2. Fanny Dan Fenny

1621 Words
Disaat tidak ada orang yg berada disisimu, justru kini ada sang malaikat yg kini menemani hari - harimu. Hari dimana kesepianmu melanda dan kini di isi dengan kebahagian, Kebahagian sang malaikat surga. ✩✩ Fanny membawa masuk bayi mungil itu kedalam kamarnya penuh kasih sayang. Ia baringkan tubuh mungil itu di ranjang mini miliknya, sang bayi menatap dengan wajah polosnya sambil kepala kecilnya bergerak - gerak mencari kenyamanan. Fanny tersenyum manis menatap kepolosan bayi mungil itu. Terlihat jika kelopak mungil bayi itu bergerak - gerak seakan ingin menghafal dengan teliti isi setiap sudut kamar kecil itu. "Ada apa baby ehm,"tanya fanny sambil mencium gemas pipi gembul milik bayi perempuan itu, membuat bayi itu menendang - nendang kecil sambil tersenyum hangat. "Au....au...au,"suara bayi berusia 1 bulan itu tengah menendang kecil kedua kaki mungilnya membuat fanny terkekeh geli. "Mulai sekarang aku beli nama....."fanny menghentikan ucapannya sambil meletakkan telunjuknya di bibir tipisnya, sambil menatap wajah mungil itu,"fenny.....ya namamu fenny, kau suka kan sayang cup cup,"kata fanny sambil mencium wajah fenny bertubi - tubi membuat sang bayi terkekeh seakan ia menyukai nama yg dibelikan oleh gadis muda itu. "Fanny dan fenny serasi bukan,"cetus fanny antusias sambil membuka pakaiannya. tubuhnya sangat gerah dia akan mandi terlebih dahulu sebelum ikut berbaring di samping bayi kecil itu. "Sayang kau tidak apa - apa kan, jika mommy meninggalkanmu sebentar saja, mommy ingin mandi sayang. Okey baby,"kata fanny sambil memperkenalkan dirinya, jika dia adalah mommy dari fenny bayi mungil itu. Bayi itu memberi senyuman lucunya seakan mengatakan jika ia akan menunggu, Fanny segera menuju kamar mandi kecil disamping kamar kecilnya untuk mandi, Ngomong - ngomong rumah kontrakan kecil milik fanny hanya memiliki 1 kamar kecil, 1 kamar mandi berukuran kecil, dapur dan ruang tamu yg tidak terlalu lebar. Tapi setidaknya nyaman untuk seorang gadis bernama fanny. Fanny adalah anak yatim piatu dia sejak berumur 15 tahun telah di tinggal pergi oleh kedua orang tuanya. Karna insiden kecelakaan yg menewaskan kedua orang tuanya, hingga dia hidup sebata kala tanpa ada sana saudara, hingga dia bertemu dengan rika saat usianya 18 tahu. Ia sudah berteman baik dengan sosok rika, gadis yg sangat bawel itu. Tapi walau rika gadis bawel, manja dan selalu membuat ia kesal, tapi di lubuk hati terdalam fanny dia sangat menyayangi sahabatnya itu. Yg mau Berteman dengannya. Rika bukan anak dari orang kaya dia termaksud sama dengan fanny hanya saja kehidupan rika lebih berwarna karna masih memiliki orang tua tidak seperti dirinya. Fanny tinggal di kontrakan kecil itu sekitar 2 tahun yg lalu sejak ia menjadi pelayan di cafe milik revan pemilik cafe dimana ia bekerja. Dia cukup seneng bekerja di cafe itu karna bos pemilik cafe itu sangat baik padanya, meski itu bukan keinginan fanny tapi memang dasar bos nya saja yg sangat baik dan ramah. Fanny adalah tipe gadis berwatak lemah lembut, dirinya pernah menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria tapi sayang pria itu tidak tulus mencintai dirinya, pria itu ternyata hanya memaafkan kepolosannya saja hingga fanny pernah merasakan putus cinta. Ya fanny diputuskan oleh kekasihnya itu saat kekasihnya ingin meminta berhubungan seperti sepasang suami istri dan fanny tentu menolak walau dia dari gadis miskin tapi dia masih memiliki harga diri. Bagi dia harga dirinya jauh lebih berharga dari pada kekasihnya, hingga pria itu memutuskan dirinya membuat fanny tidak ingin membuka hatinya lagi untuk seorang pria. Iya takut pria yg dekat dengannya hanya ingin tubuhnya, bukan karna rasa cinta hingga dia membuat dinding kokoh, benteng pertahanannya agar tidak mudah untuk membuka hatinya pada seorang pria, bukan dia tidak peka, dia sangat tau jika pemilik cafe tempat ia bekerja itu. Pria yg bernama revan itu, secara terang - terangan menunjukkan rasa tertarikannya pada dirinya. Tapi,  jujur fanny takut jika ia kembali tersakiti lagi. Dia tidak ingin tersakiti untuk kedua kalinya, membuat ia membentengkan hatinya agar was - was kepada para pria yg berada di sekelilingnya. Tidak lama fanny kembali masuk ke kamar kecil miliknya, terlihat Jika fenny bayi mungil itu masih terjaga seakan menunggu dirinya. "Barbie, kau masih menungguku lupanya,"tanya fanny dan dijawab dengan suara bayi itu membuat fanny semakin gemas," apa kau lapar sayang, mommy akan membuatkan s**u untukmu lebih dulu kau tunggu disini ya,"kata fanny sambil berjalan keluar kamar, dirinya terhenti di keranjang bayi tempat dimana ia menemukan fenny didalamnya. Disana sudah tersedia botol bayi, s**u formula, pakaian bayi, popok bayi, bedak bayi dan lain - lain itu ia dapat di dalam keranjang itu. Hanya beberapa saja tidak banyak tapi setidaknya fanny akan memberikan keperluan fenny besok tidak malam ini dia sungguh sangat lelah Tidak lama fanny kembali ke dalam kamar dengan s**u botol di tangannya tubuh fenny kecil dibawa ke dalam dekapan hangatnya,  fanny duduk di sisi ranjang sambil menyodorkan dot bayi agar fenny dapat menghisap s**u di dalam botol kecil itu. Dengan telatennya fenny menggendong fenny dan memegang botol itu seakan dirinya sudah terbiasa merawat seorang bayi padahal itu adalah pertama untuknya. Dengan rakus fenny menghisap habis s**u dalam botol itu dan tidak lama kedua mata mungilnya mulai terpejam karna fanny dengan telatennya menepuk pelan p****t mungil fenny membuat bayi mungil itu merasakan rasa nyaman. "Good night baby girl, I love you. Mommy mencintaimu dan menyayangimu,"bisik fanny tepat di telinga kecil fenny membuat fenny sekilas menggerakkan tubuhnya dan kembali tidur karna sudah nyaman dengan posisinya. Fanny tersenyum bahagia sambil ikut berbaring dan mendekap tubuh mungil fenny dalam pelukannya hingga fanny menuju alam mimpi bersama fenny sang buah hatinya. Fanny sudah bertekat dia akan menjadi sosok ibu untuk fenny bayi yg membuat hatinya tersentuh akan kepolosannya, fanny tidak masalah jika semua pria menjauhi dirinya karna dia telah memiliki seorang anak. Tapi bagi fanny masa bodoh untuknya, toh ia tidak percaya dengan namanya cinta lagi. Yg ia percaya adalah cinta dari putri kecilnya itu, Iris hitam yg dimiliki fenny, bola mata besar berwarna hitam menatap tajam dirinya tapi bukan tatapan tidak suka melainkan tatapan cinta itulah yg dirasakan fanny bayi yg telah ia beli nama fenny. Hidung mancung yg mungil sama seperti dirinya dengan lesung pipi di kiri kanan bayi kecil itu. Fanny masih tidur dalam posisi memeluk fenny dengan keibuannya suara berisik para tetangga tidak mampu membangunkan dirinya. Dia masih saja menutup mata indahnya iris berwarna hitam sama seperti warna mata fenny. Fenny sudah setengah jam yg lalu telah bangun tubuhnya bergerak - gerak tak nyaman karna popoknya telah penuh membuat ia tidak nyaman. "Au...au....au...."suara fenny terasa serak, bibir mungil itu sudah tertarik ke atas seakan bersiap untuk menangis tidak lama tangisan fenny pecah. Membuat fanny yg masih berada dimimpi indahnya tersentak kaget. "Oh sayang kau menangis kenapa,"tanya fanny dengan telatennya memeriksa popok fenny,"oh popokmu sudah bocor sayang ehm, kau tidak menyukai kotor lupa nya hem,"ucap fanny sambil membuka popok bayi mungil itu dengan sangat lembut membuat bayi mungil itu menatap polos pada wajah mommy cantik nya yg bagai bidadari itu. "Sebelum aku menganti popok baru mommy akan memandikan putri kecil mom terlebih dahulu oke baby,"kata fanny sambil menelanjangi tubuh kecil fenny dan segera membawa bayi mungil itu ke kamar mandi sebelum itu fanny mengambil air hangat untuk dicampurkan dengan air dingin agar putri kecilnya tidak merasakan kedinginan. Benar saja bayi kecil itu membiarkan rambut dan seluruh tubuhnya dibersihkan oleh sang mommy cantik nya itu. Si bayi seakan menikmati setiap sentuhan yg dibelikan oleh sang mommy padanya. "Huf....sudah selesai waktunya putri cantik mommy berdandan agar terlihat cantik hehehe,"fanny terkekeh geli saat menyebut dirinya mommy sungguh dia tidak menyangka dia akan menjadi seorang ibu diusia mudanya, bahkan dia menikah saja belum apa lagi hamil. Selesai memakai pakaian kepada tubuh kecil fenny. Kembali fanny membersihkan dirinya karna ia harus berangkat bekerja. Selesai bersiap - siap fanny merasa tubuhnya seakan lemas ia lupa ia harus bekerja tapi mengingat putri kecilnya. "Oh astaga mau ku bawa kemana fenny,"tanya fanny pada dirinya sambil menatap wajah lucu fenny yg tengah mengemut jempol kecil miliknya seakan dirinya masa bodoh dengan fanny. "Sayang mommy kan harus kerja fenny tidak mungkin kan mommy bawa,"tanya fanny pada bayi kecil itu seketika bayi kecil itu tertawa kecil menampilkan gusi - gusi kecil nya yg belum di tumbuhi gigi susu."oh sayang kenapa kau begitu lucu dan menggemaskan sih,"tambah fanny sambil mencium wajah fenny dengan gemas membuat si bayi terkekeh dengan wajah lucunya seakan ia tengah bermain dengan fanny. Sungguh fanny tengah bingung untuk saat ini, bagaimana caranya dia bekerja jika fenny bersamanya tidak mungkin kan ia tinggalkan dirumah jika terjadi sesuatu pada fenny bagaimana. Tidak....tidak fanny tidak akan mau meninggalkan fenny sendirian di rumah kontrakannya itu. "Sayang mommy sangat bi...." "Tok tok tok,? Fanny segera berjalan ke arah pintu keluar dimana seseorang tengah menunggu untuk ia bukan kan pintu. Fanny yg masih menggendong fenny dalam dekapannya, Ckreek Pintu dibuka menampilkan sosok seorang gadis yg tersenyum padanya, tapi fanny tahu senyuman gadis itu terlihat luntur ketika dia melihat bayi mungil itu. "Fanny i...." "Masuklah aku akan menceritakannya,"ucap fanny cepat seakan tahu apa yg ada di pikiran sahabatnya itu. Rika mengangguk dan berjalan masuk, matanya tidak lepas menatap bayi mungil itu yg tengah berada dalam dekapan sahabatnya itu. "Fanny bayi siapa itu,"tanya rika sangat ingin tahu. "Aku tidak tahu,"ucap fanny. Bisa ia lihat kedua mata sahabatnya itu tengah melotot padanya,"aku menemukannya,"balasku cepat sebelum sahabatku yg terkenal bawel itu mengomeli aku. "Menemukannya, bagaimana bisa dimana orangtuanya,"tanya rika kembali. "Aku tidak tahu,"balas ku lagi. "Bag......" "Aku menemukan bayi kecil ini saat aku pulang dari cafe tengah malam kira - kira pukul 23:00 malam. Aku menemukan bayi ini di jalan sepi tidak mungkinkan aku membiarkan bayi kecil yg tidak berdosa ini di jalan sepi itu kau pasti tahu kelanjutannya,"ucap fanny sambil menepuk p****t fenny dengan lembut mencoba membuat bayi itu agar tertidur. Sedangkan fanny tahu jika sahabatnya itu tengah menatap dirinya dalam diam. Fanny tahu jika sahabatnya tengah memikirkan hal apa yg akan ia tanyakan kepadanya dan fanny siap menjawab semua pertanyaan dari sahabatnya itu. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD