Bagian 39

1288 Words

Rumah terasa lebih hangat dari biasanya ketika mereka masuk. Lampu ruang tamu menyala lembut, aroma harum diffuser lavender menyambut, dan keheningan yang nyaman langsung memeluk keduanya. Nadira melepas heels perlahan, mengembuskan napas panjang. Kakinya pegal, tapi hatinya masih hangat sisa perhatian Alven sepanjang hari. “Capek?” suara Alven muncul dari belakang sambil menutup pintu. “Lumayan,” jawab Nadira sambil membungkuk sedikit merilekskan kaki. Tiba-tiba dua tangan besar mendarat di pundaknya, menekan perlahan, lembut tapi mantap. Nadira tersentak kecil. “Alven…” “Diam.” Alven memijat perlahan. “Kamu tegang banget, Ra.” “Tadi hari yang panjang…” “Aku tau.” Jemarinya turun ke bagian punggung atas. “Kamu hebat hari ini.” Nadira menghela napas pelan. “Aku cuma kerja seperti b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD