Bagian 15 (Fintahan Minthea )

1540 Words

Pintu apartemen terbuka keras. Brak! Minthea menyeret langkahnya masuk dengan napas memburu. Tumit sepatunya menghantam lantai marmer tanpa irama, hanya berisik dan kasar. Begitu pintu tertutup, dia langsung melempar tasnya ke sofa, lalu menendang meja kecil di depan TV sampai gelas di atasnya jatuh dan pecah berantakan. “Kenapa harus aku yang disingkirkan, hah?!” teriaknya sambil membanting remote ke lantai. Suaranya memantul ke dinding, menggema di seluruh ruangan. Dia menggenggam rambutnya sendiri, menunduk, gemetar. Napasnya tersengal, bukan karena lelah, tapi karena amarah yang sudah numpuk bertahun-tahun. “Hidupku dulu gak kayak gini,” katanya dengan suara bergetar, “aku dan Alven dulu bahagia. Aku yang nemenin dia dari nol, aku yang dukung waktu dia bangun perusahaan itu. Tapi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD