menemukan malaikat tak bersayap
Rama Adi Rizal baru saja memasuki gerbang sekolah dimana ini adalah hari pertama dia masuk
dari perkenalan murid satu sama lainnya menjelaskan peraturan sekolah telah mereka lewati
sepulangnya bel sekolah mereka di cegat oleh kakak kelasnya
"Hay dek jangan dulu pulang, sini nongkrong dulu sama kakak" tanya salah satu kakak kelasnya
"iya kak" jawab mereka sambil mengangguk-angguk
detik menit jam telah mereka lewati
mereka hanya mengikuti apa yang di suruh kakak kelasnya itu.
"ngerokok dong jangan kaya bocah culun" tanya salah satu kakak kelas di iringi dengan ketawa ketawa dari teman nya
"maaf kak saya gak merokok" jawab Rama sambil menunduk ketakutan
"udah gak apa apa sih" sambil menyodorkan sebatang rokok kepada Rama
dalam hati Rizal "liat aja lo di gua bikin babak-belur". kalo diliat dari postur tubuh Rizal sih emang gede karna dia suka olah raga, badan tegak berisi, yah kalo duel satu lawan satu dia pasti menang lah hehee
ini hari pertama mereka mengenal rokok
hari demi hari mereka lewati seperti biasanya mereka selalu gak di bolehkah pulang dulu sebelum sore atau nongkrong yang tidak jelasnya itu. Rama Adi Rizal sudah terbiasa dengan asap rokok
hari change to change bulan change taun, mereka selalu bertiga kemana pun di mana pun, dari kelas 1 sampai sekarang menginjak kelas 3 mereka selalu bersama, suatu ketika mereka mencoba hal baru hal hal tak terduga dari mulai tauran sering bolos sekolah dan yang lebih parah nya lagi mereka salah pergaulan bebas dari minum smpe ke narkotika. sampe mereka pun di panggil ke ruang BP
"kalian tau kenapa kalian saya panggil ke sini" tegas pak nur kepala BP sekolah
"emng nya ada apa pak" ucap mereka berbarengan dengan muka terkejut
"bapak mendengar bahwa kalian pernah memakai narkotika! apa bner itu smua?
"Nnn ng ngga a pak" jawab Rama sambil seluruh tubuh nya gemetar
"bapak ada buktinya !!" ucap pak nu semakin kencang sehingga jantung mereka mau copot
"bapak menemukan ini dari kolong bangku kalian"
mereka cuma bengong tidak tahu harus ada apa nasi sudah menjadi bubur
"besok orang tua kalian suruh hadapi saya"
ucapan pak nu membuat mereka tak mendengar rasanya tersambar petir yang sangat besar
semua orang tua mereka pun pada datang ke sekolah namun dengan raut muka yang tidak di sangka sangka kenapa mereka di panggil ke sekolah, entah apa yang mereka datangi yang pasti apa yang tidak mereka inginkan tidak terjadi apa apa.
Namun pikiran mereka berubah seketika, begitu terkejutnya ntah harus bagai mana yang mendengar penjelas dari guru BP anak mereka.tpi itu yang terjadi kepada anak mereka hal pahitpun terjadi di keluarkan dari sekolah dengan alasan sudah sangat jelas bahwa mereka memakai narkoba berjenis ganja yang di temukan di setiap tas mereka.
Dengan raut muka kusam mereka keluar dari ruang BP tersebut.
"Rama tau gak kamu gak kenapa kamu di keluarkan dari sekolah?" tegas bapak Rama dengan nada sangat tinggi mengalahkan gunung tertinggi di dunia
"nn nggak tau pah" ucap Rama hanya dengan menunduk sambil gemetar ketakutan
"sejak kapan kamu memakai barang haram itu?"
"maaf kan rama pah"
"saya tidak mau tau, kamu harus pergi dari rumah ini"
"maafin Rama pahhh, hiks hiks" tangis Rama mulai tak terbendung lagi
"sana pergi !!"
",,, hiks hiikkss, yaudah kalo itu mau papah, Rama besok akan pergi, Rama mau cari kerja aja"
Rama berjalan ke kamar dengan tangisan tersedu sedu. namun ibu Rama hanya bisa melihat anaknya tidak bisa apa-apa. karna ibu Rama tau apapun dahsyat nya kalo bapaknya lagi marah besar, ibunya hanya bisa ikut menangis dan menangis anaknya melihat di usir dari rumah.
...
hal sama pun terjadi di terima oleh teman teman nya, dengan sangat berat hati Rama pergi dari rumah, mereka si kasih uang secukupnya dengan sangat yakinnya mereka pasti bisa mendapatkan bantuan dari orang tua mereka.
ketika perjalanan mereka melihat seorang gadis cantik dengan banyaknya banyaknya, dan dengan spontan mereka hampiri gadis itu dengan niatan mau menolongnya.
"maaf mba boleh saya bantu barang bawaannya? saya liat mba kayanya kesusahan dengan begitu bnyak nya barang yang mba bawa" ucap Rama dengan senyum manis semanis madu nya itu
"gak apa-apa mas, saya masih bisa ko" ucap gadis itu di balas dengan senyum juga
"gak apa-apa mba biar kita bantu aja, mba jga jangan takut kita orngnya baik ko" ucap rizal dengan beraninya
baik gimana sekolah jaga pada gak bener, malah keluarin dari sekolah hihihi, ucap Adi dalam hatinya
"tapi mas saya gak mau ngerepotin mas mas loh"
"gak apa-apa mba kita ikhlas ko" ucap Rizal dengan yakinnya, sedang kan Adi hanya mengangguk ngangguk aja
"yaudah deh klo gtu, tapi maaf yah saya ngerepotin mas pada"
"iya gak apa-apa ko mba" ucap mereka berbarengan
Didalam bus Meraka malah tambah akrab, ngobrol ngobrol ketawa ketawa sampe mereka tidak sadar apa yang sedang mereka rasakan,mereka di usir dari rumah mereka
"oh iya mas ini pada mau kemana?"
"kita mau kerja, tapi kita gak tau tujuannya harus kemana"ucap Rama dengan sejuta kebingungan nya
"oh kebetulan banget kalo gitu, tempat saya kerja lagi membutuhkan karyawan, barang kali aja kalian di terima di sana"
mereka begitu bahagianya mendengan apa yang di omngkan gadis cantik itu.
"tapi mba kita gak punya ijazah,sekolah kami hanya sampe SMP saja, ini KTP jga kami baru dapet"ucap Rama dengan sedikit murung
"gak apa-apa ko, di tempat saya kerja gak di perlukan ijazah asalkan kerjanya rajin disiplin jujur, mungkin kurang lebih detail nya bos saya aja yang menjelaskannya"
"emang kerja apaan mba" ucap Adi dengan sedikit kebingungan
"aku kerja di salah satu restoran, kebetulan restoran ini cabang yang kelima makanya dari itu sekarang membutuhkan banyak lowongan"
"oh kalo gitu sih kita mah ok aja, yah zal di" Rama sambil melihat temennya itu, mereka hanya mengangguk ngangguk dengan tanda mengiyah kan perkataan Rama barusan
"oh iya sampe lupa kita kan belum kenalan, ngomong ngomong mba siapa namanya?"
"saya zulva mas, kalo mas siapa?" ucap zulva dengan wajah memerah
"kenalin va Rama, ini Rizal kalo yang itu namanya Adi" Rama menyodorkan bakat dan di ikuti Rizal dan Adi
"salam kenal yah zulva" ucap mereka berbarengan
"iya salam kenal juga yah" di iringi dengan senyuman manis zulva
.....
sesampainya di tempat tujuan mereka yaitu di sebuah restoran yang baru aja selesai di bangun itu, tapi banyak omongan dari mereka zulva pun membawa mereka ke sebuah ruangan di mana tempat bosnya berada.
hampir lebih dari satu jam tersebut, mereka keluar dari ruangan dengan muak meyakinkan, udah bisa menebak bahwa mereka di terima di restoran tersebut. zulva pun menghampiri mereka dengan senyum indah. zulva dengan spontannya bertanya kepada mereka
"gimana di terima gak?"
"Alhamdulillah di terima" jawab mereka bersamaan dengan nada gembira, sampe sampe Rama mau menerapkan zulva dengan spontannya yah mungkin karna terlalu seneng, tapi dengan sigap Rizal menahan Rama, Rama pun tersipu malu
"mm maaf va gak undian ko" ucap rama dengan malu malu sampe wajahnya pun merah seperti tomat merah
"ii iya gak apa-apa ko" ucap zulva sama sama malunya
Dan di sini terlihat bahwa Rama emng dari awal mereka ketemu sudah datang, waktu dari bus pun dia duduk di sebelahnya dengan zulva, sedangkan Rizal atau Adi sudah melihat dari awal.
Seiring berjalannya waktu Rama semakin menunjukan perasaannya kepada zulva dengan selalu memperhatikannya selalu siaga ketika zulva membutuhkannya tapi zulva hanya menganggap itu smua hal wajar, namun tak menyurutkan semangat Rama untuk mengejar cintanya kepada zulva segala cara dia lakukan biar dapat memperhatikan dari gadis itu.
"Rizal bisa membantu aku gak" ucap zulva
Namun itu mendengar mata Rama membulat melotot ke arah Rizal, Rizal tau apa maksud si Rama, makanya dia diem ketika zulva meminta tolong sama dia malahan Rama yang datang menolong zulva, zulva pun sampe kebingungan
"biar sama aku aja, mau minta tolong apa" terlihat dari muka Rama begitu senang kalo Deket sama zulva
"aku minta tolong nya sama Rizal, ko kamu yang datangnya?" ucap zulva penuh tanda tanya
"Rizal atau aku sama aja kan" sambil menaikan kedua alisnya yang tebal kaya ulat bulu itu
"yaudah kalo gitu, ayo ikut aku" sambil berjalan menuju gudang belakang Rama yang membuntuti dari belakang senyum senyum gak jelas, otak Rama mulai perkiraan bahkan penilaian hal hal yang terap m***m
"itu tolong ambilin yang di atas" zulva menunjuk ke kardus yang berisi kotak nasi kotak
"emng ini buat apaan sih va" ucap Rama pura pura gak tau, padahal dia sendiri tau, ada pesenann 1000 nasi box
"kan ini buat pesenann siang" bukanya kamu jga tau yah "Tampa melirik Rama yang tadi udah salah tingkah
"oh iya, saya lupa" sambil garuk garuk kepala padalah gak ada yang gatal
"yaudah kedepan biar entar aku yang susun"
merekapun berjalan keluar menuju tempat pengemasan
sambil mengemas pesannan tersebut Rama sengaja duduk Deket zulva, zulva pun merasa risih oleh sifat dan kelakuan Rama hari hari ni sama zulva
"yah begitu lah klo orang lagi jatuh cinta" ucap Rizal sambil melirik jahil ke muka Rama
"emang Rama jatuh cinta sama siapa" ucap zulva dengan polosnya
"sama kamu lah zuulllvvvaaaa masa sama Bu ida" (Bu Ida adalah kepala cabang di tempat mereka kerja) dengan sengaja Rizal menggunakan kata zulvanya begitu jelas, muka zulva pun langsung memerah, jangan di tanya kalo Rama muka merah rasa malu seneng tercarpur smua ke ya sih seneng mungkin kalo gak ada orng mau guling guling loncat loncat.
"udah ah, ayo kerja lagi indah di tunggu ni" dengan nada malu seolah mengalihkan pembicaraan
"ah zulva ni yah, kasian tuh si Rama udah jomblo" jahil Adi sambil lirik Rama
"apaa sih kalian nih yah, bikin aku malu aja" ucap rama sambil nunduk
"hey sahabatku yang jomblo gak ketulungan, bilang aja lah mumpung ada orangnya, di ambil orng tau rasa loh" lagi lagi Rizal bikin muka mereka memerah
"ouh iya bukanya kamu juga jomblo yah va" ucap Risma salah satu temen kerja mereka
,, degg ,,
jantung Rama seakan mau copot mendengar suara dari Risma, namu Rama masih aja diem sampe sampe sering ngelakuin kesalahan karena terlalu groginya yang si ucapkan temen temennya itu
"tuh kan Rama ayo kapan lagi coba tembak aja dia" Rizal mulai emosi karna sifat Rama yang hanya diem saja walupun sudah si kasih dukungan penuh, tak lama pun Adi datang dari belakang karna mendengar sahabatnya itu lagi di cengengin
"kalo kami gak mau biar saya aja Rama" ucap jadi dengan yakinnya walopun hanya becadan tapi membuat respon dari Rama
"enak aja yah kalo ngomong! udah tau saya suka dari awal ketemu di halte !! ehhh (keceplosan)" ucap Rama dengan ketusnya seolah dia lupa orangnya ada di sebelah dia, membuat jantung zulva rasanya berhenti berdetak, bertambah merah seperti tomat merah muka zulva
"tuh zulva gimana di terima gak" lirik jahil Risma
"apaan sih kalian ini yah" ucap sambil malu malu
"Rama yang jantan dong kalo ngomong jangan ngomong kaya tadi lah" ucapan Rizal kali ini membuat Rama bersemangat 45
"ii iya bener zulva aku suka sama kamu" ucap Rama dengannya sampai Risma pun ikut kesal
"hey kalo ngomng liat orangnya jangan liat kebawah, emng ada pa sih di bawah" Risma mulai terpancing emosinya.
"iya nih gak ada romantis romantis nya yah" tambah Rizal sambil menatap Rama dengan seriusnya
"ayo ulang? apa saya yang ngomng" lagi lagi ucapan Adi bikin malu di barengi kesal, seolah olah Adi pengen ngerebut zulva dari sahabatnya itu
kali ini Rama memberanikan diri memegang kedua tangan tangan zulva menatap matanya
"zulva aku suka kamu, mau gak kamu jadi kekasih ku" kali ini begitu begitu dari hati Rama membuat zulva gak bisa bernafas lagi jantungnya pun terasa mau copot
"kamu seriuskan" zulva sedikit ragi karena ini pertama kali ada seorang laki laki mengungkapkan perasaannya, walupun sebenrnya banyak yang suka sama zulva tapi mereka tidak ada yang berani langsung di depannya
"iya aku serius suka sama kamu. aku cinta sama kamu" tegas Rama dengan gagahnya
"iya aku terima kamu" jawaban yang paling sangat merdu sangat indah di telinga Rama, tpi di sadari di depan mata mereka Rizal dan Risma terbawa suasana mereka sampe, pun berpegangan erat seolah mereka gak mau terpisah
"kayanya saya disini hanya jadi obat nyamuk deh" ucap Adi dengan lantangnya membuat Rama rizal Risma dan zulva kebingungan, karena mereka belum menyadari dari tangan Rizal sama Risma saling berpegangan
"maksud kamu apa di" ucap zulva di barengi Rama
"liat aja di depan kalian ada yang lagi berpegangan tangan erat banget lagi, manis sekali nyaaaa" jahil Adi sambil ngelirik Rizal dan Risma, spontan aja tangan mereka langsung di lepas begitu saja
"cie cieee ternyata gak di sangka sangka yah kalian" kali ini giliran Rama dan zulva cengengin mereka
"kalo gitu aku pergi aja deh" Adi langsung pergi lagi ke belakang dia gak mau menggangu ke romantis mereka
"ehh jangan salah paham gtu dong, ini gak yang Kalian kira yah" seolah olah olah membantah apa yang telah terjadi
"lah buktinya tadi apa hayoo" di barengan dengan ketawa jahil zulva dan Rama
"udah ah aku ke belakang aja ngambil barang yang kurang" Risma langsung berdiri lalu pergi ke belakang, Rizal hanya bengong saja
"Rizal kejar sana, jangan biarkan bidadari nya pergi sendirian" ucap Rama si angguki zulva
"ah apa sih ah"
"jangan gitu zal, tadi aja kamu bikin aku malu tujuh turunan" ucapan Rama di ketawain zulva
"mending pergi aja ah gak mau ganggu yang baru aja jadian entar jadi KC lagi" Rizal info pergi lah mereka berdua, dengan saling menatap rada rasa yang gak bisa di ucapin dari dua sejoli ini.