Who is she?

2256 Words
WILLY POV "Ry, aku bisa ngomong berdua aja sama Meggy? Please...." Aku memohon pengertian Ryan. Meggy masih saja mematung tak bersuara. "NO.!! Big NO!!!" Bantah Ryan menolak permohonanku. "Please Ry...." Pintaku tetap memohon pada Ryan. "Okay... kita tanya langsung saja apakah Meggy ingin ku tinggalkan disini atau ingin kuantar pulang? Gimana Meg? Kau ingin berdua dengan Willy atau pulang bersamaku?" Tanya Ryan pada Meggy. "Ry, antar aku pulang sekarang." jawab Meggy lemah sambil berdiri dari sofa. "TUNGGU.!!! Meg, please dengar penjelasan ku!" tahanku saat Meggy hendak melangkah menuju pintu keluar. Dia hanya berhenti sesaat lalu tetap melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar tanpa menoleh ke arahku ataupun Ryan. " See.....! She'll go home with me! okay! you're son of bitch.!!! I HATE YOU!!! kau tahu Will?! Betapa bahagianya Meggy saat aku antar kemari, bahkan sedetik sebelum dia melihat bejatnya kelakuanmu, dia masih tersenyum bahagia ingin bertemu denganmu. Tapi sekarang dia kembali seperti mayat hidup karena ulahmu!" Penjelasan Ryan semakin membuatku tersiksa. BLAM!!! pintu dibanting dengan keras oleh Ryan. "AAARGH.....!!!!" aku berteriak sekeras mungkin. Andai saja infus ini tak berada di tanganku sudah pasti ku kejar Meggy dan tak akan kulepas lagi. "Bodohnya aku! Kenapa Rose harus selalu menghalangi aku dan Meggy?!!!" Ucapku menyalahkan segala kejadian tadi. Flashback ON "Hai Willy honey....." Suara manja Rose tiba-tiba memenuhi ruangan kamar perawatanku tanpa ketukan pintu. Mom and Dad sedang pergi ke kantor untuk mengurus bisnis mereka, tinggallah disini aku sendiri. Sebenarnya Meggy lah yang aku harapkan kedatangannya, tapi kenapa malah justru Rose yang datang. "Huft....! shit...! untuk apa kau kesini Rose?!" tanyaku kesal menyambut Rose dengan malas. "Oh honey.... I Miss you, Will...."suara manja Rose sambil mendekat dan mencium pipiku, semakin membuatku serasa ingin muntah. "Rose..... please.... aku nggak ingin orang-orang salah paham dengan semua ucapan dan tingkahmu!" keluhku kesal. "Willy..... I miss you, I miss your lips, I miss your touch, I miss your kiss on my body... I really need them, Willy" rayu Rose sambil memposisikan tubuhnya naik ke tempat tidur disamping aku. "Oh no Rose...! what are you doing?! Sempit Rose! nggak muat untuk kita berdua! aaach...!! minggir Rose! aku ingin duduk!" tolak ku pada sikap Rose. Rose turun dari tempat tidurku dan membantuku duduk, mengatur tempat tidurku pada posisi setengah duduk. Tapi dia menolak untuk sedikit menjauh dariku dan justru duduk di tempat tidurku lagi. "s**t!!! what are you doing Rose?!!" Teriakku karena Rose sengaja membuka 2 kancing kemejanya yang atas dan menyembulkan gundukan kenyal yang setengah tertutup bra merah. "Do you like them, honey?" tanya Rose sambil tersenyum lebar seraya menyodorkan gundukan itu mendekat ke arahku. "Rose! ini rumah sakit! dan asal kau tau aja ya, aku ini masih sekarat sakit parah ngerti?!" Marahku semakin memuncak pada Rose tapi dia malah tertawa keras menganggap ku bercanda tentang sakit parah. "Ach! auw....! ach! Rose!!!" teriakku karena Tanganku yang di infus nyeri karena tanpa sadar aku tarik untuk menyingkirkan Rose menjauh dariku. Rose tak peduli justru semakin melingkarkan tangannya ke leherku dan menekan tengkukku berusaha meruntuhkan penolakan ku. "Ach! auw Rose!! "keluhku lagi dengan tanganku yang terus memegangi kedua lengan rose berusaha menjauhkan dari tubuhku... Ceklek... Pintu kamarku terbuka. "WO....!! WO....! WoooW.....!!!" Teriakan Ryan akhirnya membuat Rose melepaskan diri dariku. "s**t!!!" Umpatku saat menoleh ke arah Ryan. Bukan karena merasa terganggu dengan kedatangan Ryan, aku bersyukur Ryan datang karena itu membuat Rose berhenti. Tapi.... umpatanku karena ada Meggy berdiri disitu juga, di depan Ryan. Flashback OFF ****** RYAN POV "MEGGY...! TUNGGU...!!! teriakku mengejar Meggy yang terus berlari di lorong rumah sakit, dan akhirnya berhenti di lobby depan. "Hhhhhh.... hhuuuhhhh... Meg, hhhhh..... hhhhh..... kau mau kemana? hhhhhh..... hhhuuuhhh...." Tanyaku dengan nafas terengah-engah karena lari mengejar Meggy. "Aku akan antar dan nemenin kamu kemanapun kamu mau melarikan diri Meg. Aku tau kamu saat ini sedang galau, jadi jangan tolak tawaranku Meg. Aku janji bakal diem gak akan bawel selama nemenin kamu. ok. Sekarang kamu mau kemana?" Lanjutku lagi dengan mengatur napasku. Aku sayang Meggy, bahkan mungkin aku mencintai Meggy, tapi ku sembunyikan semua itu saat kutahu bahwa dia mencintai Willy. Aku menahan rasaku tetap di hati ini dan berjanji akan selalu menemani dan menjaga Meggy, Karena aku tahu suatu saat Meggy pasti terluka oleh Willy, playboy gila yang punya nafsu gila juga pada wanita manapun. Meggy masih saja terdiam seperti mayat hidup, entah apa yang ada di pikiran Meggy saat ini. "Meggy, kalau kamu juga bingung mau kemana, ayo ikut aku aja, aku akan bawa kamu ke tempat yang gak akan pernah kamu sangka selama ini. Tempat itu indah dan tepat untuk gadis yang galau." kataku lagi sambil menarik tangan Meggy. Meggy menurut saja, mengikuti langkahku ke mobil. Benar-benar dia kembali seperti mayat hidup. Aku akhirnya membawa Meggy ke hutan pinggir kota yang teduh dan sejuk, juga indah pemandangannya, sangat cocok untuk menenangkan pikiran yang sedang kalut. "Ry, tempat apa ini? Kamu bawa aku kemana Ray? Dimana kita Ray?" Tanya Meggy saat tersadar bahwa kita berdua sudah sampai di suatu tempat. **** MEGGY POV "Ry, tempat apa ini? Kamu bawa aku kemana Ry? Dimana kita Ry?" Tanyaku saat tersadar bahwa kita berdua sudah sampai di suatu tempat. Seperti hutan... tunggu dulu....kenapa Ryan membawaku ke hutan? Tempat apa ini? Aku tertidur diperjalanan tadi yang entah berapa jam kulewati, dan terbangun entah berada dimana. "Whoeiii.... sudah balik ke realita, girl?" Tanya Ryan yang duduk di sampingku tepatnya di kursi setir. "Kamu nggak tahu kita dimana? Apa kamu lupa kalau kita sudah berada di hutan ini selama 2 hari? apa kamu lupa sudah tidur di dalam mobil ini?! ouw jangan bilang kalo kamu juga nggak inget apa yang kita lakukan semalam.., ouw you hurt me girl..." Lanjut Ryan dengan ekspresi serius terluka kecewa. Aku langsung terkejut mendengar ucapan Ryan, aku merasa hanya tidur sebentar, kenapa jadi dua hari dan apa itu maksud semalam??? "Tunggu, tunggu...., Ry.... apa yang kamu bilang tadi?! Kita sudah 2 hari dari kejadian di rumah sakit itu?! Dan...... Emangnya kita melakukan apa?! semalam?! Apa maksudmu?!" Tanyaku bingung dan takut. Karena jujur aku sungguh hanya merasa tertidur beberapa saat saja, tapi kenapa Ryan mengatakan 2 hari sudah berlalu???? "Ry.... please tell me the truth!!!" Paksaku mendesak Ryan dengan mengguncang lengannya. "Wakakkakakkakakka" Tawa Ryan pecah seketika, membuatku semakin ketakutan melihat kegilaan Ryan yang terus tertawa tanpa berkata apapun. "Oh Tuhan... please jangan permainkan aku..." doaku dalam batin. " Whoeiii... my girl, kamu beneran nggak inget apapun?! Coba kamu cerita ke aku apa aja yang kamu inget?" tanya Ryan dan akupun semakin takut. "Aku terluka, kecewa karena melihat kak Willy dan kak Rose. Kamu juga lihat mereka kan??? lalu aku lari keluar dari rumah sakit, nggak tau harus gimana dan mau kemana, lalu kamu janji bawa aku ke tempat yang cocok buat orang galau, dan aku nurut aja, dan..... disini aku terbangun." jelasku masih dengan rasa takut. "Wakakkakakkakakk" Ryan masih saja terus tertawa. "Ry, please tell me.... please...." Aku memohon pada Ryan. "Sorry girl, aku udah ngecewain kamu." ucap Ryan. "Kamu ngecewain aku?! KAMU GILA YA RY..!!!! TELL ME THE TRUTH!!! NOW!!!" teriakku membentak Ryan. Semuanya semakin membuatku takut. "Meggy, sorry aku udah ngecewain kamu... karena.... aku nggak bawa kamu ke tempat untuk menghilangkan galau, sorry kalo aku udah......" Lagi-lagi kalimat Ryan menggantung. "Udah apa Ry?"tanyaku lagi semakin tak karuan. "Udah.... bawa kamu ke.... taman safari.... wakakkakakakkakak...." penjelasan Ryan membuatku menganga dan sekaligus lega tapi bingung bercampur kesal. Langsung aku lihat kanan kiri ku dan menyadari bahwa aku ada di Taman Safari Indonesia, dan hutan ini yang hanya sempat aku lihat sesaat adalah tempat dimana harimau tinggal. "gila kamu!!!" Seruku pada Ryan sambil memukul lengannya. "Hei girl, kamu pikir aku bakal ngapain kamu? Mobil aku mogok disini 15menit sebelum kamu bangun. Kamu enak aja tidur! aku harus tahan nafas tiap kali harimau itu datang kemari, jadi iseng aja aku ngerjain kamu."jelas Ryan sambil terus tertawa, membuatku tersenyum. Tuk.... tuk... tuk... Kaca mobil diketuk oleh penjaga taman safari ini, dan meminta Ryan untuk terus mengendalikan setirnya, karena mobilnya sudah siap ditarik oleh mobil penjaga. "Dasar gila kamu! Masih sempet aja ngerjain aku yang lagi galau ini!" umpatku kesal pada Ryan, namun juga tersenyum. "Sorry girl, aku nggak tahu mau bawa kemana gadis yang galau ini, ke taman nggak mungkin ntar kamu tambah mewek kan malu dilihat orang, bawa ke rumah kamu juga nggak mungkin karena yang ada kamu bakal mengunci diri di kamar lagi kaya mayat hidup, mau bawa kamu ke hotel..... eh aku takut terangsang terus perkosa kamu, kan hidup aku jadi tambah rumit. Hehhehee.... Ya ke taman safari aja deh karena disini gak ada yang bikin kamu inget sama si b******k itu! dan aku juga aman dari dosa..." Jelas Ryan panjang lebar sambil terkekeh, membuatku lega. "Thanks ya Ry, aku bersyukur Tuhan kirim kamu saat aku terpuruk... sorry ya aku nyusahin kamu terus..." Ucapku tersenyum tulus sambil kupegang tangan nya, Ryan hanya mengangguk tersenyum. "Oke pak, terima kasih banyak ya" ucap Ryan saat mobil kita sudah berhasil sampai di tempat parkir yang aman dan jauh dari semua makhluk buas tadi. "Shit...! bapak tadi sudah merusak moment romantis kita, padahal tinggal sejengkal lagi tuh tadi kita bakal ciuman mesra di mobil ini..." Ucap Ryan gila, membuatku langsung memukul lengan nya. "Ciuman.. moment romantis... gila kamu!!! Udah buruan benerin nih mobil! kalau nggak buru-buru, kita bisa nginep nih disini bareng macan!" sahutku sewot pada Ryan. Aku pun bisa tersenyum lagi. "Thanks ya udah mau tersenyum lagi di depan aku." kata Ryan lembut sambil pegang tanganku. "Aku juga thanks a lot ya, jadi bisa lupa sejenak, nggak galau lagi." ucapku sama lembutnya dengan Ryan. Hmmmmm..... udara disini sejuk banget, adem buat pikiran dan hatiku yang tadi panas karena kak Willy. Sementara Ryan mencoba memperbaiki mobilnya, aku menikmati kesejukan dan tempat area pertunjukan ini. "Okay girl... sudah beres nih mobil. Makan dulu yuk! aku laper banget nih..... udah sore juga." ajak Ryan setelah selesai memperbaiki mobilnya. "Jago juga ya kamu benerin mobil, ayo! makan di dalam sini aja sekalian ya. Terus jalan-jalan lihat show binatang sebentar, nanti kita baru pulang, gimana?" Usulku pun mendapat anggukan dari Ryan. **** WILLY POV "Aaaaachhhh...!!!!" Kugigit bantalku untuk menahan rasa sakit yang menusuk di tubuhku ini. Kemoterapi tahap 1 akhirnya aku lalui, entah apa berguna untuk kesembuhanku atau tidak, kulakukan karena mom and dad memohon dan memaksaku. Aku sudah tak ingin melakukan terapi ataupun pengobatan apapun, hidupku sudah selesai saat Meggy keluar dari ruang perawatanku 2 minggu yang lalu karena ulah Rose. Sejak itu hanya tante Mina dan Robin yang datang menjengukku dan itu semakin membuatku sekarat, tak ada lagi nafsu makan, nyeri di seluruh tulangku semakin kuat menyengat dan bagian dalam perutku semakin perih. Tak ada lagi alasanku untuk hidup, karena aku sudah menyadari Meggy lah kekuatan dan semangat hidupku. First kiss dan second kissnya yang dia berikan saat itu telah membuatku semangat untuk sembuh. Kini aku tak bisa berharap apapun, sekarat biarlah saja. Que sera-sera.... Ku tutup mataku berharap tak perlu membuka mata lagi sampai kapanpun. "Will, bangun bro.... ada hal penting yang harus kamu dengerin, ini tentang Meggy, kamu harus bangun sekarang tak perlu pura-pura mati kamu!" Suara Ryan memaksaku membuka mata, apalagi dia menyebut nama Meggy. "Ry... ada apa? Pelankan suaramu ini rumah sakit." Sahutku lemah pada Ryan. "Kamu tau kan aku baru aja selesai kemoterapi, lembut sedikit bisa nggak?" Lanjutku lagi. "Ich...! apaan sih kamu?! Aku juga cowok tahu! masa disuruh lembut sama kamu!" protes Ryan. "Udah buruan ngomong, tadi katanya ada hal penting, apa?!" tanyaku lagi. "Oh iya jadi lupa, Meggy titip salam buat kamu, salam kangen katanya." ucap Ryan. "Serius?!!!" Seruku kaget tak percaya apa yang dikatakan Ryan barusan. Ryan hanya mengangguk. "Nggak mungkin bro, Meggy pasti sudah benci banget sama aku, mana mungkin dia bisa kangen sama aku?" Lanjutku lagi masih tak percaya perkataan Ryan. "Hahhahahaaaa " mendadak tawa Ryan keras sekali, membuatku semakin tak percaya pada ucapannya. "Will, kamu sayang Meggy?" Tanya Ryan. Aku hanya mengangguk. "Kamu cinta sama Meggy?"tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. "Kamu pengen lihat Meggy bahagia?!"tanya Ryan lagi dan sekali lagi aku hanya mengangguk. "Kamu bisa bikin Meggy bahagia?!" Tanya Ryan lagi, tapi kali ini aku tak mampu menjawabnya. Aku ragu dengan diriku sendiri, aku sadar betul bahwa penyakit ini tak akan pernah bisa membuat Meggy bahagia. "Will, answer me..!" tanya Ryan mengharap jawabanku. "Aku harap cuma aku yang bisa bikin Meggy bahagia, tapi....... penyakitku ini Ry..., semakin membuat aku sekarat, aku nggak mau Meggy menderita melihat aku sekarat." keluhku pada Ryan. "Aku nggak menderita dengan kondisi kesehatan kak Willy kok..." Suara itu tiba-tiba sudah ada diantara aku dan Ryan. Aku menoleh ke arah suara itu. "Meggy???" Panggilku melihat pada si empunya suara. "Nah kalian selesaikan sendiri ya selanjutnya, aku laper mau makan. Inget ya ini rumah sakit bro..., dilarang m***m!" pamit Ryan yang langsung keluar dari kamar perawatanku. "Meg... sorry... hari itu sebenarnya..." kalimatku tiba-tiba tak sanggup kulanjutkan lagi, karena tangan Meggy sudah menutup mulutku. "Aku nggak mau bahas itu lagi kak, seperti apapun hal yang terjadi sebenarnya, aku nggak peduli lagi." ucap Meggy tersenyum menghangatkan hatiku. "Dasar! stupid girl! kenapa sih kamu mesti jatuh cinta sama cowok b******k ini?! Kamu kan banyak yang suka, kenapa mesti aku sih?! Kamu nggak takut disakitin lagi?!" Kataku sambil membelai lembut tangannya. "Nggak ngerti kak, padahal aku ini smart girl lho selama ini di bidang akademik." Jawab Meggy sambil tersenyum. Senyuman yang membuatku semangat hidup lagi. "I Miss you so much." kataku sambil mengecup tangannya. "I miss you too kak." sahutnya lembut, tersenyum. Itulah yang terpenting bagiku mulai saat ini, senyuman Meggy. ****************** Tap Love and comment ya Terima kasih. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD