Chapter 5

1274 Words
Aku mempercepat langkahku ketika sudah mencapai lantai 10, dimana Julian sebagai kepala administrasi dan sistem berkantor di sana. “Andrea? Apakah ada yang bisa aku bantu?” tanya Julian ketika melihatku memasuki kantornya. “Hi Julian, Eum.. apakah bisa aku melihat perijinan dari penelitian ini?” tanyaku. “Perijinan? Untuk keperluan apa?” tanya Julian bingung. “Aku hanya ingin memastikan bahwa penelitian yang aku lakukan memang sesuai dengan peraturan yang berlaku.” jawab bergerak tidak sabar. “Baiklah, silahkan duduk dulu. Aku akan mengambil berkasnya dan menunjukkan padamu, jika memang itu yang kau khawatirkan.” ucapnya sambil menuju lemari besinya. Aku duduk menanti, aku harus memastikan bahwa hal yang akan aku lakukan sesuai standard yang berlaku terutama jika berurusan dengan Lucas Absyach Kruzkov, pikirku. Tidak lama kemudian Julian menghampiriku dengan membawa berkas-berkas yang aku minta. Aku memperhatikan setiap kata-kata di dalam berkas tersebut, termasuk memperhatikan apakah berkas itu palsu atau tidak. Pengalamanku bekerja di perusahaan sebelumnya membuatku memiliki pengetahuan mengenai perizinan penelitian. Aku menghela nafas lega ketika sudah memastikan bahwa berkas itu asli. “Julian, aku hanya penasaran saja. Siapa pemilik AK Corp ini?” Sebelum Julian menjawab telepon di meja kerjanya berbunyi, Julian bergerak dengan cepat mengangkat teleponnya. Aku memperhatikan wajahnya yang terlihat serius dan mengangguk patuh beberapa kali sebelum akhirnya menyudahi pembicaraannya di telepon dan menghampiriku. “Andrea, ada yang harus kau temui. Aku akan mengantarmu sekarang.” ucap Julian Aku berdiri dan mengikuti Julian, “Siapa yang ingin menemuiku?” tanyaku sambil menunggu lift datang. “Dia adalah pemilik AK Corp..” jawab Julian singkat, lift pun datang dan kami berjalan masuk ke dalam lift. Aku mulai bergerak tidak sabar ketika menunggu lift sampai di lantai 20. Begitu pintu lift terbuka aku langsung melangkahkan kakiku mengikuti Julian. Lantai 20 terlihat berbeda dengan lantai-lantai lainnya. Beberapa pria berjas berjaga hampir di setiap sudut ruangan. Aku mengenali lelaki yang berjalan menghampiri menyambut ke datanganku “Nona Rosewood..” sapa Darrius, mengangguk untuk menyapaku. “Hi Darrius..” sapaku. “Anda masih mengingat saya nona.” tanya Darrius kagum dengan ingatanku walau kami sudah hampir dua bulan tidak bertemu. Aku tersenyum “Tentu saja..” ucapku. “Karena sudah ada Darrius, maka aku pamit dulu..” ucap Julian undur diri. Aku mengangguk lalu berjalan mengikuti Darrius. Sedikit merasakan ketegangan di balik perutku, ketika menyusuri lorong “Kenapa penjagaannya begitu ketat di sini?” tanyaku. “Ya karena tugas kami memang melindungi Boss, Nona.” jawab Darrius. “Jadi benar perusahaan ini milik Lucas?” Darrius menoleh ke arahku “Benar, Nona.. AK Corp adalah milik keluarga Absyach Kruzkov.” jawabnya sambil membukakan pintu besar menuju kantor yang di sebut Boss oleh Darrius. Ketika pintu dibuka pandanganku langsung tertuju lurus kepada laki-laki yang terlihat sibuk melihat beberapa dokumen, matanya terlihat fokus memeriksa dokumen dan menandatanganinya. Untuk sepersekian detik aku terdiam dan memperhatikan orang yang mengisi mimpiku beberapa hari ini. Lelaki yang baru aku temui satu kali namun dapat dengan mudah aku mengenalinya. “Apa kau hanya akan berdiri di sana?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ada di hadapannya. Aku tersadar dari lamunanku, lalu berjalan masuk. “Anda ingin minum sesuatu, Nona Rosewood?” tanya Darrius. Aku menggeleng “Tidak, terima kasih Darrius.” ucapku pelan. “Baiklah saya undur diri dulu” ucap Darrius lalu berjalan ke luar ruangan dan menutup pintu. Aku melangkah masuk dan memperhatikan sekeliling ruangan. Di dekat pintu masuk terdapat sederet sofa dan meja di tengah-tengah lalu tidak jauh dari ruangan duduk ada meja kerja yang terlihat besar. Di belakang meja kerja terdapat lemari besar menutupi dinding di belakangnya dan ada buku yang berjajar di dalam lemari. Lucas menutup dokumen terakhir lalu berjalan menghampiriku “Suka dengan ruang kerjamu?” tanya Lucas. Aku menatapnya “Apa kau memang merencanakan ini?” tanyaku. “Apa memang sudah jadi kebiasaanmu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi?” Aku menghela nafas “Hemm.. aku suka, semua peralatan teknologi terkini tersedia di sana. Sekarang jawab pertanyaanku.” sahutku “Aku sudah menjanjikan akan membayar hutangku padamu, jadi ini adalah janjiku. Aku tahu kau menyukai semua penelitian yang akan bermanfaat untuk masyarakat banyak.” ucap Lucas yang menatapku lurus. “Sejauh itu kau tahu tentang aku? Apa memang hobby-mu men-digging informasi orang lain?” Lucas menatapku dalam “Tidak sembarangan orang.” ucapnya tegas. “Bukankah kau bilang kau adalah mafia? Kenapa kau malah melakukan hal sebaliknya yang mereka lakukan?” ucapku penasaran, kenapa malah dia membuat penelitian untuk penawar senjata atau racun kimia, bukan sebaliknya. “Memangnya apa yang kau tahu tentang hal yang mereka lakukan?” “Perdagangan senjata, narkoba, prostitusi, entahlah mungkin banyak bisnis yang mereka lakukan tapi aku tidak tahu.” “Kami melakukan hal pertama yang kau sebutkan, namun tenang saja semua yang akan kau lakukan adalah hal legal, setidaknya sedikit demi sedikit sudah menuju ke sana. Aku tidak akan melibatkanmu dalam hal yang ilegal tentu saja. Oleh karenanya aku membutuhkan waktu sedikit lama untuk dapat menemuimu.” “Kau melakukan semua untukku? Atau kau sengaja ingin membuatku berpikir begitu? Bukankah tipe seperti kalian memang pandai memanipulasi orang lain?” Lucas menatapku, kali ini sorot matanya terlihat tajam “Seburuk itu anggapanmu tentang kami?” ucapnya. Aku balas menatapnya “Hemm..Bahkan lebih buruk lagi.” ucapku, seharusnya aku takut, ini di sarang mafia. Lalu kenapa aku malah sengaja menantangnya? Lucas diam tidak menjawab, hanya menatapku lebih intens. “Jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi, aku pamit untuk kembali ke ruang kerjaku.” ucapku setelah menunggu lama dalam keheningan. Sebenarnya aku belum mau pergi, banyak hal yang ingin aku tanyakan. Khususnya tentang dia. “Aku akan memanggil Darrius untuk mengantarmu.” ucap Lucas. “Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri.” ucapku sambil membalikkan tubuhku menuju pintu. “Kau memang suka menentangku kan?” Aku menghentikan langkahku dan membalikkan tubuhku untuk menatapnya. Mata coklat gelap itu, mata yang ada di mimpi-mimpiku, saat ini menatapku tajam “Aku hanya tidak ingin merepotkan” jelasku. “Dengan cara bersikap sebaliknya dari yang aku perintahkan?” “Well.. secara teknis aku bukan antek-antek mafiamu, jadi aku tidak perlu menuruti perintahmu.” “Kau tahu aku bisa saja memaksakan kehendakku padamu, jika aku menginginkannya.” “Tentu.. “ “Lalu apa yang membuatmu seberani ini menentangku?” “Entahlah.. aku hanya merasa kau tidak akan menyakitiku.” ucapku menatap ke dalam mata coklat gelapnya. Lucas terdiam. Beberapa detik berikutnya aku membalikkan badan lalu pergi meninggalkannya.Untuk saat ini seperti ini saja dulu, aku tidak perlu memaksanya untuk memenuhi keingintahuanku tentang dia. === “Jadi Lucas yang kau bicarakan itu saat ini menjadi atasanmu?” tanya Kalya yang saat ini sedang bermain ke apartemenku. “Hemm.. well.. tidak secara langsung tentu saja. Aku masih memiliki senior di team peneliti.” jawabku sambil memakan makananku. “Apakah dia tampan?” tanya Kalya penasaran. Aku terdiam, membayangkan wajah Lucas “Matanya berwarna cokelat gelap dengan alis yang tebal, hidungnya mancung namun terlihat proposional di wajahnya. Garis rahangnya tergambar kuat dan sempurna..” aku berhenti dan menatap Kalya yang saat ini tersenyum-senyum menatapku. “What?” tanyaku. “Apa saat ini Andrea Arabella Rosewood mulai tertarik dengan laki-laki? Entah sudah berapa lelaki yang kau abaikan semasa SMA dulu. Kau bahkan menganggap mereka tidak ada.” “Aku bukan tertarik dengannya, mungkin karena pertemuan kami yang tidak biasa membuat aku penasaran saja dengan Lucas.” “Lalu setelah penasaran apa? Kau ingin tahu tentang dia kan? Artinya sama saja kau tertarik dengannya. Aku jadi tidak sabar ingin berkenalan dengannya, ingin melihat lelaki yang akhirnya bisa membuat sahabatku ini membuka mata wanitanya…Aww..” Aku melempar bantal kursi ke arah Kalya karena kesal dengan keisengannya dan di sambut tertawanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD