin terlihat anggun. “Iya..” ucapku suaranya membuat aku tidak merasakan lidahku kelu lagi, setelah kejadian yang menegangkan tadi. Wanita itu terlihat senang lalu menghampiriku bertepatan dengan Lucas yang bergerak memberikan jalan agar wanita itu dapat menemuiku “Akh.. senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Lucas mengatakan bahwa teman wanitanya akan datang dan menginap di sini.” ucap wanita itu. Aku masih menatapnya bingung. Wanita itu menoleh ke arah Lucas ‘Kau tidak mengenalkan kami?” tanyanya. Lucas hanya diam membalas ucapannya. “Akh.. sudahlah.. Aku Ivana Absyach Kruzkov, ibunya Lucas. Senang akhirnya dapat berkenalan denganmu.” ucapnya. Aku cukup terkejut dengan ucapannya “Ow.. okay.. Hi.. Nyonya Absyach Kruzkov.. Eum.. maaf jika aku terlihat kurang sopan dengan berpakaian seadanya.” ucapku sambil memandangi pakaianku yang saat ini hanya menggunakan kemeja oversized dan celana jeans. Pertemuan ini sangat di luar perkiraanku. “Tidak.. Kau terlihat cantik, sayang. Kau dapat memanggilku Ivana saja, di sini ada dua Nyonya Absyach Kruzkov, yaitu neneknya Lucas. Pasti akan membingungkan nantinya jika panggilan kami sama.” ucap Nyonya Ivana, sambil tertawa. Aku tersenyum “Okay.. Nyonya Ivana, senang berkenalan denganmu.” ucapku akhirnya. “Ayo masuk, biar nanti barang-barangmu akan dibawakan oleh para pelayan, ah.. Ada apa dengan pundakmu? Apa kau terluka?” tanya Nyonya Ivana sambil menggandengku masuk. “Sedikit, tadi pundakku terkena gesekan seat belt.. Tapi aku tidak apa-apa.” “Tidak ini harus ini harus diobati terlebih dulu, Sayang.” lalu dia menoleh ke salah satu wanita yang terlihat seperti kepala pelayan”Becca.. Tolong antar Andrea ke kamarnya agar dia bisa beristirahat terlebih dahulu, lalu bawakan perlengkapan P3K untuk mengobati lukanya.” ucapnya kepada wanita bernama Becca itu. “Baik.. Nyonya.. Silahkan ikuti saya Nona Rosewood.” ucap Becca. Bahkan kepala pelayannya juga tahu nama keluargaku, aku menoleh ke arah Lucas yang hanya diam membalas tatapanku, aku memberikan kode padanya agar dia saja yang menemaniku. Hanya dia yang aku kenal di sini, jadi setidaknya aku masih bisa mengandalkan dia untuk berada disampingku selama di tempat asing ini. “Becca, biarkan aku yang mengantarnya.” ucap Lucas lalu dia menoleh ke arah pelayan yang sudah berlari membawa kotak P3K “Berikan kotak P3K itu padaku..” ucapnya. Lucas mengarahkan aku menaiki tangga rumah yang terlihat megah lalu melewati lorong yang yang berada pintu di kanan kiri lorong itu, ketika tiba di salah satu pintu yang berada di sudut lorong, Lucas membukakan pintu dan aku berjalan masuk ke dalam kamar. Kamar itu terlihat besar dengan tempat tidur queen yang berada di tengah ruangan, dengan meja nakas kecil dan lampu tidur di kanan kirinya, tidak jauh dari tempat tidur ada walk-in closet dan beberapa sofa dan coffee table di dekat pintu masuk. Di seberang pintu masuk ada pintu balkon, aku berjalan menuju pintu balkon dan membukanya. Dan terkejut melihat pemandangan yang disajikan di sana. Lautan biru membentang, aku melihat kebawah ada private pantai di sana. Aku terdiam di balkon menikmati angin yang menerpa wajahku, setidaknya di sini aku merasakan ketenangan. “Sudah merasa lebih baik?” tanya Lucas yang saat ini menghampiriku ke balkon. Aku menoleh ke arahnya, masih terlihat samar kemerahan pada pipi bekas tamparan aku tadi. Tiba-tiba aku merasa bersalah karena menamparnya. “Maafkan aku..” ucapku. “No worries.. Aku dapat memahami keterkejutan dirimu karena situasi tadi, Darrius sudah mengabarkannya padaku ketika kalian memasuki estate tadi.” ucap Lucas. “Hemm.. “ aku menatapnya dan menyibak rambutku yang diterpa angin dan meringis kesakitan. “Kau bisa duduk dulu, biar aku obati lukanya.” ucap Lucas sambil duduk di salah satu kursi yang ada di balkon dan meletakkan kotak P3K di meja dan membukanya. Aku membuka dua kancing kemejaku lalu menurunkannya agar kulit pundakku terlihat lalu mengangkat kepalaku, tatapan aku dan Lucas bertemu. Aku menarik kembali kemejaku agar pundakku tertutup “Eum.. aku saja.. Aku rasa aku bisa sendiri.” ucapku gugup, tiba-tiba merasa malu karena memperlihatkan bagian tubuhku, well.. Walau hanya pundak. Seumur hidupku, aku tidak pernah berdekatan dengan lelaki manapun seperti sekarang ini. Lucas menggigit bibirnya dan tersenyum “Kau.. bagaimana mungkin di jaman seperti ini masih ada wanita sepertimu..” ucap Lucas. “Wanita sepertiku?” “Hemm.. clearly inexperienced..” “Inexperienced! Aku sudah pernah bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotaku.. Lalu kau memintaku bergabung dengan team penelitimu pastinya juga karena kompetensi yang aku miliki kan?! Jadi bagaimana mungkin kau bisa—” aku berhenti bicara ketika melihat Lucas tertawa. Aku mulai paham maksudnya “Ini tidak lucu, mungkin mudah bagimu dan anggota mafia-mu lainnya. Pasti kalian sering bersenang-senang dengan berbagai macam wanita.” ucapku merenggut kesal. Lucas tersenyum “Jadi bisa aku obati lukamu sekarang? Pasti sulit jika ingin mengobatinya sendirian. Tenanglah.. Aku tidak akan macam-macam denganmu, tidak sekarang.” ucapnya. Tidak sekarang?!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD