BAGIAN 4 | PEMBUNUHĂN DI HOTEL

1230 Words
Aku kembali ke hotel sudah sangat larut, setelah memarkirkan mobil aku lekas berjalan ke lobby. Beberapa petugas dan orang masih berlalu lalang di sana. Bahkan masih ada beberapa orang yang baru cek-in ke dalam hotel. Sembari menunggu lift, sesekali menatap ponselku. Kartuku sudah ganti lagi, berjaga-jaga jika ada penyadapan yang terjadi. Lift terbuka, bersamaan dengan beberapa lelaki yang baru saja keluar dari sana. Aku sempat melihat lelaki itu beberapa saat, baru memasuki lift dengan beberapa orang yang baru saja cek-in. Lift berhenti di lantai 2 dan aku keluar, dan hendak memasuki kamar. “TOLONG….!” Teriakan itu menghentikan tanganku yang hendak membuka pintu kamar, masih tetap berdiri di depan pintu kamarku. Aku menatap pelayan di seberang kamarku yang berteriak saat membuka kamar itu. Jika tidak salah, kamar itu kosong saat kami cek-in tadi siang. Pintu terbuka, dan aku terkejut saat melihat potongan tangan yang berada di depan pintu hotel. Darah berserakan dimana-mana. Pintu kamarku juga segera terbuka, menampilan Yuwen yang menatapku terkejut dengan tatapan mengantuknya. Sebelah tangannya menggosok-gosok matanya dan mulutnya yang menguap lebar. “Apa yang terjadi?” serunya, aku memberi ruang agar dia bisa melihat apa yang terjadi. Namun begitu melihat apa yang ada di depan sana, Yuwen lekas membuka pintu lebar-lebar dan menatapku. “Kau baru saja tiba, bukan begitu?” Aku mengangguk, lalu menatap pelayan hotel yang semakin datang dengan ramai. Sebagian menyuruh agar penghuni kamar lainnya untuk tidak keluar. Pendatangan baru itu bahkan sudah dipindahkan karena pingsan ketika melihat darah itu. Yuwen lebih dulu mendekati para pekerja hotel itu, awalnya mereka menolak untuk kehadiran kami. Namun Yuwen lebih dulu menunjukkan identitas kami. Sehingga mereka memberikan kami izin untuk masuk. Yuwen masuk lebih dulu dan menghidupkan lampu, salah satu dari pelayan hotel itu berdiri di depan pintu. “Apa kalian yakin kamar ini sebelumnya kosong?” “Benar Tuan, kamar itu benar-benar kosong, tidak ada yang mengambil kamar ini sebelumnya!” “Bisa ambilkan aku memasuki ruangan itu, dan menyentuhnya. Yuwen menatapku, tanganku kembali meraba-raba dinding yang masih menyisakan darah segar itu dengan sarung tangan. Sekelebat bayang-bayang melintas di kepalaku, semuanya kembali berputar. Rasanya kepalaku terasa sakit. “Lio!” Mataku terbuka, lalu menatap Yuwen yang menatapku khawatir. Aku lekas berdiri, lalu menatap isi ruangan ini lagi “Aku tahu siapa pelakunya! Mereka adalah pemuda yang aku temui ketika berada di lift!” bisikku pelan pada Yuwen yang lekas mengangguk. Dia lekas menghampiri petugas keamanan yang baru saja tiba, beberapa dari mereka sudah masuk ke dalam ruangan. Aku menunjukkan kartu identitasku. “Ah, sebuah kehormatan mendapati Anda berada di sini Tuan Emillio. Maaf atas ketidaknyamanannya, aku inspektur kepolisian yang berjaga di sekitar pantai. Jadi, apa yang terjadi dengan tubuh-tubuh ini? Kenapa bisa sampai seperti ini?” “kemarin!” aku membawa sosok itu mendekat ke arah balkon kamar “Korban sepertinya bersembunyi di kamar ini dan masuk lewat dari jendela ini. Dia tidak terlihat CCTV karena tidak ada CCTV yang mengarah kemari, korban memilih tempat yang tepat. Hanya saja, dia tidak memikirkan lawannya. Hal yang sama dilakukan oleh lawan, dia masuk dari jendela ini, aku tidak yakin kapan. Tapi tepatnya sebelum area bawah sana ramai!” seruku, menunjuk lokasi di bawah. “Lalu, saat korban masih bersembunyi di sini, penyeráng itu masuk dan membunuh korban. Darah ini masih belum lama, debu bahkan tidak ada lengket di sini, berarti ini masih kejadian yang baru. Tubuh korban benar-benar hancur, sepertinya pelakunya seorang psikopat atau sejenisnya. Dia benar-benar melukai korban sebelum pergi!” aku menunjuk potongan-potongan tubuh korban yang masih berserak. Beberapa petugas lainnya sedang mengambil data. “Analisis yang bagus, tapi kita butuh menangkap pelakunya. Apa Anda mengetahui sesuatu?” “Aku kembali baru beberapa menit yang lalu, tepat bersamaan dengan tamu yang ingin menempati kamar ini dan seorang pelayan. Tapi sebelumnya, saat menunggu lift di lobby. Aku tidak sengaja berpapasan dengan beberapa lelaki yang menurutku cukup aneh. Di lift juga ada setetes darah yang menempel di besi ketika kami naik tadi. Sepertinya jika mereka melewati lobby, CCTV pasti akan menangkap wajah mereka. Rekanku sedang memeriksa CCTV juga!” “Lio!” Tepat setelah aku usai menjelaskan hal itu, Yuwen dan petugas hotel muncul dengan membawa rekaman CCTV. Mereka memasangnya di dalam laptop, kami semua menatapnya. Terdapat rekaman jelas pemuda yang keluar dari kamar ini, lalu pemuda yang sama saat aku lewati di lobby. Dugaanku 100% benar, sama-sekali tidak melesat. “Tuan, mereka masih tidak jauh!” salah satu petugas yang lekas mencari radar para pelaku itu lekas berteriak. Sepertinya para pelaku itu lengah, titik mereka berhenti di salah satu rumah makan yang masih buka. Jika tidak rumah makan, sepertinya mereka sedang berhenti di club. Inspektur itu menatapku, “Terima kasih atas bantuan Anda tuan, maaf jika membuat waktu kalian jadi terganggu karena insiden ini.” Yuwen mengangguk lebih dulu dan lekas keluar, aku masih berada di dalam ruangan ini. Sekali lagi menatap tubuh yang benar-benar rusak, serta bagian tubuh lain yang terlempar kemana-kemana. Hal itu membuatku sedikit merasa aneh. Ada sesuatu yang tidak beres di sini. “Lio!” Panggilan itu mengalihkanku dan lekas keluar dari dalam ruangan itu, beberapa dari detektif yang pernah bekerja denganku memberikan hormat. Klik—pintu tertutup, Yuwen menatapku dengan raut wajah khawatirnya. “Sepertinya kita tidak bisa berada disini sampai besok, feelingku tidak enak. Tidak seharusnya kita memeriksa korban itu tadi!” “Kenapa? Tenanglah, tidak akan ada yang terjadi!” seruku, sembari membuka kulkas dan mengambil mie instan. Sesekali aku tersenyum, bertemu dengan Terasa memang akan memberikan dampak luar biasa bagiku. Yuwen menatapku, bahkan sudah duduk di depan meja makan. Aku menatapnya dengan kening berkerut. “Apa yang kalian berdua lakukan, hingga kau kembali selarut ini dengan wajah tersenyum? Apa kalian melakukan hal itu?” “Dewasalaah, Yuwen. Kau dan pacarmu juga pernah melakukannya, bukan begitu? Aku hanya senang saja karena dia memberiku apa yang aku rindukan!” Pluk—aku terkejut melihat Yuwen yang memukul lenganku tiba-tiba, senyumannya membuatku ingin sekali memukul wajah itu. “Aku tidak akan menceritakan apa yang otakmu itu butuhkan, berhentilah menjadi menyebalkan dan biarkan aku makan dengan tenang. Aku sangat lapar!” “Kalian melakukannya sampai berapa ronde sampai membuatmu begitu lapar?” Uhuk—uhuk, “Sialan!” seruku, lalu mengambil botol minuman. Yuwen tertawa puas, seolah melupakan apa yang baru saja terjadi. Aku menghela nafas, lalu segera menghabiskan mie ku. Tanganku bergerak dan mengambil laptopku, aku ingin memeriksa identitas sosok korban itu. “Apa kau merasa ada sesuatu yang aneh dengan tubuh itu, Lio? Tubuhnya benar-benar dipisah-pisah, sampai aku tidak mengenali jenis kelamin korban itu tadi. Apa menurutmu, ini kasus yang sama dengan kasus yang sedang kita tangani?” Aku menggeleng, “Tidak, aku tidak mendengarkan namaku disebut dan tidak ada hubungannya dengan nama Toby itu. Aku hanya mendengar teriakan-teriakan aneh, ah, korban itu adalah seorang gadis. Jika tidak salah, nama gadis itu disebutkan Sarah. Aku menemukan datanya!” seruku, menunjukkan layar laptopku. “Dia seorang perawat? Kenapa bisa sampai dia bisa meloncat dari ketinggian itu?” “Ini adalah data yang disediakan internet, dari percakapan mereka. Aku mengetahui bahwa suami wanita itu bergabung dengan komunitas aneh, aku tidak terlalu mendengarnya. Hanya saja, wanita itu mengatakan tidak tahu kemana suaminya pergi dan kabur. Wanita itu memang berada di sini, dia salah satu pengunjung di sini. Hanya saja dia kabur ke kamar lain, berpikir bahwa mereka tidak akan mengetahui jika wanita itu bersembunyi di kamar kosong.” “Itu benar-benar mengerikan!” 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD