2. Isi Koran Pagi

1027 Words
Sherina menatap bar yang ada dihadapannya kini dengan semangat, hari ini ia akan merayakan kabar membahagiakan tadi pagi seorang diri diruang VVIP di club ini. Setelah puas berbangga diri, Sherina turun dari mobilnya dengan senyum mengembang. Karena waktu sudah menunjukan pukul 00.03 dini hari waktu setempat, Sherina memutuskan untuk membawa kendaraannya sendiri. Tidak ingin merepotkan pegawainya. Apa lagi saat ini Sherina ingin menikmati kemenangannya ini sendirian. Setelah hampir 4 tahun lepas dari pengaruh keluarganya, mencoba semuanya dari bawah, merasakan kegagalan awal awal sendirian, mengelola semuanya sendirian hingga sekarang semuanya sudah ada yang mengatur sampai dipuncaknya Sherina mendapat kepercayaan dari Papanya untuk memegang jabatan sebagai direktur utama di Arimajaya Crop. Mimpi yang bahkan Sherina tidak berani membayangkannya, karena Sherina terlalu takut untuk ikut campur dalam keluarga itu lagi. Namun kini, seakan tuhan menjawab impiannya, Sherina mendapatkan mimpi tersebut. "Selamat malam Nona, ruangan anda sudah disiapkan seperti biasa" Sapaan hangat dari salah satu karyawan bar tersebut disambut senyuman hangat pula oleh Sherina, tanpa menunggu lama Sherina langsung masuk kedalam ruangan pribadinya di club tersebut. Inilah hasil dari kerja kerasnya, dapat menikmati semua yang Sherina inginkan dengan fasilitas dan pelayanan yang luar biasa. ✨✨✨ Toilet club saat itu cukup sepi, Sherina mematut dirinya di cermin. Masih dengan senyum yang terpancar di wajahnya. "Lo keren Sherin! Super duper keren!" Puji Sherina kepada bayangan dirinya sendiri yang ada di cermin "Direktur Utama Sherina Arimajaya" kata Sherina perlahan "ANJIRLAH BADAS BAT!" pekiknya diakhir dengan kekehan girang Untung saja toilet wanita saat itu cukup sepi, jadi Sherina tidak perlu merasa malu atau harus menyogok orang yang mendengarnya agar tidak mengatakan macam macam soal dirinya. Ohh ayolah, siapa yang tidak kenal Sherina? Seorang CEO wanita muda kedua di negara ini? Apa lagi dengan nama belakangnya yang menggaet Arimajaya, perusahaan terbesar seasia tenggara. Ditambah pula perusahaan kosmetik Sherina berada pada urutan 5 besar terpopuler di dunia. Jelas sekali nama Sherina bahkan diri Sherina akan selalu disorot dan dipajang di koran koran, khususnya koran bisnis. Sherina kembali mengerjapkan matanya, berusaha mengembalikan kesadarannya yang baru hilang sedikit. Cukup tahu diri, Sherina tidak akan mabuk parah apa lagi saat ini Sherina mengemudikan mobil sendirian. Kembali Sherina nyalakan keran air untuk membasuh wajahnya, untung sama makeup yang dipakai Sherina adalah waterpoof. Dan tentu saja, Makeup yang Sherina pakai berasal dari perusahaannya sendiri. Puas mencuci wajahnya setelah merasa segar, ponsel Sherina berdering didalam tas mahal yang harganya saja dapat membeli ponsel pengeluaran terbaru sebanyak 10 buah. Mencari ponselnya dengan santai dan dapat, Sherina menatap ponselnya dengan dahi berkerut. Nomor tidak dikenal? Siapa? Tanpa mau membuang waktu lama, Sherina mengangkat panggilan tersebut "Halo, dengan siapa ini?" "Hei! Kamu tidak menyimpan nomor ponsel ku?" Sherina menyerit bingung karena merasa tidak asing dengan suara tersebut, saat sadar Sherina langsung menghela nafasnya panjang "Dari mana kakak mendapatkan nomor ku?" "Tidak usah pedulikan dari mana aku mendapatkannya, aku hanya ingin bilang" jeda sebentar dari sebrang "BISA KAH KAMU MENOLAK PERMINTAAN PAPA? ATAU PERLU, KAMU MATI SAJA! DASAR, ANAK HARAM!" Sempat kaget mendengar nada teriakan dari Nilam, tanpa mau membuang tenaga mendengar omong kosong kakaknya yang tengah mabuk Sherina langsung mematikan telfonnya, kemudian memblokir nomor Nilam. "s**l, sudah berapa banyak orang rumah ganti nomor? Gue cape ngeblokirinnya, k*****t!" ✨✨✨ Mobil dengan warna hitam tersebut tengah menepi dijalan tol, didalamnya terdapat seorang wanita yang tengah mengatur perasaannya. Perasaan yang seharusnya tidak ia lakukan lagi di umurnya yang sudah tidak lagi muda. Tadi, saat Sherina ingin masuk kedalam mobilnya ia bertemu dengan mantan gebetannya sewaktu masa kuliahnya. Hanya sapaan singkat, namun dapat membuyarkan bagaimana perjuangan moveon Sherina. Siapa yang tidak kenal Sherina hei, wanita dengan paras cantik, primadona, baik hati dan friendly dengan siapapun bahkan Sherina lulus cumlaude. Sampai disaat masa masa pertengahan kuliah, Sherina bertemu dengan Aryan. Kakak tingkat diatasnya satu tahun, yang benar benar tidak mengejar Sherina seperti lelaki kebanyakan. Semua orang dikampus mengetahui bahwa Sherina adalah sosok yang elegant, namun hanya Aryan yang tahu bagaimana aslinya Sherina. Karena hal tersebutlah Sherina menaruh hati kepada Aryan. Kabar yang terakhir Sherina dengar adalah Aryan memiliki sebuah rumah sakit ternama di Jakarta. Sherina menghentakan kedua kakinya dengan wajah gemas "Kok Aryan makin ganteng siihhh" gemas Sherina Tanpa Sherina sadari, sebuah minibus dengan laju cepat tengah hilang kendali dibelakangnya. Sampai akhirnya minibus tersebut menabrak mobil Sherina, membuat mobil Sherina dan minibus tersebut terguling ke bahu jalan yang berupa jurang curam. Sherina berusaha tidak memejamkan matanya, namun ternyata sulit. Sampai pada akhirnya Sherina memilih memejamkan matanya. Entah untuk selamanya, atau sementara ✨✨✨ Suasana mansion Arimajaya pagi itu ramai, penuh dengan karangan bunga. Begitulah kehidupan, terkadang kita tidak tahu kapan akan terus hidup atau pergi untuk selama lamanya. Haris Arimajaya menatap jenazah yang siap dikebumikan tersebut dengan wajah lesuh, lelah karena terus menangis sejak dinihari tadi. Sedangkan sang istri, masih kuat menangis disebelah jenazah putri satu satunya mereka. "Gak, gaaakk. Nakk, mama sayang sama kamu naak. Maafin mama, sekarang bangun yaa kita jalan jalan lagi, kita belanja lagi" racau Aina Seperti kata pepatah, penyesalan memang selalu datang di akhir. Seperti saat ini yang tengah menimpa Aina, Aina kembali tersadar bagaimana ia memperlakukan Sherina dengan sangat tidak adil dengan kedua kakak laki lakinya hanya karena Sherina adalah anak dari istri dikampung suaminya saat jauh sebelum mengenal Aina. Tangisan membuncah, bahkan Manajer serta karyawan perusahaan wanita tersebut terlihat datang dan ikut menangisi kepergian wanita itu. Bagamaimana mereka tidak ikut bersedih jika CEO mereka itu terlampau baik serta tidak neko neko selama berjalannya perusahaan. "Bu, apakah ini tanda yang ibu maksud kemarin bu? Ibu akan masuk koran dengan berita bahwa ibu meninggal karena kecelakaan?" Manajer Surya menghapus air matanya, tidak kuasa melihat bagaimana bosnya itu tertidur dengan tubuh kakunya diatas kain batik bersamaan dengan wajah pucat. "Ibu pucat banget, mau makeupnya saya ambil? Ibu ga cantik deh asli kalo kaya gini" ujar Manajer Surya lagi Tangisan dari karyawan perusahaan wanita tersebut satu persatu datang menyusul, membuat suasana mansion tersebut semakin haru. Manajer Surya memilih keluar, kemudian memperhatikan karangan karangan bunga yang berjejer di halaman mansion ini. PT. Airlangga Crop Mengucapkan Turut berbela sungkawa atas meninggalnya SHERINA ARIMAJAYA "Bu, harusnya saya gak biarin ibu pergi sendirian malam itu" sesal Manajer Surya yang tidak ada habisnya ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD