Trauma

1304 Words
"Bos menurut supir yang membawa mobil box, orang yang merampok mereka salah satunya wanita dengan tato di tangannya" "Tato, tato apa?" "Maaf sebelum menyelesaikan ucapannya supir tersebut meninggal" "Shitt! cari tau siapa wanita itu?" "Baik bos!" *** Pengunjung pagi ini sangat ramai hingga membuat Key, Altan dan Baraq kewalahan. Baraq yang bertugas untuk memasak terus mengeluh karena banyak pesanan. "Kau harusnya menambah karyawan lagi, kalau begini terus aku bisa tua sebelum waktunya," keluhnya. "Bersabarlah sebentar lagi bantuan itu akan datang," ucap Key sambil mengambil makanan yang telah di buat oleh Baraq. Tak lama seorang wanita datang memakai pakaian seksi serta rambut panjang yang di gerai sukses membuat para pengunjung pria menatapnya. "Hm, apa di sini jual sapi panggang?" ucap wanita tersebut sambil menatap Key yang tengah meracik minuman. "Woa Alexa, kapan kau datang" Key memeluk Alexa dengan gemes. "Permisi nona, pesanan saya belum juga datang" ucap salah satu penggunjung. "Owh, iya tunggu sebentar. Lexa tolong antarkan minuman ini ke mejanya." "Ck, aku datang bukan untuk bekerja," kesal Alexa. Sisa satu pengunjung lagi yang tengah meminum kopi, Kenan langsung menutup pintu cafe dan ikut bergabung dengan Key, Alexa dan Baraq. "Dia semakin liar sekarang," ucap Baraq saat menatap Alexa. Pletak, " awh!" "Jaga ucapan mu," kesal Alexa. "Kau mentato tanganmu?" tanya Kenan. "Ehmm cantik kan, kau pasti mulai tergoda dengan ku!" goda Alexa. "Ku dengar kau akan menikah dengan bos mafia paling kejam di Asia." "Apa Demian memberi tau mu! berhentilah jadi kacung uncle ku dia hanya memanfaatkan mu saja." Altan merupakan pebisnis bertangan dingin, banyak perusahaan lain yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya. Wajah Altan juga sering muncul di acara televisi dan majalah serta menjadi incaran para wanita. Kabar pernikahan Key dan Altan santer di beritakan, bahkan beberapa media online memonopoli berita yang menyudutkan Key. Tak hanya itu, Key juga di juluki sebagai cinderella dunia nyata, karena yang mereka tau Key hanya karyawan di sebuah cafe. *** Key merebahkan tubuhnya di atas ranjang, melepas penat setelah seharian bekerja. Tak lama terdengar seseorang masuk ke dalam apartemennya. Key bersiaga mengambil botol wine bersiap melumpuhkan si penyusup. "Keluarlah Alkeyadra, aku tau kau ada di dalam kamar." "Ck!" Key hanya diam tak menjawab ucapan seorang pria yang ia ketahui adalah Altan. "Apa aku harus masuk ke dalam dan menyeret mu keluar." Dengan kesal Key keluar dari kamarnya, ia melihat Altan dan seorang pria tengah duduk di sofa miliknya. "Hai honey, apa kau tidak merindukan aku," ucap Altan sambil menyeringai. "Apa wanita ini yang akan kau nikahi." Jonathan berjalan ke arah Key lalu melanjutkan ucapannya. "Yang benar saja Altan kenapa selera mu jadi rendah begini. Oh ya perkenalkan nama ku Jonathan, sahabat calon suami mu." Key memiringkan kepalanya saat Jonathan menghalangi pandangannya melihat Altan, "Kau cepat keluar dari rumah ku, dan kau tuan Jonathan tolong periksakan otak sahabatmu itu sepertinya ada masalah di otaknya karena ingin menikah dengan wanita seperti ku" "Bhahaha," Jonathan tertawa sambil bertepuk tangan, wah pantas saja Altan tergila-gila pada mu. Kau benar-benar menarik." Kay masuk ke kamarnya mengambil tas serta ponselnya yang tergeletak di atas ranjang. Ia pun kembali keluar dari kamarnya melewati Altan dan Jonathan yang masih duduk di sofa. "Kau mau kemana." Langkah Key terhenti namun ia kembali berjalan keluar dari apartemennya. Saat pintu di buka beberapa pengawal Altan sudah menunggunya. "Bawa dia," ucap Altan dari belakang Key. Dua pengawal mencekal tangan Key, "Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri." Para pengawal itu melepaskan tangan Key setelah Altan mengibaskan tangannya. Altan berjalan mendekati Key dan menggandeng tangannya. "Lepaskan tanganku!" "Aku tidak akan melepaskannya, kita harus menghadiri pesta ulang tahun pernikahan rekan ku dan kau harus menemani ku." Sepanjang perjalanan Key hanya diam, Altan pun mencoba mencairkan suasana dengan mengajak Key berbincang. "Kau ingin pernikahan seperti apa?" "Aku tidak akan menikah," ucap Key yang masih memalingkan wajahnya dari Altan. "Kita akan menikah 2 hari lagi." "Kau yang akan menikah bukan aku." Rahang Altan mengeras mendengar ucapan Key, ia mencoba menahan emosinya dalam menghadapi Key. Altan tidak menyangka jika mendapatkan hati Key itu sangat susah padahal wanita lain berlomba-lomba ingin menjadi ke kasihnya bahkan rela ia tiduri. "Meski kau terus menolak, kita tetap akan. menikah." Altan keluar lebih dulu dari mobil saat semua wartawan mencoba memotretnya. "Ayo cepatlah keluar," mata Altan yang penuh emosi menatap Key Dengan berat hati Key keluar dari mobil, ia terlihat begitu cantik mengenakan mini dress dengan rambut yang di gerai indah. Wajah Altan berubah seratus delapan puluh derajat ketika berhadapan dengan para wartawan. "Ck! kau bermuka dua," desis Key yang masih bisa di dengar oleh Altan. Semua wartawan memotret Altan dan Key, bahkan beberapa wartawan melontarkan berbagai pertanyaan. "Kapan kalian akan menikah Mr. Altan," ucap salah satu wartawan. "2 hari lagi kami akan menikah," ucap Altan. "Bagaimana dengan tunangan mu Sabrina, ku dengar kalian masih bertunangan?" ucap salah satu wartawan media online yang menarik perhatian Key. "Aku sudah lama membatalkan pertunangan itu." "Apa calon istri anda merupakan penyebab kandasnya hubungan kalian?" mata Key memicing menatap wartawan yang memberi pertanyaan tersebut. "Tidak, kami jauh lebih dulu saling mengenal sebelum aku bertunangan dengan Sabrina." Tanpa menjawab pertanyaan wartawan lainnya Altan segera membawa Key masuk ke dalam. Pesta ulang tahun pernikahan Diego dan Liliana di hadiri oleh para pebisnis. Mata Key terus meneliti orang-orang yang ada di sana. Altan memberikan ucapan selamat kepada Diego dan Liliana tak lupa ia juga memperkenalkan Key sebagai calon istrinya. Mata Key terus tertuju pada sosok pria yang tengah berbincang dengan Leo yang juga hadir di acara tersebut. "Aku haus," bisik Key. Altan lalu melepaskan tangannya dari Key dan melirik ke arah pengawalnya untuk mengawasi Key. Key berjalan mengambil minuman sambil melirik ke arah Leo, setelah itu ia mencoba mendekati Leo untuk mendengarkan percakapan mereka. "Hai nona, apa kau sendirian," ucap Samuel pria yang tengah berbicara dengan Leo "Emmm, ak-." "Perkenalkan nama ku Samuel, apa perlu aku temani," Samuel memotong ucapan Key. "Tidak perlu dia bersama ku," ucap Altan sambil menatap Samuel. "Owh Mr. Altan, maaf aku tidak tau jika dia milik mu. Baiklah aku permisi," Samuel pergi bersama Leo. Key tersenyum ketika melihat Samuel ketakutan dan menjauh dari nya, Altan yang melihat senyum Key hanya bisa diam terpaku melihat senyum manis yang tak pernah dia tunjukan pada nya. "Aku ingin merebutnya dari si b******k itu," ucap Samuel kepada Leo saat berjalan menghindari Altan. "Ku dengar kau sudah berhasil merebut Sabrina dari nya." "Ck! aku tidak merebutnya, w************n itu sendiri yang datang pada ku." *** Altan membawa Key ke mansionnya, Key hanya diam di dalam mobil saat Altan sudah keluar. Ia melihat selembar foto Lukas dan dirinya saat berada diatas ranjang tanpa sehelai benang pun. Ingatan pahit tentang masa lalunya kembali teringat. Key mencoba menahan sesak di dadanya, ia kemudian menghubungi Kenan untuk menjemputnya. "Jemput aku sekarang juga." Altan merebut ponsel Key mematikan panggilannya, ia menarik Key untuk masuk ke dalam mansionnya. Altan melempar Key ke sofa yang juga tengah di duduki Jonathan. "Wow bro kau kasar sekali." "Hahahaha." Key tertawa terbahak-bahak. Altan dan juga Jonathan di buat bingung oleh tingkah Key. Ia terus tertawa meski Altan sudah menyuruhnya diam, hingga Altan mencengkram kedua tangannya. "Berhentilah tertawa," teriak Altan yang sudah geram dengan tingkah Key. Key menatap mata Altan dengan penuh emosi, perlahan Altan melepas cengkeramannya. "Pukul aku Lukas pukul aku, apa tanganmu sakit hah. Apa kau tengah menunggu teman-teman mu untuk menyiksaku?" Altan diam mencerna ucapan Key. "Kau hanya pria b******n yang hanya berlindung di ketiak teman-teman mu" Key menundukkan wajahnya sambil menangis terseduh-seduh. Jonathan hanya diam memperhatikan mereka. Ada rasa bersalah di hati Altan, ia kembali mendekati Key "Maaf, maafkan aku" Prang Key memukul kepala Altan dengan gelas yang ada di hadapannya. Seketika darah segar mengalir dari kepala Altan. Jonathan dan para pengawalnya segera menolong Altan membawanya menjauh dari Key. "Cepat kau panggil ambulan," teriak Jonathan panik. Wajah Altan dipenuhi darah, ia menatap Key yang menyeringai sambil menatapnya. Terlihat kebencian yang begitu dalam kepada Lukas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD