PART 1

1348 Words
Jati diri. Apa yang kamu pikirkan tentang jati diri? Oh, aku lupa. Sebelum itu, alangkah lebih baik jika aku memperkenalkan diri tokoh dalam cerita ini lebih dulu. Perkenalkan namanya Lara Aresti. Semua orang memanggilnya dengan nama Lara. Apakah kalian suka dengan namanya? Nama itu adalah pemberian orang tua gadis ini. Lara, dalam Bahasa Indonesia identik dengan sesuatu yang menyakitkan. Pada dasarnya, setiap nama itu adalah rahmat dari Tuhan. Dan aku berharap kisah hidup gadis ini tidak semenyedihkan namanya. Tentunya hidup tenang dan bahagia selalu diinginkan orang banyak, termasuk gadis bernama Lara ini. Dan jangan lupakan bagaimana gadis ini terus berjuang untuk mengungkap jati dirinya. Saat ini gadis itu berusia tepat dua puluh tahun, di mana umurnya sudah tidak remaja lagi. Rambut berwarna sedikit kecokelatan dan juga memiliki iris mata yang cokelat, tingginya hanya 150 sentimeter, cukup pendek untuk ukuran orang yang pernah tinggal di Australia dan bentuk wajahnya bulat dengan bagian pipi yang sedikit mengembang. Dulu, saat masih berumur lima belas tahun, gadis ini pernah membujuk sang mama dan papa untuk melakukan operasi plastik. Ya, dia tergiur melakukan itu karena sering melihat drama korea dan girl group dari negeri ginseng itu. Terutama dia tidak ingin terus mendengar ejekan teman-temannya. Namun, kedua orang tuanya menolak dengan alasan ada banyak risiko yang diambil jika melakukan operasi plastik. Mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan menurutku adalah hal yang baik. Aku harap kalian juga sama sepemikiran denganku ^^ Di dalam kisah ini, kita akan dibuat mengerti bahwa pencarian jati diri itu tidaklah mudah. Akan ada banyak hal yang berada di depan mata, yang bisa membutakan diri kita. Tentu saja kita semua berharap dalam pencarian jati diri itu kita akan mendapati hasil yang memuaskan. “Mbak, sudah sampai,” sahut supir taksi yang sedang mengantar gadis itu. Sepertinya dia terlalu fokus dengan ponsel miliknya yang menampilkan berita mengenai salah satu artis muda. Tidak ingin membuat si supir kesal, dia pun bergegas untuk turun. Membayar? Tentu saja sudah dilakukannya. Saat ini teknologi semakin berkembang. Untuk bepergian saja kita hanya perlu menggunakan jasa online, dan dengan segera mobil atau motor akan datang menjemput dan mengantar ke tempat tujuan. Tentunya pilihan pembayarannya pun cukup mudah. Bisa menggunakan dompet digital ataupun membayar secara langsung. Lara sendiri lebih suka menggunakan dompet digital. Tentunya dompet itu akan selalu penuh, mengingat Reza tidak pernah absen untuk mengecek gadis ini. Reza? Dia adalah orang yang paling berpengaruh dalam hidup gadis ini. Lara dulunya tinggal di Australia, negara yang terkenal dengan hewan kanguru. Dan dia pun terkadang melihat hewan-hewan itu di kebun binatang. Lara tinggal di sana bersama keluarganya, namun sekarang dia menetap di Indonesia. Lebih tepatnya sejak tiga tahun lalu ketika dia dan Reza resmi bertunangan. Ya, pemuda bernama Reza itu adalah tunangan dari gadis ini. Mereka sudah mengenal sejak kecil, dan setelah tunangan, mereka memutuskan untuk hidup bersama. Itu juga keputusan yang diambil oleh orang tua Reza agar pemuda itu memperhatikan gadis ini, mengingat kedua orang tuanya telah tiada. Keluarga lain? Tentunya ada, dan mereka semua tinggal di negeri kanguru itu. Namun, setelah kepergian mama dan papa, Lara sudah tidak memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, terutama sang kakek yang selalu membuat gadis ini merasa terkucilkan jika berkumpul. Meskipun kakek tidak menyukai keberadaannya sejak dulu, namun Lara tidak pernah membenci pria paruh baya itu. Bahkan dia juga cukup sering mengirimi pria paruh baya itu email meskipun tidak ada balasan satu pun dari beliau. Es krim di dalam kulkas mengalihkan perhatian gadis ini. Tidak, dia ke sini untuk membeli kebutuhan pribadi perempuan, dan tentunya dia hanya membutuhkan itu, tidak untuk es krim karena saat ini dia sedang flu, jadi Reza melarang untuk memakan es krim sementara waktu. Lara berjalan menuju ke rak bulanan perempuan, dan segera mengambil yang ukuran besar. Biasanya Reza sudah menyediakan untuknya, namun karena sibuk dengan pekerjaan, sepertinya pemuda itu lupa. Dan gadis ini selalu paham dengan kesibukan tunangannya itu. Sepertinya beberapa camilan tidak masalah. Reza hanya melarangnya untuk tidak memakan es krim, tetapi dia tidak melarang untuk membeli camilan. Lara pun bergegas mengambil snack kentang yang sangat disukainya. Minimarket ini tidak begitu ramai. Hanya ada dua atau tiga orang yang membeli. Meskipun begitu, gadis ini juga tetap harus mengantri di kasir dengan sesekali mengingat barang apa saja yang belum dia beli. Artis muda Reza Okta kini sedang banyak digemari anak muda. Survei menyatakan bahwa hampir seluruh siswa di Jakarta memilih pemuda ini untuk menjadi pemeran utama dalam film layar lebar yang sebentar lagi akan di sutradari Handoko. Perlu diketahui jika Handoko ini banyak menyutradarai berbagai film yang bergenre percintaan khususnya persoalan anak muda. Jika demikian, bukan tidak mungkin Reza Okta akan menjadi bintang baru bagi anak muda di seluruh Indonesia. “Dia memang berbakat,” ucap sang kasir membuat Lara mengalihkan perhatiannya kepada benda besar persegi panjang yang digantung di sana. Dengan tangan yang bekerja men-scan belanjaan Lara, kasir itu nampak menyimak ucapan reporter yang ada di TV. Minimarket ini memang disediakan TV besar, tentunya dia pun tadi mendengar berita mengenai tunangannya itu. Reza Okta yang diberitakan di TV adalah tunangan dari gadis ini. Teman masa kecil, dan mungkin dia juga akan menjadi teman hidupnya nanti. Reza memang adalah salah satu artis muda yang saat ini sedang naik daun. Bahkan pekerjaannya pun banyak hingga dia jarang pulang ke rumah. Meskipun begitu, pemuda itu tidak pernah lupa untuk mengabari Lara melalui panggilan telepon ataupun pesan singkat. “Totalnya Rp 123.000, Mbak,” ucap sang kasir, dan gadis ini pun langsung menyerahkan uang lembar seratusan dan lima puluhan ribu. Setelah selesai membayar, Lara bergegas keluar. Terik matahari sepertinya pertanda bahwa hari ini langit akan terus cerah. Karena hari cerah, maka semangat gadis ini akan cerah juga. Pada dasarnya Lara ingin sekali makan es krim, tetapi sepertinya itu tidak mungkin. Suara ponsel milik gadis itu terdengar. Dengan segera dia pun mengecek panggilan telepon dari Reza. Ya, baru saja dia memikirkan pemuda itu dan dia menghubunginya lebih dulu. Dengan cepat Lara menggeser tombol hijau yang muncul di layar. “Hallo, Lara.” Suara Reza lebih dulu menyapa gadis ini. Sepertinya pemuda itu masih berada di lokasi syuting karena Lara mendengar suara yang sedikit bising di seberang sana. “Hallo, Reza,” jawabnya kemudian dengan suara yang seceria mungkin. “Kamu ada di mana? Kata Bibi, kamu tidak ada di rumah.” Seperti biasa, pemuda itu akan terdengar khawatir ketika mengetahui Lara tidak berada di rumah. Dia memang tadi tidak berpamitan ke bibi karena wanita itu sepertinya sedang keluar belanja kebutuhan dapur. Bibi adalah asisten rumah tangga yang sudah lama sekali bekerja dengan keluarga Reza. Dulunya wanita itu ikut bersama orang tua Reza, namun karena pemuda itu tinggal bersama Lara, maka bibi diminta untuk mengurus kebutuhan dua orang ini. “Aku sedang di minimarket barusan. Ini mau pulang ke rumah,” jelas Lara kemudian yang kemudian terdengar helaan napas pemuda itu di seberang sana. Gadis ini pun tersenyum senang karena Reza selalu khawatir kepadanya. Bahkan dia sudah memperingati pemuda itu untuk tidak terlalu bersikap berlebihan karena pada dasarnya dia akan baik-baik saja. “Syukurlah. Cepat pulang. Hubungi Pak Joko kalau mau pulang.” Nada perintah selalu dia keluarkan. Pak Joko adalah supir yang Reza siapkan di rumah. Biasanya Lara akan diantar beliau jika akan bepergian, namun karena tadi Pak Joko tidak ada mengingat Lara menyuruhnya mengantar bibi ke pasar, maka gadis ini pun memesan taksi online untuk ke minimarket. Reza melarangnya naik ojek karena dia tahu bahwa gadis ini tidak memiliki celana. Ya, dari dulu Lara sangat menyukai dress, dan semua baju yang ada di lemarinya pun adalah dress. Jadi, untuk itulah Reza melarang keras untuk menggunakan ojek. Setelah mendengar nada perintahnya itu, panggilan telepon pun diputus sepihak olehnya dan Lara segera menghubungi Pak Joko. Kursi di depan minimarket menjadi pilihan gadis ini sebagai tempat menunggu supirnya. Namun, ada yang hal yang menarik di jalanan seberang minimarket. Perhatian gadis ini teralihkan dengan wujud keluarga harmonis. Seorang pria dan wanita nampak bahagia menggandeng kedua anak kembar mereka. Sudah lama sekali Lara tidak melihat pemandangan seperti ini. Rasa-rasanya dia mengingat saat kecil dulu seringkali melakukan kegiatan kecil bersama mama dan papa. Sepertinya dia merindukan mereka lagi hari ini. Bagaimana? Cerita ini akan update sebulan penuh di bulan September 2020 ini setiap hari. Semoga kalian suka ya ^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD