Berburu Pisang

931 Words
Key terbangun saat mendengar suara pria yang tengah berbicara. Perlahan ia membuka matanya, rasa nyeri di sekujur tubuhnya membuat Key enggan untuk beranjak dari ranjang. Mata Key memperhatikan seluruh ruangan, ia sadar jika itu bukan kamarnya. Ia mencoba duduk, namun betapa kagetnya Key saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun di balik selimut yang membungkus tubuhnya. Tak lama, Key melihat wajah pria yang ia kenali berjalan mendekatinya. "Kau sudah bangun," ucap Altan menyilangkan kedua tangannya. "Apa yang kau lakukan pada ku?" "Aku tidak melakukan apa-apa, kau yang menginginkan nya." Key beranjak dari ranjang dengan melilitkan selimut ditubuh nya, namun saat akan melangkah ia merasa nyeri di daerah kewanitaannya. Ia pun kembali duduk membelakangi Altan. "Dimana baju ku?" "Sudah kau robek," ucap Altan enteng "Ck! Kau melakukan nya seperti Lukas. Oops aku lupa kalau kalian saudara, memiliki sifat yang sama. Sama-sama b******k!" Key berdiri mencoba berjalan meski masih terasa sakit di kewanitaan nya. Ia melewati Altan sambil mengencangkan lilitan selimut di tubuhnya. "Kau akan keluar hanya mengenakan selimut?" Key tak bergeming ia kembali berjalan namun Altan menahan tangannya. Tok, tok, tok. Altan membuka pintu sedikit agar orang di sebalik pintu tidak melihat Key. Terlihat pria tersebut memberikan paper bag kepada Altan. Ia kemudian menutup kembali pintu kamar dan berbalik ke arah Key. "Pakailah ini, kau harus mengganti pakaianmu." Key mengambil paper bag itu dengan kasar dan langsung berjalan ke kamar mandi. Key menatap cermin yang menampilkan tubuh indahnya yang telah di penuhi banyak kissmark. Ia tersenyum menatap miris ke arah cermin pranggg. Cermin tersebut pecah serpihan kaca itu berserakan di mana-mana bahkan ada yang melukai kakinya. Altan yang mendengar suara pecahan kaca segera berjalan ke kamar mandi mencoba membuka pintu tapi pintunya terkunci dari dalam. "Oh shitt." Altan berlari ke arah pintu keluar memanggil bodyguard nya untuk membuka pintu kamar mandi. Ia terlihat panik, takut terjadi sesuatu dengan Key. Brugh, bodyguard menendang pintu kamar mandi Brugh, brugh. Pintu tersebut akhirnya terbuka, Altan mendekati Key terlihat tangan dan kakinya penuh dengan darah segar. "Apa yang kau lakukan, kau ingin mati," Key hanya diam Altan langsung membuka bajunya memakaikan kepada Key yang terlihat masih polos. Ia menuntun Key untuk keluar dari kamar mandi dan mendudukkan nya di atas sofa. Altan mencoba mencari kotak obat untuk mengobati luka di tangan dan kaki Key. Dengan tangan bergetar Altan membersihkan luka di tangan Key yang sama sekali tidak meringis kesakitan, bahkan saat Altan mengoleskan antiseptik sekali pun. "Maaf, aku akan bertanggung jawab atas semua yang telah aku lakukan padamu." Key masih diam "Aku akan mengantarmu pulang, setelah aku mengobati luka mu." Altan mengantar Key ke apartemen nya, Key segera menutup pintu apartemen nya tidak membiarkan Altan masuk. Terdengar tangisan di sebalik pintu yang bisa Altan dengar, tangisan pilu yang sukses membuat hatinya terasa teriris. Ia pun segera mengambil ponselnya yang ada di saku celana dan menghubungi seseorang. "Persiapkan penerbangan ku ke Indonesia sekarang juga." *** Setelah kejadian itu Altan tidak pernah menampakan lagi wajahnya. Seminggu berlalu Key sudah kembali ke kehidupannya mengenyahkan pikirannya tentang kejadian itu. "Nanti malam ku dengar akan ada pesta pisang, kau akan ke sana." ucap Kenan. "Hmm, kalian ikut dengan ku, aku takut kewalahan mengambil pisang-pisang itu dari tangan mereka." "Baiklah kami akan mempersiapkan semua nya," ucap Baraq penuh antusias. Key menyadari sosok pria yang tengah memperhatikan nya di luar cafe ia yakin pria tersebut suruhan Altan. Mereka bertiga kembali berkerja setelah melihat pria tersebut terus menatap Key. "Apa harus ku bereskan," bisik Baraq sambil mengepal kan tangannya. "Biarkan saja mereka hanya lalat." Key melakukan wink membuat Baraq meleleh di buatnya. Key melihat ponselnya bergetar dan menampilkan nama Daniel di sana. "Hai dad." "Hai sweetheart, anak nakal ini kenapa tidak memberi tahu dad kalau kau akan menikah." "Hah menikah, maksud dad." "berhentilah berpura - pura, ternyata kau pintar dalam memilih pria dia akan menjadi sumber kekuatan bisnis kita." "Dad, aku tidak mengerti dengan ucapan mu?" "Kemarin Altan Xavier Dimitri datang ke rumah meminta ijin untuk menikah dengan mu. Dad setuju karena dia pasti bisa membahagiakan mu dan bisnis kita" "What the f**k, aku tidak akan menikah dengannya." Key menutup panggilannya sepihak, ia tidak menyangka Daniel dan Demian mendorongnya untuk menikah dengan kakak dari pria yang telah menghancurkannya. Key mengetik nomor ponsel seseorang yang tidak tersimpan di kontaknya. "Siapkan magnum dan glock." "Akan ku siapkan, apa imbalannya?" "Hm, akan ku berikan salah satu pisang untuk mu" "Baiklah." *** Dermaga Terlihat beberapa orang pria menurunkan peti dan memasukannya ke sebuah mobil box. Seorang pria tengah memperhatikan pergerakan mereka dengan menggunakan monocular. "Umpan telah siap," ucapnya Mobil box yang membawa pisang itu pun pergi untuk mengantar pesanan. Namun di pertengahan jalan terlihat sebuah mobil menembak ke arah mobil box tersebut hingga menewaskan salah satu pria yang tengah bersama pengemudi. Tak lama datang lah mobil dari arah belakang mobil box menembaki mobil yang ada di depannya. Baku tembak pun tak terelakkan, hingga supir mobil box itu pun berhenti karena tertembak di perutnya. Terlihat seorang wanita dengan mengenakan baju serba hitam keluar dari mobil tersebut dengan memakai penutup wajah. Dengan gagah ia menembaki pria yang berada di mobil yang juga berhenti bersiap menembaknya. Setelah lawannya terkapar, seorang pria lainnya yang ikut bersama wanita itu pun langsung mengambil alih kemudi box dan membawa pergi mobil tersebut. Wanita itu pun masuk kembali ke dalam mobilnya dan langsung tancap gas dari lokasi tersebut. "Apa!" Plakk, plakkk Leo menampar asistennya yang memberi taunya jika mobil box yang membawa senjata api ilegal miliknya telah di rampok. "Cari tau siapa yang melakukan ini pada ku, tidak akan ku biarkan mereka hidup tenang," ucap Leo sambil mengepalkan tangannya "Baik bos."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD