Aku kira hanya food truck saja yang Desti kirim, tapi dugaanku salah. Wanita itu tampaknya lebih gigih dari perkiraanku karena hanya jarak beberapa jam kemudian dia sudah tiba di tempat syuting. Apa dia pikir ini tempat untuk bermain-main? Ingin rasanya aku mulut ini berkata kasar, tapi mengingat jika aku sedang bekerja, akhirnya ku tahan lagi demi kelangsungan karirku. Tapi aku tetap saja muak karena setiap hari harus menatap wajah Desti. Bagaimana tidak, dia selalu berkeliaran seolah-olah dia adalah penyalur danan terbesar di project ini, belum lagi dia sampai mentraktir semua orang agar dirinya tidak di kucilkan, bukankah tingkahnya sudah melebihi manager. Padahal managernya Dimas saja hanya diam. Itu baru permulaan karena begitu syuting selesai dia pasti akan menghampiri Dimas dan me

