bc

Mengulang kisah

book_age18+
394
FOLLOW
2.7K
READ
love-triangle
second chance
heir/heiress
drama
like
intro-logo
Blurb

Aku dikhianati oleh orang yang aku cintai. Ketika aku lebih memilih dia, hal buruk terjadi. Pria itu membuangku....Aku menyesal namun terlambat karena aku berakhir dengan menghembuskan nafasku ketika mencoba kembali ke rumah.Kilas balik yang aku ingat terakhir kali adalah, keluargaku yang mentertawakan kebodohanku dan tangisan suamiku ketika menemukan aku sudah terbujur kaku di dalam peti.

chap-preview
Free preview
Permulaan
Mia Pov Aku baru saja keluar dari rumah Dimas, mantan pacarku. Aku kira dia masih memiliki rasa padaku setelah apa yang sudah terjadi. Tapi dugaanku salah. Setelah apa yang aku lakukan, dia sama sekali tidak mau tahu. Padahal sudah banyak hal yang aku korbankan demi dia. Aku meninggalkan suamiku dan menggugurkan kandunganku agar aku dapat kembali bersamanya, tapi yang aku dapat malah sebuah penolakan. Betapa baiknya aku. Aku kira Dimas tidak akan pernah berubah melihat bagaimana besarnya cinta yang dia berikan padaku. Aku memutuskan untuk langsung menemui Dimas setelah melakukan aborsi. Kondisi fisikku masih lemah, tapi hal itu tidak aku pedulikan. Yang aku pikirkan hanya, aku harus bertemu Dimas secepat mungkin. Jujur saja, sekarang yang aku rasakan hanya perasaan kecewa, marah, dan menyesal. Meski kini semua sudah tidak berarti lagi. Bayiku sudah menghilang, suamiku pun sudah aku buang. Aku benar-benar sendiri. Entah sudah berapa lama aku berjalan. Yang kuingat tadi hanya aku harus segera pergi meninggalkan tempat itu. Rasa marah yang menguasainya membuatku berpikiran pendek. Aku menatap sekeliling. Sepi, tapi di depan sana ada sebuah halte bus. Aku memutuskan untuk singgah sejenak dan akan kembali melanjutkan perjalananku menggunakan bus. Mobilku tadi aku tinggal di depan rumah Dimas. Ketika aku menyebrang, sebuah mobil tampak melaju kencang dengan kecepatan luar biasa. Aku tidak memiliki waktu untuk menghindar, dan detik selanjutnya, yang terjadi adalah, tubuhku terhempas dan terpental jauh. Aku merasakan sakit yang luar biasa sebelum mataku tertutup. Aku menghela nafas pelan. Rasa sakit itu sudah hilang, mataku pun mulai terbuka dan aku terpaku di tempatku. Tubuhku sudah melayang. Hal yang mustahil terjadi di dalam kondisi normal. Apa aku mati? Yang benar saja. Mataku menatap ke depan. Di sana aku melihat tubuhku yang tergeletak dengan bersimbah darah. Aku benar-benar tenggelam dalam genangan darah. Seberapa parahkah kecelakaan ini hingga aku bersimbah darah? Apa aku mati? Lalu yang tersisa ini adalah jiwaku? Aku masih tidak percaya dengan kejadian naas yang aku alami barusan. Rasanya tidak nyata disaat aku masih berada di sini dan dapat melihat semua. Tapi logikaku membenarkan karena jiwaku tidak merasakan apapun lagi. Bahkan orang-orang bisa menembusku. Aku masih linglung, dan pada akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti kemana tubuhku akan dibawa. Aku terkekeh, jadi ternyata karma itu benar-benar berlaku. Baru beberapa jam yang lalu aku dengan sadarnya melenyapkan bayiku, dan sekarang, aku sendiri ikutan lenyap dari dunia. Bukankah hukum alam terlalu kejam untuk seseorang yang baru saja dikecewakan. Haruskah aku bersyukur? Karena setidaknya aku tidak akan hidup dalam penyesalan untuk waktu yang lama. Aku menyesal.... Sangat amat menyesal.... Perjalanan menuju rumah sakit tidak memakan waktu lama. Aku melihat sendiri bagaimana para medis yang berlomba-lomba memberi penangan untukku. Berbagai macam pemeriksaan dilakukan. Sejak memasuki ambulan tadi, aku memang mendapat pertolongan pertama yang berhasil membantu mengembalikkan denyut nadiku meskipun lemah. Aku masih sangat berharap agar aku dapat kembali hidup. Jika keajaiban itu datang, aku tidak akan kembali menyia-nyiakan kehidupanku untuk sesuatu yang sudah aku lepaskan. Pemeriksaan yang tadi dilakukan berakhir sia-sia. Tuhan tidak berada di pihak kita. Ternyata aku benar-benar mati dengan keadaan seperti itu. Suara derap langkah yang tergesa-gesa membuat pandanganku ikut beralih ke asal suara. Di sana aku melihat Mama dan Desti. Keduanya muncul dan kali ini tampak rapi dan menawan seperti biasanya. Aku sedih karena harus meninggalkan mereka. "Gimana keadaan putri saya, dok?" Mama bertanya cepat. Raut wajahnya tampak risau. Disaat seperti ini pun dia tetap memperhatikanku. Bersyukurnya aku karena memiliki mereka. " Maaf Ibu. Pasien kehilangan banyak darah dan kondisinya juga sudah teramat buruk begitu tiba di sini. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa menyelamatkan anak ibu. Ibu harus merelakan anak ibu." Hening. Baik Mama maupun Desti, tidak ada yang membuka mulut. Mama sendiri tampak terpukul dan dia menundukkan wajahnya dengan tubuh bergetar. Desti memberi isyarat pada dokter untuk meninggalkan mereka sendiri. Bagaimanapun mereka juga butuh waktu untuk mencerna kejadian ini. Aku masih di sana. Memperhatikan mereka sambil menikmati detik-detik terakhirku bersama dengan mereka. Harusnya aku meluangkan banyak waktuku untuk keluarga. "Udah Ma. Nggak usah akting lagi, dokternya juga udah pada pergi," ucap Desti. Aku mengernyit. Apa ini maksudnya? Kali ini aku dapat melihat dengan jelas bagaimana raut wajah Mama. Wanita itu terkekeh puas, berbanding terbalik dengan ekspresinya tadi. Aku masih berusaha mencerna dan masih belum percaya dengan pengelihatannya sendiri. Jadi mereka hanya akting? Untuk apa? Aku mulai mendekati mereka.dan keduanya benar-benar tidak ada niatan untuk memeriksa bagaimana kondisiku. Setidaknya aku berharap mereka melihatku untuk terakhir kalinya. Dan... Kalimat yang terlontar selanjutnya dari bibir Desti benar-benar menjadi pukulan paling menyakitkan untukku. Rasanya duniaku runtuh seketika. "Untung aja orang sewaan Mama kerjanya bagus. Kita jadi nggak perlu putar otak lagi buat lenyapin si Mia," katanya. Jadi ini semua ulah mereka? Setelah semua kebaikan yang aku berikan, hanya ini balasan yang aku dapat. Balasan yang tidak sepantasnya mereka beri padaku atas apa yang sudah aku berikan pada mereka. Manusia tidak tahu malu. Kenapa hanya aku yang dirugikan. Dan kenapa harus disaat aku mati, aku baru mengetahui betapa busuknya hati mereka. Apa pantas mereka disebut sebagai manusia. Semurah itukah harga nyawa seseorang hingga mereka dengan entengnya melenyapkanku. b******k! Ternyata disaat aku sibuk memutar otak untuk kembali pada Dimas, kedua orang ini juga sibuk memutar otak untuk melenyapkanku. Dan ternyata rencana ini sudah mereka buat matang-matang. Mereka ingin merebut semua kekayaan milikku dan juga membuat keluarga Dimas berada dalam genggaman mereka. Aku melirik sekali lagi ke arah wanita yang selalu kupanggil Mama itu, wanita yang bahkan sudah kuanggap seperti Mama kandungku sendiri karena perhatian dan kasih sayang yang dulu dia berikan padaku. Aku tidak pernah bermimpi akan memiliki sosok ibu tiri yang seperti itu, tapi kala itu, kasih sayang Mama benar-benar hal yang aku butuhkan. Tapi ternyata itu semua hanya tipuan. "Akhirnya mati juga itu si Mia. Dia udah nggak bakal bisa ngejalaninnya kamu lagi. Sekarang Dimas benar-benar cuma jadi milik kamu seorang sayang. Nggak sia-sia Mama manjain dia dan buat dia percaya sama Mama. Seenggaknya dia mati juga nggak nyusahin kita." Ekspresi wajah keduanya teramat bahagia. Bahkan mereka tidak sedikitpun merasa bersalah, padahal mereka berbicara seperti itu di depan jasadku. Aku sendiri hanya bisa diam menatap penuh kebencian kearah keduanya. Tidak ada yang bisa aku lakukan, percuma aku marah karena setiap kali aku ingin meraih mereka, tanganku menembus. Tanpa terasa waktu berlalu dengan sangat cepat. Hari pemakamanku sudah ditentukan. Akan diadakan di rumah duka yang memang sudah disediakan rumah sakit. Acara itu dilakukan agar aku mendapat penghormatan terakhir sebelum benar-benar pergi dari dunia ini. Aku berkeliling di tempat ini. Ini adalah hari pemakamanku, tapi rasa sedihku sudah menghilang. Yang tersisa hanya ketidakadilan karena aku benar-benar dibodohi oleh mereka. Aku tidak akan berterima kasih karena mereka telah menyiapkan acara ini. Keluargaku bukanlah tipikal keluarga harmonis seperti pada umunya, kami memang selalu tampil kompak dan harmonis, tapi kehidupan yang kami jalani sebenarnya adalah, kami tidak peduli pada satu sama lain. Yang terpenting adalah uang dan pandangan masyarakat pada kami. Hubungan tidak harmonis ini sudah berlangsung sejak lama dan mereka tidak akan mengizinkan pihak luar untuk mengetahui apa yang terjadi didalam keluarga. Mama dan Desti hadir sebagai tuan rumah. Mereka berdiri tepat disampingnya fotoku yang tengah menerima penghormatan terakhir dari orang yang tidak aku kenal. Aku adalah putri sulung di keluarga ini, tapi Papaku yang notabenenya adalah orang tua kandungku sendiri malah tidak datang. Dia terlalu sayang meninggalkan bisnis milyaran dollarnya hanya demi menghadiri pemakamanku. Sekarang aku dapat melihat semua orang yang menjadi bagian dari keluarga ini, di sini. Baru sekarang aku dapat menatap jelas wajah mereka. Mereka adalah orang-orang egois yang tidak berperasaan. Bagaimana bisa mereka bersikap seperti itu pada keluarga? Aku menatap lagi ke sekeliling ruangan. Hanya sedikit orang yang datang dan memberikan penghormatan terakhir untukku. Beberapa temanku pun datang, namun melihat bagaimana jeleknya akting mereka yang seolah kehilangan diriku membuatku kesal. Aku merasa kasihan pada diriku yang dulu. Ternyata disekelilingku hanya ada orang-orang yang memanfaatkanku. Hidupku teramat singkat, dan aku malah tidak mendapat sedikit cinta pun dari orang-orang sekitarku. Aku menyesal karena tidak bisa menyaring orang yang pantas berada disekitarku. Dan lebih menyedihkannya lagi, aku bahkan tidak memiliki teman dekat. Sampai akhirnya aku hanya menjadi objek lelucon. Tidak ada yang bisa membalaskan dendamku pada akhirnya. Aku merasa hatiku teremat sempurna. Harusnya aku sudah tidak bisa lagi merasakan kecewa. Aku hanya bisa berharap, jika memang renkarnasi itu ada, aku hanya ingin kembali dilahirkan menjadi sosok yang pintar menilai seseorang.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.5K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.8K
bc

TERNODA

read
198.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
33.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook