Bagian 32

1021 Words

Mansion terasa jauh lebih sunyi dari biasanya ketika Alven dan Nadira masuk. Lampu-lampu temaram di ruang tengah memberikan warna hangat yang lembut, membuat suasana malam itu terasa seperti pelukan yang menenangkan setelah badai panjang. Nadira menggeliat kecil, melepaskan heelsnya dengan helaan napas lega. Sementara Alven meletakkan kunci mobil dan ponselnya di atas meja marmer. Wajahnya terlihat sedikit lebih rileks, tapi sorot matanya masih menyimpan sisa tekanan hari itu. “Kamu capek banget, ya?” Nadira berjalan mendekat, jemarinya menyentuh ringan lengan Alven. Alven mengangguk. “Lumayan… tapi lebih tenang setelah lihat Papa membaik.” “Syukurlah…” Nadira tersenyum kecil. Alven menatapnya lama, seperti baru sadar Nadira sudah mendampinginya sepanjang hari tanpa satu pun keluhan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD