3. Bayiku diculik

1516 Words
Biarlah hidupku tuhan yg menentukan kepada siapa aku berbahagia. Karna sejujurnya aku takut merasakan rasa sakit itu kembali, biarlah takdir yg menjawab semua harapanku, karna hanya takdir yg dapat membawa aku menuju kebahagiaan. "Tapi fanny kau tahukan menjaga bayi bukanlah hal yg mudah,"kata rika mencoba membujuk sahabatnya itu agar berpikir jauh sebelum bertindak. "Aku tahu rik. Tapi aku sudah berpikir dengan sangat matang, jika aku akan tetap dengan pendirianku aku akan mengangkat bayi ini menjadi anakku,"ucapan fanny membuat kedua mata rika membulat, seakan tidak percaya dengan keinginan sahabatnya itu untuk merawat bayi mungil itu. "Fan. Kau tidak serius bukan, kau itu masih sangat muda bagaimana mungkin kau mau menjadi seorang ibu di usia semuda ini,"tanya rika tak percaya. "Kenapa tidak aku seorang mama muda,"kekeh fanny sambil tersenyum menciumi pipi gembul fenny yg tengah tertidur puas dalam gendongannya. "Fanny ka..." "Aku tahu kau mencemaskan aku rik, tapi ku mohon mengertilah diriku ini. Kau tahu nasib dia tidak jauh berbeda dariku, dia dibuang oleh orang tuanya dan aku tahu bagaimana rasanya tidak memiliki orang tua,"adu fanny dengan mata berkaca - kaca membuat rika ikut sedih mengingat jika sahabatnya itu tidak memiliki nasib sebaik yg ia punya. Bahkan sahabatnya mengatakan bayi itu mirip dengan nasibnya, yg tidak memiliki orang tua lagi dan rika paham akan yg dikatakan oleh sahabatnya itu. "Baiklah fan. Jika itu memang menjadi keputusan final mu, tapi kau tidak perlu khawatir aku akan ikut membantumu merawat bayi mungil itu,"kata rika tersenyum sambil mencubit gemas pipi gembul milik fenny membuat bayi itu bergerak tak nyaman. "Terima kasih rika kau memang sahabat terbaik ku,"kata fanny memeluk sahabatnya itu dengan rasa bahagia karna sahabatnya mendukung keputusannya. "Sama - sama aku sahabatmu apa yg menjadi keputusan sahabatku akan menjadi keputusan ku juga,"balas rika memeluk erat fanny sahabat terbaiknya itu. Cukup lama mereka saring berpelukan hingga keduanya tersadar jika jam kerja mereka sudah hampir mendekati dan jika mereka tidak segera bersiap - siap bisa - bisa mereka akan terkena pecat. Meski mereka tahu pemilik cafe itu tidak mungkin memecat mereka karna revan adalah pria yg sangat baik. "Lalu mau kau bawa kemana bayi cantik ini hem,"tanya rika sambil mencubit kedua pipi cubby fenny membuat bayi itu menangis karna merasa tak suka diperlakukan seperti itu. "Oek oek oek." "Rika kau ini nakal sekali, lihat dia pasti kesakitan karna kau cubit,"gerutu fanny menahan rasa kesal padahal bayinya sudah tertidur nyenyak, tapi sahabatnya ini malah membangunkan bayi mungil itu bahkan membuat ia menangis. "Hehehe maaf habis dia lucu sekali membuat aku gemas fan,"kata rika sambil menggaruk belakang kepala nya yg terasa gatal karna melihat sahabatnya itu tengah melotot padanya. "Ck....awas jika kau mengulangi lagi akan ku beli kau hukuman,"desis fanny kesal sambil kembali menepuk p****t si bayi itu guna membuat bayi itu kembali tertidur, Memang benar tak lama bayi itu kembali tidur. Membuat rika tergagap karna tak percaya jika sahabatnya alih dalam mengurus bayi. "Fan....kau ternyata sangat Hebat bisa membuat bayi mungil itu tertidur kembali, kau memang sudah sangat pantas menjadi sosok seorang ibu,"puji rika dan dibalas dengan senyuman dari fanny. "Terima kasih atas pujianmu,"kata fanny tersenyum bangga. "Lalu bagaimana apa kau akan membawa bayi lucu itu ke cafe pak revan,"tanya rika "Aku tidak tahu aku tidak mungkin membawa fenny ke cafe bagaimana aku bisa bekerja,"ungkap fanny bingung. "Bagaimana jika bayi mungil itu kita bawa ke rumah orang tua ku. Bayi kecil itu kita titipkan pada ibuku untuk di jaga sampai kau pulang kerja bagaimana,"tawar rika "Tapi aku merasa tidak enak Bagaimana jika itu merepotkan kedua orang tuamu,"kata fanny merasa sedikit tidak enak. "Oh astaga fanny kata siapa mereka akan direpotkan olehmu justru orang tua ku akan senang jika kau membawa bayi kecil ini. Namanya siapa,"tanya rika. "Fenny,"jawab fanny cepat membuat alis rika terangkat satu. "Kok namanya hampir sama denganmu hanya berbeda huruf A dan E."tanya rika tak terima. "Memangnya kenapa wajar dong aku ini mommy nya,"kata fanny bangga. "CK....sombong sekali baru juga jadi mommy nya mending nama dia rika junior biar dia jadi junior dan aku seniornya,"kata rika membuat fanny hampir berteriak jika ia tak ingat jika dirinya tengah menggendong fenny. "Jangan harap nama anak ku sama seperti namamu, satu rika saja sudah membuat telingaku sakit, apa lagi ada dua bisa - bisa aku mati muda,"ejek fanny membuat rika melotot ke arah Fanny yg tengah terkekeh geli membuat rika semakin kesal. "Kau sungguh jahat fanny, sahabat macem apa kau ini,"gerutu rika kesal. "Habis kau terlalu membanggakan diri dengan namamu itu. Aku tidak mau anakku bawel seperti mu jangan harap aku beli dia nama sepertimu,"kata fanny sambil berjalan membawa fenny membuat rika menghentak - hentakan kedua kakinya karna merasa terhina. "Dasar fanny sahabat kurang ajar iiihh,"kesal rika sambil berjalan mengikuti kemana fanny pergi. Terlihat fanny memasukan beberapa barang milik fenny kedalam tas kecilnya. "Mau kau apakan barang - barang itu fan,"tanya rika bingung. "Ya buat dibawa kerumahmu lah rika sahabatku yg lambat,"ejek fanny membuat rika semakin kesal dan itu adalah hiburan bagi fanny tentunya bisa membuat kesal sahabatnya itu. JERMAN Disisi lain disebuah mansion mewah yg memiliki fasilitasi lengkap. Tidak ada satupun barang yg tidak dimiliki oleh mansion itu, semua barang yg berada di mansion itu semua adalah barang - barang mahal tidak ada barang murahan tapi semua kandas saat pemilik mansion itu membanting habis barang - barang mahal itu. Membuat seisi mansion seakan terkena gempa bagaimana tidak mansion yg tadinya sangat bersih. Bersih dari kuman, debu dan kotoran kini mansion itu bagai kapal pecah. "SIALAN......BRENGSEK....."gerutu seorang pria yg memiliki paras setampan dewa yunani itu tengah mengamuk membuat seisi mansion itu menahan rasa takut melihat tuannya mengamuk bagai kesetanan. Bagaimana tidak dirinya baru saja mendengar kabar dari orang - orangnya jika bayinya telah di culik oleh seseorang yg tidak ia kenal. Bayi yg masih berusia 1 bulan itu hilang membuat pria itu murka padahal baru 1 bulan lalu ia kehilangan istrinya, saat baru saja melahirkan putri kecilnya ke dunia ini. Dan kini putrinya malah diculik Dan kini masalah demi masalah kembali mengganggu hidupnya. Putri nya hilang, putrinya yg akan menghilangkan semua kesedihan yg saat ini masih membuat hatinya sakit karna ditinggal pergi oleh sang istri yg ia cintai. "Tuan tenangkan dirimu saya tahu tuan merasa sangat putus asa tapi jika tuan se...." Brrukkk brukkk Belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya, dirinya mendapat pukulan bertubi - tubi dari majikannya itu. "Katakan.....KATAKAN BODOH....Bagaimana aku bisa tenang jika putriku hilang,"bentak majikan dari pria yg mendapat pukulan itu. Menatap bawahannya seakan ingin ia menelan bulat - bulat pria yg merupakan tangan kanannya itu. "Tuan maafkan aku, bukan aku bermaksud lancang aku hanya ingin tuan berpikir dengan kepala dingin bukan dengan emosi. Emosi tidak akan membuatmu menemukan putrimu,"kata sang pria seketika pria yg melupakan majikan dari pria itu melepas kerah baju bawahannya sambil menatap dengan wajah datarnya. "Lalu aku harus apa, aku harus menangis agar putri kecil ku kembali begitu....mengapa kau sangat bodoh rey dimana otakmu, bagaimana bisa putriku hilang dari pengawasanmu hah jawab aku bodoh,"bentak majikan dari pria yg bernama rey itu membuat rey tersentak kaget karna merasa tatapan tajam itu ingin membunuhnya secara perlahan - lahan. "Saya tahu tuan tapi ku mohon tuan bersabarlah sampai kami menemukan nona kecil,"kata rey meminta waktu. "Aku tidak mau tau rey kau harus cepat menemukan bayiku yg hilang, jika tidak, nyawamu akan menjadi bayarannya,"ucap pria tampan bagai dewa yunani itu dengan tatapan bagai seorang dewa pencabut nyawa membuat rey mengidik geli bagaimana tidak, jika bayi itu tidak ia temukan maka habis la dirinya. "Baik tu...." "Tuan alvaro maaf mengangguk,"panggil seseorang yg melupakan kaki kanannya selain rey. Pria yg dipanggil alvaro itu menoleh menatap bawahannya dengan tatapan tajam setajam silet. Dia adalah Alvaro Marcello Anindito pria yg memiliki ketampanan bagai dewa yunani itu. "Ada apa reno apa kau sudah menemukan dimana bayiku berada,"suara serak alvaro. "Saya belum menemukan non kecil tuan, tapi saya menemukan dalang dibalik penculikan Non kecil,"kata seorang pria yg di panggil reno yg merupakan bawahan alvaro. Alvaro yg mendengar laporan dari kaki kanannya itu segera menoleh menatap reno menunggu jawaban siapa dalang dari balik penculikan putrinya. "Siapa,"desis alvaro tak sabaran. "Tuan antoni hector yg merupakan dalang dibalik penculikan dan hilangnya non kecil musuh bebuyutan tuan sendiri,"kata reno sambil menatap alvaro dengan beraninya. "b******n SIALAN ITU TERNYATA INGIN BERMAIN - MAIN DENGANKU,"geram alvaro menatap penuh dendam pada orang yg telah menculik bayinya. Bayi dari dirinya dan alm istrinya. Reno dan rey mengidik geli melihat tatapan tajam dan senyuman miring yg tercetak di bibir tipis majikannya itu. Karna majikan mereka terkenal kejam apalagi menyangkut keluarganya. "Siapkan mobil rey kita akan memberi pelajaran khusus untuk pria laknat itu,"geram alvaro sambil mengepalkan tangannya dan berjalan ke sisi lemari kaca itu, ingin mengambil sebuah pistol. Pistol yg berada di tangan alvaro bukan sembarangan pistol, pistol itu jika sekali di tembakan kepada lawannya, akan segera menghadap kematiannya. "Baik tuan,"hormat rey sambil berjalan pergi untuk menyiapkan mobil. "Reno suruh orang - orang kita untuk mengepung mansion milik pria b******k itu, aku ingin pria b******k itu mendapatkan hukuman yg setimpal dengan perbuatan yg telah menculik putriku itu,"gerutu alvaro menatap Benci pada musuhnya itu, mengapa harus putrinya, mengapa harus bayi kecil yg tidak berdosa itu justru yg ia jadikan alat, membuat alvaro semakin cemas tentang kondisi bayi kecilnya itu...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD