“Vin,” panggil Ronald tanpa tedeng aling- aling. Vinny yang tengah asyik melamun, sontak terkejut. “Ron?” sahut Vinny tanpa sempat mencerocos marah seperti biasa, saking terkejutnya. Ronald menatap gadis itu lurus- lurus. “Gue mau ngomong serius sama lo.” Vinny tidak menjawab, namun hanya menaikkan alisnya sedikit. Ia sepertinya sengaja menahan kata- katanya karena pesanannya hampir selesai. Sebab beberapa saat kemudian, abang penjual seblak menginterupsi, “Ini, Neng, seblaknya,” seraya menyodorkan sekotak seblak dalam kantong plastik. Vinny mengangguk lalu membayar seblak, ditonton Ronald yang masih menatapnya serius. Gadis itu lalu menoleh dan mengedikkan kepala. “Yuk, di sana aja.” *** Vinny membawa Ronald ke tempat tongkrongan ia biasa makan kwetiau. “Duduk,” kata Vinny seolah –

